1 Petrus 2:16 Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.
Sebagai pemercaya yang telah lahir baru, kita sesungguhnya sudah dibebaskan dari belenggu dosa melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Kita dikatakan sudah tidak lagi mengenakan kuk perhambaan (Gal. 5:1). Pertanyaan selanjutnya, apakah arti kemerdekaan yang sesungguhnya? Banyak orang mengira kemerdekaan berarti bebas berbuat apa saja, sesuka hati kita. Kemerdekaan seringkali dimengerti sebagai kebebasan yang seluas-luasanya tanpa mempertimbangkan nilai-nilai dan norma-norma lagi.
Tuhan mau kita mengisi kemerdekaan yang diberikan oleh-Nya dengan hal-hal yang positif. Merdeka bukan berarti kita bisa hidup semaunya sendiri, sebab merdeka di dalam Kristus berarti kita harus tetap taat sebagai hamba-Nya, yang berjalan dalam kebenaran.
Kata merdeka mempunyai arti bebas dari pengaruh orang atau negara lain dan berhak menentukan kehidupannya sendiri, bebas dari orang atau kelompok lain. Apabila sudah merdeka dari pengaruh dosa atau belenggu apapun, maka harusnya kita menggunakan kemerdekaan itu untuk hal-hal yang positif dan membangun. Bukan malah menggunakan kemerdekaan dan kebebasan itu dengan semena-mena dan tidak bertanggung jawab. Juga bukan berarti kita bisa semaunya lagi berbuat dosa kembali, namun justru menyampaikan kabar baik itu kepada mereka yang belum mendengarnya, agar semakin banyak orang dimerdekakan.
Ayat di atas membenarkan cara hidup kita sebagai orang yang telah dimerdekakan oleh Tuhan, supaya dalam kebebasan tersebut kita tidak melakukan hal-hal yang buruk dengan mangatasnamakan kemerdekaan. Merdeka atau bebas tetap memiliki sebuah batasan, supaya kita tidak kembali terjajah atau kembali masuk dalam belenggu dosa dan maut. Merdeka bukan berarti kita dapat berbuat semau sendiri, sebab dalam kemerdekaan yang diberikan oleh Tuhan, kita dituntut supaya tetap taat sebagai hamba-Nya.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Sebagai umat yang telah dimerdekakan oleh Kristus lewat kematian-Nya di kayu salib, Tuhan mau kita tampil sebagai orang-orang yang turut memerdekakan orang lain dari segala dosa dan belenggu. Di tengah arus dunia yang begitu deras, akan ada begitu banyak orang yang akan terbawa arus apabila tidak sungguh-sungguh berjalan dalam dasar yang kokoh. Bahkan orang-orang yang sudah dimerdekakan namun menyalahgunakan kemerdekaan yang Tuhan sudah berikan, akan membuat dirinya kembali terbelenggu dan terbawa kembali oleh arus yang deras.
Apa yang harus kita lakukan agar tidak menyalahgunakan kemerdekaan yang Tuhan audah berikan?
(1). Miliki cara hidup yang baik
1 Pet. 2:12 Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.
Petrus mengingatkan kepada sebagian besar orang Yahudi yang sedang merantau di daerah Asia Kecil, agar sebagai perantau di negeri orang, mereka harus menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang melawan jiwa. Lebih dari itu, mereka harus berbuat baik di antara bangsa bukan Yahudi. Mengapa? Karena bangsa Yahudi itu merupakan bangsa pilihan yang harus menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Sebagai umat yang menyandang status bangsa pilihan tentu saja mereka harus menjaga diri mereka baik-baik, harus bersikap santun, sabar dan sejenisnya, agar mereka menjadi teladan.
Sebenarnya ada alasan lain mengapa mereka harus memiliki cara hidup yang baik, yaitu supaya orang-orang asing yang menganut aliran sesat paganisme (penyembahan berhala), tidak dapat memfitnah mereka, karena melihat perbuatan-perbuatan baik yang mereka lakukan. Perbuatan baik itu merupakan pertahanan terbaik dari orang-orang yang dapat berbuat jahat kepada kita. Yang lebih utama ialah agar mereka kelak dapat memuliakan Allah karena kehidupan perbuatan baik tersebut. Melalui perbuatan baik diharapkan, banyak orang dapat melihat Kristus dalam hidup mereka, dan pada akhirnya mereka juga akan bertobat dan dapat memuliakan Allah juga.
(2). Miliki kesadaran bahwa kita hanyalah “pendatang dan perantau”
1 Pet. 2:11 Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.
Rasul Petrus mengajarkan agar kita, sebagai umat pilihan Tuhan, harus senantiasa memiliki cara pandang terhadap diri kita sebagai orang-orang “pendatang dan perantau.” Mengapa demikian? Sebagai orang-orang yang telah dilahirkan baru di dalam Kristus, kita dikatakan sudah bukan berasal dari dunia dan bukan lagi milik dunia. Keberadaan kita di dunia sejak saat itu dikatakan sebagai pendatang dan perantau yang sifatnya sementara dengan maksud menjalankan misi Kerajaan Sorga. Mengapa dikatakan sementara? Karena keberadaan kita tentunya tidak untuk selama-lamanya berada di dunia. Ada masa di mana kita harus pulang ke tempat di mana Bapa kita berada.
Namun dunia hari-hari ini mencoba menarik keberadaan kita agar keluar dari rencana dan panggilan Tuhan sebagai “pendatang dan perantau.” Dunia mencoba membuat kita tinggal dan menetap untuk “selama-lamanya” di dunia. Dunia dan penduduknya berusaha menawarkan dan mengiming-imingi kita dengan tawaran-tawarannya yang menarik. Ada peperangan kuat dari dunia untuk menghancurkan keberadaan kita dari rencana Tuhan. Jadi sadari, akan selalu ada ketegangan besar yang akan terjadi. Pilihannya adalah, kita yang memengaruhi dunia atau dunia yang memengaruhi kita.
Mari jemaat Tuhan, baiklah kita mengisi kemerdekaan yang diberikan oleh Tuhan dengan hal-hal yang benar. Merdeka bukan berarti kita bisa hidup semaunya sendiri, sebab merdeka di dalam Kristus kita harus tetap taat sebagai hamba-Nya. Merdeka oleh karena Dia kita juga dituntut untuk memberitakan kabar baik melalui cara hidup kita kepada mereka yang belum percaya. Selamat menjadi berkat!
Tuhan Yesus memberkati!