Ibrani 4:14-16 (16) Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Penulis Ibrani mengajak orang percaya untuk tidak menjadi takut ataupun ragu-ragu untuk datang menghampiri hadirat Tuhan. Melalui pendamaian dan penebusan Yesus akan dosa-dosa kita di kayu salib, maka setiap orang percaya dapat menghampiri dan memasuki tahta kudus-Nya Tuhan. Sebab sebelum kematian Yesus, memasuki ruang maha kudus adalah sesuatu yang sangat sulit, bahkan hanya seorang imam besar Yahudi saja yang dapat masuk, itu pun setahun sekali dengan catatan dirinya dinilai kudus.
Tetapi Yesus jauh lebih tinggi dan lebih unggul dari imam besar manapun, sebab Dialah Imam Besar Agung yang melintasi bukan hanya ruang kudus saja tetapi juga melintasi langit dan yang datang dan masuk ke dalam sorga yang bukan buatan manusia. Ia sendiri telah membuka dan meruntuhkan tabir pembatas itu. Selain itu juga, Ia sebagai Imam Besar Agung bukan membawa domba atau binatang lainnya untuk dipersembahkan tetapi Diri-Nya sendirilah, Anak Domba Allah, yang menjadi korban pendamaian dan penebusan sehingga Ia benar-benar dapat merasakan penderitaan umat, bukan seperti imam-imam pada umumnya yang tidak turut merasakannya karena bukan dirinya yang dikorbankan
Satu kata yang dapat mewakili apa yang dilakukan oleh Yesus di atas kayu salib adalah kata “akses” (Yun.: prosagoge) yang memiliki arti: jalan masuk atau kebebasan untuk masuk (Ef. 3:12), sesuatu hal yang tadinya sangat sulit untuk dilakukan oleh manusia akibat dosa ditambah dengan segala perbuatannya yang tidak layak. Kita sebagai manusia benar-benar tidak memiliki hak untuk masuk, namun kemudian, ketika Kristus berperkara dengan dosa manusia, Ia kemudian membawa manusia yang sudah ditebus-Nya itu, memakaikannya jubah kebenaran dan mempersembahkannya ke hadapan Bapa Sorgawi. Sejak itu kita orang percaya beroleh “akses” untuk datang menghadap tahta kasih karunia Tuhan.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita saat ini. Tuhan menyatakan bahwa di saat akses untuk masuk mendekat dan mengenal Tuhan sudah begitu terbuka, ternyata didapati masih banyak umat Tuhan yang terlihat enggan memanfaatkan akses tersebut. Padahal akses untuk mendekat sudah diberikan Tuhan kepada setiap orang percaya tanpa memandang status, jabatan dan posisi kita. Banyak orang percaya yang cukup nyaman dengan status kekristenannya tanpa harus mengalami sesuatu yang lebih mendalam dengan Tuhan.
Hal apa yang akan kita alami ketika kita memanfaatkan akses ke tahta kasih karunia yang kita miliki ini?
(1). Dapat bergaul dalam keintiman dengan Bapa Sorgawi.
Ibrani 4:14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
Imam besar adalah orang nomor satu di dalam sistem keimaman dalam kepercayaan Yudaisme. Tugas seorang imam besar adalah mewakili bangsa Israel pada hari raya pendamaian. Pada hari itu, ia akan masuk melalui sebuah tirai ke dalam ruang mahakudus untuk mempersembahkan darah domba di atas tahta kasih karunia. Dengan melakukannya, maka dosa umat Israel diperdamaikan. Hal itu dilakukan berulang-ulang setiap tahun sampai imam tersebut meninggal. Begitu terbatas kemampuannya.
Berbeda dengan imam tadi, Yesus sebagai Imam Besar Agung telah mempersembahkan korban, yaitu Diri-Nya sendiri sebagai Anak Domba Allah, untuk sekali dan selamanya sebagai pendamaian atas dosa setiap umat manusia. Ia adalah Pribadi yang tepat untuk mendengarkan doa-doa kita, karena Ia telah memasuki Ruang Mahakudus di Sorga .
Semakin kita dengan penuh keberanian melangkah masuk ke tahta kudus-Nya, maka semakin kita mengenal Diri Pribadi Bapa Sorgawi dan sifat-sifat-Nya. Banyak hal yang sebelumnya tidak diketahui, namun kita akan dibuat semakin mengerti di hadirat-Nya. Pemazmur Asaf baru mengerti tentang kesudahan hidup orang fasik ketika ia memberikan dirinya untuk masuk lebih dalam ke tempat kudus-Nya Tuhan (Maz. 73: 17-18).
(2). Dapat menerima rahmat dan kasih karunia untuk mendapat pertolongan pada waktunya
Ibrani 4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Tahukah Anda mengapa kita diajak masuk dengan penuh keberanian menghampiri tahta kasih karunia Tuhan? Ternyata kata asli untuk “keberanian” di dalam bahasa Yunaninya adalah “parrhesia” yang berarti kebebasan untuk berbicara. Ketika kita datang kepada Tuhan dalam doa, janganlah malu-malu dalam menyatakan isi hati kita. Kita dapat melepaskan beban di hadapan Tuhan saat berani menyatakan apa saja seperti yang kita mau katakan dan keluhkan ke hadapan Tuhan.
Untuk mendapatkan kasih dari raja Ahasyweros demi kepentingan umat Tuhan, Ester dengan sangat berani datang menghadap sang raja. Sesungguhnya pada waktu itu sangat berbahaya menghadap raja jika tidak diundang. Sekalipun Ester adalah permaisuri raja, bila hati raja tidak berkenan bisa saja ia menerima hukuman mati. Ada tertulis: “Semua pegawai raja serta penduduk daerah-daerah kerajaan mengetahui bahwa bagi setiap laki-laki atau perempuan, yang menghadap raja di pelataran tanpa dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati. Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan hidup.” Ketika Ester datang menghadap raja dan menyatakan keluhan dan isi hatinya, maka ia beroleh kemurahan raja dan mendapatkan pertolongan yang tepat pada waktunya.
Mari umat Tuhan, saat ini berbeda dengan jaman Ester, oleh darah Yesus kita sekarang dengan penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Yesus sendiri telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,” (Ibr. 10:19-20). Dan akhirnya kita dapat menghadap hadirat Allah setiap saat. Gunakan akses yang sudah diberikan-Nya ini kepada kita. Selamat membangun hubungan dengan Tuhan dan mengenal Dia lebih dekat lagi.
Tuhan Yesus memberkati!