Ayub 1: 8- 10 (10) Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.
Suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap Tuhan, dan di antara mereka datanglah juga iblis. Apa yang Iblis lakukan saat itu? Kita dapat melihat dari jawaban si iblis ketika Tuhan bertanya kepadanya, “Dari mana engkau?”, dan dijawab iblis bahwa ia dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi (ay.7). Dari ayat 7 ini dapat kita lihat bahwa iblis adalah pihak yang sangat rajin. Ia tidak kenal lelah mengelilingi dan menjelajah bumi untuk membuat umat manusia terbujuk rayuannya dan berbuat dosa. Iblis terus menerus mencari cara agar manusia berbalik dari Tuhan dan terus menerus berbuat dosa di dunia ini.
Singkat cerita, Tuhan pun pada waktu itu membanggakan salah satu manusia yang begitu saleh, yaitu Ayub, kepada iblis. Tuhan memuji Ayub karena ia adalah orang yang saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (ay. 8). Kita dapat membayangkan betapa bangganya orang yang dipuji dan disanjung oleh Tuhan. Tetapi saat itu, iblis justru meremehkan Ayub dengan mengatakan “Ya wajar saja Ayub takut akan Tuhan, karena Tuhan sudah memberkati dan melindungi Ayub dengan memagari Ayub, baik dirinya, rumahnya dan segala yang dimilikinya dengan luar biasa. Seandainya Tuhan tidak memagari Ayub, pastilah iblis dapat menjamah segala yang dimiliki Ayub, dan Ayub pun pasti akan mengutuki Tuhan.”
Dari percakapan ini, kita dapat mengetahui bahwa iblis boleh saja berjalan mengelilingi dan menjelajahi bumi untuk mencari cara membawa umat manusia untuk jatuh ke dalam dosa. Namun semua itu menjadi tidak berarti ketika mengetahui bagaimana Tuhan melindungi setiap anak-anak-Nya dengan pagar di sekelilingnya. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun iblis seringkali mencoba untuk menjatuhkan orang percaya, tetapi sesungguhnya perlindungan Tuhan bagi anak-anak-Nya tidak pernah kurang. Ada pagar perlindungan yang kokoh dari Tuhan, yang tidak dapat ditembus oleh si jahat.
Kata memagari (Yun. Sook) memiliki makna seperti seorang petani yang mendirikan pagar berduri di sekeliling kebunnya. Hal ini ia lakukan untuk menjaga agar tidak ada satu binatang pun yang dapat masuk menerobos untuk memakan buah atau sayur yang ia tanami, termasuk perlindungan bagi ternak-ternaknya dari serangan binatang pemangsa. Begitu pun Tuhan, sebagai seorang Gembala, Ia sudah pasti akan memagari kita ternak-ternak-Nya dengan pagar yang kokoh dan kuat yang tidak dapat ditembus oleh apa pun dan oleh siapa pun. Ingat, bahwa si jahat dengan giatnya berjalan mencari celah untuk memangsa anak-anak manusia dengan berbagai caranya yang licik.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini, bahwa Ia sedang meyakinkan kembali kepada setiap kita, orang-orang percaya, bahwa tidak ada perlindungan yang paling kokoh selain pagar perlindungan yang dari Tuhan sendiri. Sekokoh-kokohnya manusia mendirikan tempat persembunyian, musuh masih tetap dapat menembusnya, kecuali Tuhan Yesus sendiri yang menjadi pagar perlindungan bagi kita. Pesan ini pun memeringatkan kita akan hari-hari ke depan di mana si jahat akan melakukan berbagai tindakan kejahatan yang lebih mengerikan lagi.
Ada beberapa penyebab orang percaya dapat kehilangan pagar perlindungannya, yaitu:
(1). Ketika Tuhan tidak dimuliakan di dalam kehidupan kita
Zakharia 2: 5 Dan Aku sendiri, demikianlah firman TUHAN, akan menjadi tembok berapi baginya di sekelilingnya, dan Aku akan menjadi kemuliaan di dalamnya.”
Ini merupakan seruan nabi Zakharia yang ditujukan umat Israel untuk kembali bertobat dari jalan-jalannya yang salah. Telah lama Yerusalem ditinggalkan bangsa Israel pada masa pembuangan mereka akibat perbuatan mereka yang berulang kali mencemarkan nama Tuhan semesta alam. Kini setelah habis masa pembuangan, mereka dituntun untuk kembali pulang ke Yerusalem untuk membangun kembali tempat agar nama Tuhan dimuliakan kembali. Ada ketakutan pada mereka apabila musuh akan melakukan hal yang sama sepert di masa lalu, yaitu memporak-porandakan kembali rumah Tuhan dan menawan mereka. Namun Tuhan lewat nabi-Nya meyakinkan bahwa Tuhan sendiri yang akan menjadi pagar tembok berapi di di sekeliling umat-Nya. Namun pagar itu tidak akan terjadi, kecuali Tuhan menjadi kemuliaan di dalamnya.
Hal yang sama akan Tuhan lakukan bagi kita di masa sekarang, yaitu Ia sendiri yang akan menjadi pagar tembok berapi di sekeliling kita, di sekeliling rumah tangga kita, di sekeliling tempat pekerjaan dan usaha kita. Namun hal itu tidak akan otomatis terjadi kecuali apabila nama Tuhan Yesus sendiri yang menjadi kemuliaan satu-satunya di dalamnya. Seringkali orang percaya berseru meminta perlindungan kepada Tuhan, namun perlindungan sepertinya tidak sungguh-sungguh mereka alami. Penyebabnya adalah mereka tidak sungguh-sungguh memuliakan Tuhan dalam kehidupan mereka.
(2). Ketika berjalan tanpa tudung rohani yang benar
1 Tawarikh 17: 9 Aku akan menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan akan menanamkannya, sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan dan tidak pula ditekan oleh orang-orang lalim seperti dahulu,
Sudah sekian lama umat Israel mengembara tanpa memiliki satu tempat yang permanen dimana mereka dapat menetap dan “ditanam” dengan aman, sehingga mereka dapat dengan tenang memuliakan Tuhan tanpa dapat dikejutkan dan ditekan oleh orang-orang lalim seperti dahulu. Tuhan memberikan sebuah tempat melalui Daud agar umat-Nya tidak lagi berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dan dikejar-kejar atau pun diganggu oleh musuh-musuh mereka. Kata “menanamkannya” (Ibr. Nawtah) memiliki arti “to be planted” atau menancapkan/membenamkannya ke tanah untuk membuat benih bertumbuh. Ini sebenarnya Tuhan sedang menggambarkan umat-Nya seperti benih yang perlu segera ditanam kalau tidak mau benih-benih itu menjadi kering dan mati atau dimakan oleh burung-burung pemakan biji.
Tudung atau payung rohani adalah sebuah pagar perlindungan yang Tuhan berikan pada waktu bangsa Israel melakukan perjalanan dari Mesir menuju ke Tanah Perjanjian di bawah kepemimpinan Musa. Dapat dibayangkan betapa panasnya kondisi padang gurun pada waktu siang, dan dinginnya udara pada waktu malam, belum ditambah binatang-binatang berbisa yang mengintai mereka di sepanjang perjalanan. Agar umat Israel dapat berjalan dengan aman maka Tuhan memberikan sebuah tudung yang besar bagi mereka yaitu tiang awan dan tiang api untuk melindungi mereka.
Mari umat Tuhan, untuk mengalami pagar perlindungan dari Tuhan, apakah nama Tuhan Yesus sudah benar-benar dipermuliakan lewat kehidupan kita? Dalam hidup, dalam perkataan dan perbuatan kita. Juga apakah kita saat ini sudah berjalan dalam sebuah “tudung rohani” yang benar dimana kita dapat tinggal sambil digembalakan dengan benar dan mengalami pertumbuhan rohani dengan baik?
Tuhan Yesus memberkati!