1 Samuel 10: 6 Maka Roh TUHAN akan berkuasa atasmu; engkau akan kepenuhan bersama-sama dengan mereka dan berubah menjadi manusia lain.
Pengurapan Tuhan adalah kemampuan supranatural yang memampukan kita melakukan tugas tertentu atau khusus dari Tuhan. Pengurapan itu berasal dari Tuhan dan diberikan kepada orang percaya, dan hanya Tuhanlah yang bisa dan sanggup memberikan kemampuan supranatural itu. Ketika pengurapan Tuhan turun atas diri seseorang, maka ada kemampuan yang mengubah segala sesuatu sesuai kehendak dan rencana Tuhan. Contohnya, Saul. Ketika pengurapan Tuhan turun dan Roh Allah hinggap atas Saul, Alkitab mencatat bahwa Roh Tuhan berkuasa atasnya, ia mengalami kepenuhan bersama-sama dengan orang-orang yang diurapi lainnya, berubah menjadi manusia yang lain, hatinya diubah, tubuhnya menjadi kuat, ia bernubuat, dan lain-lain.
Perubahan-perubahan itu sungguh-sungguh dialami oleh Saul, artinya bahwa seorang Saul pun bisa menjadi pribadi yang berbeda karena power atau kuasa Tuhan yang menyertainya, sehingga apapun yang dilakukannya berhasil karena Tuhan.
Tuhan mau hari-hari ini kita berjalan lebih lagi dalam pengurapan-Nya, karena pengurapan itu akan memampukan kita untuk mengalami hal-hal yang luar biasa bersama Tuhan. Kita belum mengetahui persis apa yang akan Tuhan lakukan kemudian kepada kita, tetapi percayalah bahwa pengurapan yang kita terima merupakan langkah awal Tuhan untuk melakukan perkara-perkara yang luar biasa melalui kita.
Ingatlah apa yang Tuhan lakukan lewat murid-murid-Nya dalam Kisah Para Rasul, dimana tanda-tanda dan mujizat dialami oleh para murid di manapun mereka berada. Bahkan berita Injil Kerajaan Sorga tersebar begitu pesat di masa-masa tersebut. Hasilnya, dua pertiga penduduk dunia pada waktu itu mengenal Yesus Kristus. Semua hal dahsyat yang terjadi itu diawali oleh peristiwa kepenuhan Roh Kudus di hari Pentakosta. Dan Tuhan mau kepenuhan Roh Kudus itu masih terus dialami oleh murid-murid-Nya di masa sekarang.
Apa saja yang harus kita perbuat supaya pengurapan Tuhan senantiasa mengalir di dalam kita, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:
(1). Prioritaskan Tuhan di atas segala sesuatu.
1 Sam.13: 13 Kata Samuel kepada Saul: “Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya.
Meskipun pengurapan Tuhan ada pada Saul, tidaklah berarti semua yang dilakukan oleh Saul ada dalam kendali Tuhan sepenuhnya, karena Tuhan tidak menjadikan orang percaya yang diurapi-Nya menjadi seperti robot. Tuhan tetap memberikan kehendak bebas kepada umat-Nya untuk bertindak. Entahkah mau bertindak dalam pimpinan Tuhan ataupun bertindak atas kehendaknya sendiri.
Ketika bangsa Israel sedang terjepit oleh desakan pasukan Filistin yang hendak menyerangnya, dan melihat orang banyak sudah berlarian meninggalkannya, maka Saul yang sedang tercekam ketakutan itu berinisiatif untuk membakar sendiri korban bakaran yang seharusnya hanya boleh dilakukan oleh nabi Samuel. Saul melakukan itu karena ia hanya melihat kepada kenyataan bahwa musuh sudah sedemikian mendesak dan rakyat mulai kocar-kacir meninggalkannya. Ia lupa akan perintah yang Tuhan sampaikan melalui nabi Samuel.
Ketika kita memprioritaskan Tuhan dalam hidup kita, maka Tuhan berjanji akan menjadi penyedia dan pembela kita dalam segala hal. Janganlah melihat pada besarnya masalah yang dihadapi, tetapi fokuslah kepada besarnya kuasa Tuhan. Dalam hal inilah Saul gagal, padahal Tuhan tadinya hendak mengokohkan kerajaannya atas orang Israel selama-lamanya.
(2). Tetap tinggal di dalam Tuhan
1 Yoh 2: 27C “… dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.”
Pengurapan Tuhan yang turun atas kita itu punya cara dan proses kerjanya sendiri, oleh karena itu biarkan Tuhan yang melakukannya. Sekalipun Daud sudah diurapi Tuhan lewat nabi Samuel untuk menjadi raja menggantikan Saul, namun ia tidak serta merta langsung menjadi raja atas Israel. Perlu proses, pelan tapi pasti, tidak selalu instan. Sekalipun Roh Tuhan hadir dan menguasai hidup Daud, namun tidaklah berarti bahwa segala jalan yang ada di hadapannya lantas terbentang tanpa hambatan ataupun ia menjadi tahu pasti apa yang Tuhan inginkan darinya. Tuhan memberikan tuntunan-Nya selangkah demi selangkah. Selain itu Daud pun perlu belajar berjalan bersama Tuhan dalam kesehariannya sehingga kepekaannya atas tuntunan Tuhan dapat terus terbangun.
Dengan berjalan langkah demi langkah dalam pengurapan Tuhan hari demi hari itu, maka tanpa ia sadari Tuhan sedang membawa Daud terus masuk dalam rencana-Nya. Hasilnya, Daud dimahkotai sebagai raja yang sangat dikasihi Tuhan dan dihormati manusia. Sekalipun Daud pernah bersalah, tapi ketika ditegur ia menyesali perbuatannya dan bertobat. Daud tahu persis bagaimana hidup tanpa pengurapan Tuhan, oleh karena itu hanya satu permintaan Daud kepada Tuhan yaitu “Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!” (Maz. 51: 13)
Mari umat Tuhan, kita tidak tahu persis ke mana dan seperti apa Tuhan hendak membawa kita. Namun satu hal yang pasti, apabila kita mau berjalan dalam pengurapan-Nya, maka sesungguhnya selangkah demi selangkah kita sedang dibawa terus maju menuju rencana-Nya yang luar biasa, seperti Daud, yang pada akhirnya dianugerahkan mahkota untuk menjadi raja atas bangsa Israel.
Tuhan Yesus memberkati!