Kisah Para Rasul 16:6-12 (11) Lalu kami bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tibalah kami di Neapolis; dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, …
Kisah perjalanan pelayaran rasul Paulus ke Makedonia ini tidak terjadi begitu saja. Semua diawali ketika ia memiliki beban untuk memberitakan Injil ke Asia. Dalam perjalanannya ke Asia ia dicegah oleh Roh Kudus. Karena itu, ia memutuskan untuk pergi ke daerah Bitinia, namun lagi-lagi Roh Kudus tidak mengizinkannya pergi ke sana. Suatu malam dalam sebuah penglihatan tampaklah oleh rasul Paulus seorang Makedonia yang berdiri sambil berseru kepadanya memohon untuk menyeberang dan menolong mereka. Maka segeralah ia pergi menuju ke Makedonia.
Dari peristiwa itu mengertilah kita, bahwa Tuhan memiliki berbagai cara untuk berkomunikasi kepada orang-orang percaya yang benar-benar rindu mendengarkannya. Awalnya, kita melihat rasul Paulus seperti berjalan tanpa kepastian arah, namun sesungguhnya ia adalah orang yang senantiasa terhubung dengan Sang “Navigator sejati”. Ia senantiasa terarah dan terbuka akan setiap pesan dan tuntunan Tuhan, dan taat untuk melakukannya manakala arahan Tuhan datang kepadanya. Maka keesokan harinya, dengan menggunakan sebuah kapal laut berlayarlah Paulus beserta teman-temannya menuju tempat yang dikehendaki Tuhan, yaitu Makedonia.
Terlepas dari jenis perjalanan yang akan kita tempuh, entahkah perjalanan darat, laut atau pun udara, atau khususnya perjalanan kehidupan yang kita jalani, sudah selayaknya kita selalu terhubung dengan Tuhan. Berjalan tanpa mencari atau pun mendengar tuntunan dari Tuhan adalah sebuah perjalanan yang berbahaya. Bagaikan sebuah kapal laut yang berlayar begitu saja tanpa menggunakan layar, maka kapal akan berjalan kesana kemari mengikuti gelombang laut, tanpa sebuah tujuan yang pasti.
Seorang pelaut sejati adalah seorang yang cakap untuk memainkan layar kapalnya. Layar bagian mana yang harus ia naikkan dan bagian mana yang harus ia putarkan ketika angin sedang berhembus. Tidak selalu ia harus menyalakan mesin kapalnya atau pun tidak selalu ia harus mendayung dengan kekuatannya sendiri. Pelaut yang cakap akan tahu menggerakkan kapalnya dengan menggunakan tenaga angin. Yang dibutuhkan hanyalah keterampilan di dalam memerhatikan arah angin dan memainkan kain layarnya.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Kalau kita perhatikan pesan demi pesan yang Tuhan berikan selama beberapa minggu terakhir ini, bukankah Tuhan sedang mengajarkan banyak hal kepada kita? Melalui visi “Menjadi kendaraan-Nya Tuhan”, ternyata Tuhan menghendaki kita menjadi orang-orang yang cakap di dalam berbagai keadaan. Bukan hanya cakap membawa barang dan jiwa-jiwa saja (orang yang mengendarai truk), namun juga seorang yang mengisi penuh-penuh bahan bakar pesawatnya apabila tidak mau jatuh. Minggu ini Tuhan mengajarkan kita untuk menjadi seorang pelaut yang handal, yang tahu mengembangkan layar dan tahu kemana arah angin berhembus.
Beberapa hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini adalah:
(1). Belajar memahami cara Roh Kudus bekerja
Kis.16:6-7 (6) Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. (7) Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka.
Yesus di dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus pernah memberikan sebuah ilustrasi yang indah di dalam menggambarkan bagaimana Roh Kudus bekerja. Roh Kudus itu digambarkan seperti angin yang bertiup kemana pun Ia mau, kita tidak bisa melihat baik bentuk dan rupanya, namun dapat merasakan hembusannya dan dampak karyanya. Hanya orang-orang yang lahir dari Roh yang dapat merasakan kemana Ia berhembus. Sebaliknya, orang-orang yang tidak lahir dari Roh sulit untuk mengetahui kemana arah Roh Tuhan sedang berhembus.
Rasul Paulus adalah seorang yang terbiasa berjalan di dalam pimpinan Roh Tuhan. Ia paham ketika Roh mencegahnya untuk memberitakan Injil di wilayah Asia atau pun ketika Roh Kudus mencegahnya untuk masuk ke wilayah Bitinia. Tidaklah salah bagi dia untuk pergi melakukan penginjilan mengingat masih banyak orang-orang di Asia yang belum mengenal Kristus, namun ia memahami bahwa ada hal yang lebih penting yang ia harus lakukan segera, yaitu pergi ke Makedonia. Tuhan lebih mengetahui bahwa wilayah Makedonia lebih membutuhkan pelayanan Paulus dan teman-temannya. Atas dasar tuntunan Roh Kuduslah maka Paulus berangkat ke Makedonia.
(2). Belajar memahami keadaan cuaca dan musim yang sedang berlangsung
Kis. 16:11 Lalu kami bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tibalah kami di Neapolis;
Ketika Paulus menyadari bahwa Tuhan menghendaki ia pergi ke Makedonia, maka tanpa menunda-nunda ia segera bersiap-siap untuk berangkat menuju Makedonia melalui beberapa rute perhentian. Ia menyadari bahwa inilah kairos (waktu Tuhan) bagi dia untuk melakukan tindakan yang dikehendaki tanpa ragu-ragu. Apabila ia menunda-nunda lagi, akan datang sebuah masa atau musim yang lain dimana Tuhan sudah tidak membutuhkannya lagi untuk ia melayani orang-orang di Makedonia, karena Tuhan memiliki masa dan waktu-Nya sendiri.
Ingat, bahwa Yesus suatu hari pernah mengajarkan suatu pelajaran penting tentang masa dan waktu kepada murid-murid-Nya. Ia mengatakan bahwa kita harus mengerjakan pekerjaan Tuhan, selama hari masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja. Artinya ada masa dimana kita memiliki kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang dikehendaki Tuhan, karena ada musim yang akan segera berganti dimana kita sudah tidak bisa melakukannya lagi.
Mari umat Tuhan, ketika pesan Tuhan mengatakan bahwa kita harus mengembangkan layar kapal kita, artinya Tuhan mau menghembuskan angin-Nya kepada kita. Inilah musim dimana kita tinggal menaikkan kain layar kapal kita dan membiarkan Tuhan melalui Roh Kudus-Nya membawa kita ke tujuan-Nya Tuhan. Ingat, inilah saatnya! Akan datang suatu musim yang lain dimana layar mungkin waktunya diturunkan. Pelaut yang baik, mengetahui kapan waktu berlabuh dan kapan waktu untuk berlayar. Selamat melaksanakan pekerjaan Tuhan di musim yang baru ini!
Tuhan Yesus memberkati!