Kisah Para Rasul 3:3-8 (6) Tetapi Petrus berkata: “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!”
Manusia umumnya memiliki kebiasaan untuk selalu melihat apa yang tidak mereka punyai ketimbang menyadari betul-betul apa yang ada pada mereka untuk diolah semaksimal mungkin. Dan kemudian cenderung menghabiskan waktu mengejar sesuatu yang mereka rasa belum mereka miliki tersebut. Banyak orang yang terus mencari apa yang mereka anggap penting, tanpa pernah menyadari sesuatu yang sesungguhnya penting yang sebenarnya sudah mereka miliki. Jika dalam hal ini tidak berhati-hati, maka orang bisa-bisa terjebak pada rasa marah dan kecewa kepada Tuhan dan sesama.
Jika untuk hidup sendiri saja manusia sudah sulit merasa puas dan tidak mengetahui potensi yang ada pada mereka, apalagi dalam hal melayani atau menolong orang lain. Betapa tidak mudahnya seseorang untuk menyadari hal penting apa yang seharusnya mereka kejar, ketimbang kekurangannya. Padahal mengetahui potensi dalam diri sendiri sungguh penting baik untuk kemajuan diri orang itu sendiri, maupun dalam mengulurkan tangan membantu orang lain.
Kita bisa belajar mengenai hal ini dari kitab Kisah Para Rasul di atas, dimana dikisahkan mengenai Petrus dan Yohanes ketika menyembuhkan orang lumpuh tepat didepan pintu masuk Bait Allah. Pada waktu itu Petrus dan Yohanes tengah menuju ke Bait Allah menjelang waktu berdoa. Di luar Bait Allah ada seorang laki-laki yang lumpuh sejak lahir. Ia selalu diletakkan disana untuk meminta sedekah kepada orang-orang yang hendak masuk ke Bait Allah.
Melihat Petrus dan Yohanes, ia pun seperti biasa meminta sedekah. Menariknya, Petrus menanggapi si pengemis lumpuh dengan sesuatu yang berbeda. “Tetapi Petrus berkata: “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!”
Langsung pada saat itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. Betapa senangnya hati orang lumpuh itu. Ia pun segera menikmati sesuatu yang baru baginya, yang sebelumnya tidak ia harapkan. Ia terus berjalan kesana kemari, melompat-lompat, bahkan ikut masuk ke dalam Bait Allah sambil terus memuji Tuhan. Dan hal itu pun menjadi kesaksian bagi semua orang yang melihat kejadian pada saat itu.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Ada orang-orang yang tidak menyadari apa yang penting yang seharusnya memenuhi mereka. Petrus dan Yohanes tahu pasti apa yang ia miliki, dan ia tidak perlu mengeluh terhadap apa yang tidak ia punyai. Ia memakai apa yang ada padanya untuk memberkati orang lain, dan itu jauh lebih indah daripada sekedar harta seperti yang diminta orang lumpuh tersebut dan yang dikejar oleh banyak orang. Tuhan mau hari-hari ini kita memiliki cara pandang yang benar tentang apa yang ilahi dan kejarlah untuk penuh di area tersebut, lalu bagikanlah.
Beberapa hal yang harus kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan bagi kita ini, di antaranya:
(1). Kenali apa yang ada dan tidak ada pada kita.
Kis. 3:6 Tetapi Petrus berkata: “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!”
Melalui poin ini kita belajar untuk mengenali mana yang penting yang ada pada kita dan bersikap benar terhadap apa yang tidak kita miliki. Melihat jawaban Petrus di atas, jelas sekali bahwa Petrus tahu pasti apa yang ia miliki, dan ia tidak perlu mengeluh terhadap apa yang tidak ia punyai. Ia memakai apa yang ada padanya untuk memberkati orang lain, dan itu jauh lebih indah daripada sekedar harta seperti yang diminta orang lumpuh tersebut.
Hari-hari ini banyak orang, termasuk orang percaya, yang berjalan tertunduk malu dan merasa kecil hanya karena merasa berbeda dengan orang lain. Tanpa disadari manusia memang seringkali membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain dalam hal kepemilikan. Ketika melihat orang lain memiliki banyak dan dirinya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki cukup, maka hal itu secara tidak langsung menjadikan dirinya seolah-olah kecil dan tidak layak. Dan ini yang seringkali menghambat dirinya untuk berbuat sesuatu bagi orang lain sebagai alat-Nya Tuhan.
(2). Kenali inti persoalan yang kita hadapi.
Kis. 3:3-4 (3) Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. (4) Mereka menatap dia dan Petrus berkata: “Lihatlah kepada kami.”
Orang yang lumpuh sejak lahir ini sangat menyadari sekali keberadaan dirinya yang tidak bisa melakukan apa-apa selain menantikan belas kasihan orang-orang yang mengusungnya dan orang-orang yang mau memberikan sedekah kepadanya. Ia merasa bahwa masalah terbesar dalam hidupnya adalah lumpuh dan miskin. Dan merasa masalah tersebut hanya bisa diatasi dengan duduk di dekat pintu gerbang Bait Allah dan menantikan seberapa banyak orang-orang akan memberikannya sedekah. Ia telah menjalani hal itu selamat empat puluh tahun.
Namun di hari ia bertemu dengan Petrus dan Yohanes yang sedang menuju ke Bait Allah untuk beribadah, tiba-tiba hidupnya berubah. Ia mengalami mujizat kesembuhan! Kaki dan mata kakinya seketika menjadi kuat dan dapat berjalan, bahkan dapat melompat-lompat. Ia benar-benar tidak pernah mengharapkan bahwa hal itu akan terjadi. Ia merasa solusi atas segala masalahnya selama itu hanyalah uang, sedangkan Tuhan menghendaki ia untuk belajar sesuatu bahwa solusi yang ia perlukan adalah beriman kepada-Nya supaya dapat berjalan. Ternyata selama itu ia tidak mengenali inti persoalan yang ia hadapi.
Mari jemaat Tuhan, lewat pesan-Nya ini Tuhan mau kita mengenali keadaan kita. Apakah kita sungguh-sungguh mengenali pokok permasalahan kita dan apa yang kita sedang kejar selama ini. Kenali apa yang penting, penuhlah di dalamnya, dan bagikanlah itu. Tuhan akan melakukan bagian-Nya atas kita. Selamat menjadi kendaraan-Nya Tuhan!
Tuhan Yesus memberkati!