Roma 13: 8-14 Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!
Ayat-ayat tersebut merupakan pesan Tuhan bagi kita minggu ini, yaitu tentang pentingnya hidup dalam ketertiban di waktu dimana kedatangan Yesus sudah semakin dekat ini. Tahukah saudara apa yang dilakukan seorang pelari jarak jauh pada putaran terakhir menjelang hampir dicapainya garis finish? Meskipun ia sudah begitu lelah setelah berlari sedemikian jauh, namun menjelang tibanya garis akhir ia akan menambah kecepatannya untuk bisa menyelesaikan dengan baik dan kemudian memperoleh medali perlombaan.
Rasul Paulus dalam surat Roma ini berulangkali menekankan bahwa kita telah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman, kemudian karunia kebenaran Allah ini dinyatakan dalam kematian kita bagi dosa dengan Kristus. Bahwa kehidupan yang diubah dalam Kristus ini seharusnya mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih pada semua bidang kehidupan, namun rasul Paulus mendapati bahwa menjelang zaman berakhir masih banyak didapati umat Tuhan yang masih hidup dalam ketidaktertiban dan ketidakaturan. Ketidaktertiban atau ketidakteraturan ini memiliki makna, yaitu menempatkan sesuatu yang sangat penting ke posisi yang tidak penting dan menempatkan yang tidak penting ke posisi yang utama.
Apa yang harus kita responi berkaitan dengan pesan tersebut di atas?
(1). Menempatkan Yesus sebagai kepala
Kol. 1: 18 Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.
Sehebat apapun tubuh seseorang beserta organ-organ yang ada di dalamnya, menjadi tidak berarti apa-apa jika tidak memiliki satu bagian tubuh yang disebut kepala. Demikian halnya dengan kita, sehebat apapun kita sebagai tubuh Kristus, akan menjadi sesuatu yang tidak ada artinya apabila tidak menempatkan Tuhan Yesus sebagai kepala dari segala sesuatu.
Menempatkan Yesus sebagai kepala adalah menjadikan Yesus sebagai prioritas utama dalam hidup kita, menjadikan tujuan Kerajaan Sorga menjadi tujuan hidup kita, menjadikan Yesus sebagai Yang dimuliakan di atas segala sesuatu, menjadikan firman-Nya sebagai fondasi bagi kita. Kita dapat membayangkan apa yang akan terjadi ketika jemaat Tuhan tidak menempatkan Yesus sebagai Kepala. Melihat tidak seperti Yesus melihat, mendengar tidak seperti Yesus mendengar, berbicara tidak seperti Yesus berbicara, dsb.
Alkitab mencatat bahwa seseorang tidak bisa mengabdi kepada dua tuan, karena apabila demikian maka ia akan membenci yang satu dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Menempatkan sesuatu yang lain selain daripada Yesus, akan membuat semua kepentingan Kerajaan Sorga mulai tidak mendapat tempat dalam hidupnya.
(2). Menempatkan kesukaan Yesus di atas yang lain
Rom. 13: 12- 14 (14) Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya (=make no provision for the flesh).
Seseorang dapat memiliki tubuh yang mengalami pertumbuhan disebabkan karena ada makanan yang dikonsumsinya. Sesuatu akan menjadi bertambah besar seiring dengan asupan bahan yang diterimanya. Apabila seseorang menerima makanan kedagingan lebih banyak dari makanan ilahi kedalam tubuhnya, maka yang terjadi adalah orang tersebut menjadi penuh dengan hal-hal bersifat kedagingan.
Prinsip penyembahan yang diajarkan rasul Paulus kepada umat Tuhan adalah apabila kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dan rindu untuk memberikan persembahan yang berkenan dalam kehidupan keseharian kita, maka kita harus berani menutup rapat-rapat pintu yang membawa kepada gairah akan dosa. Ay. 13 Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Kita harus berani menutup pintu untuk hal-hal yang demikian dan mulai mengenakan Yesus dalam hidup kita.
Mengenakan Yesus adalah mengenakan sikap dan tindakan Yesus dalam kehidupan kita. Memberikan persembahan yang berkenan kepada Yesus adalah ketika kita menaruh kesukaan Yesus di atas kesukaan kita, tujuan-Nya Tuhan di atas tujuan kita, keinginan Yesus di atas keinginan kita.
(3). Menaruh kasih Kristus di atas yang lain
Rom. 13: 9 Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain mana pun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!
Rasul Paulus sedang mengajarkan hukum kasih kepada setiap orang percaya. Ingat apa yang dikatakan Yesus ketika datang seorang menanyakan tentang hukum yang terutama, Yesus berkata tentang mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi dan kasih akan sesama manusia (Mat. 22: 36- 39). Artinya kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama adalah seperti dua sisi mata uang yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.
Ayat 18- 19 di atas memang berbicara tentang kasih kepada sesama seperti kepada diri sendiri, tetapi sesungguhnya bukti bahwa kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan Allah kita dapat dibuktikan dengan seberapa kita mengasihi sesama kita seperti kepada diri sendiri. Ketika kita menyakiti diri sendiri, ketika kita merugikan orang lain, itu sama saja dengan menunjukkan seperti itu pula kasih kita terhadap Tuhan.
Tuhan mau kita melandaskan kehidupan kita dalam landasan kasih-Nya, karena Tuhan tidak mau kita menjadi orang-orang yang melakukan firman-Nya atas dasar takut, terpaksa, tetapi karena kasih kita kepada-Nya. Yoh. 14: 23 Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
Mari umat Tuhan, ketertiban yang Tuhan ajarkan kepada kita adalah bagaimana menempatkan Yesus, kesukaan-Nya, kasih-Nya pada posisi yang seharusnya. Sekiranya saat ini ada prioritas yang tidak semestinya, inilah saat yang tepat untuk menatanya kembali, menempatkan posisi yang terpenting sebagai yang nomor satu. Yesus segera datang, kalau Ia mengingatkan kita, artinya Ia siap untuk menolong kita.
Tuhan Yesus memberkati!