MEMPERSIAPKAN GENERASI YANG BERJALAN BERSAMA TUHAN SEJAK DINI
1 Samuel 3:10 Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab: “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.”
Kehendak Tuhan untuk hidup bagi kemuliaan-Nya ini tidak hanya berlaku bagi satu generasi saja, tetapi dari generasi ke generasi; sedangkan tanggung jawab mempersiapkan generasi ada di pundak orangtua. Alkitab memperingatkan para orangtua untuk tidak lalai mendidik anak-anaknya, sebab jika lalai melakukan tanggung jawab ini akan berakibat sangat fatal bagi generasi mendatang.
Tuhan mengaruniakan anak-anak ke dalam sebuah keluarga untuk dirawat, dibesarkan dan dididik. Orangtua bertanggung jawab penuh terhadap anak-anaknya secara jasmani dan rohani. Banyak orangtua yang hari-hari ini hanya concern terhadap sisi kebutuhan jasmani anak-anaknya saja, seperti pemenuhan akan pendidikan umum dan materi, namun kurang memerhatikan kebutuhan rohaninya. Kebutuhan rohani yang dimaksudkan adalah menanamkan prinsip-prinsip Alkitabiah, mengajarkan firman Tuhan, serta memberikan keteladanan hidup takut akan Tuhan.
Sering dijumpai orangtua memanjakan anak dengan berbagai materi, karena mereka beranggapan bahwa dengan fasilitas-fasilitas yang disediakan anak akan merasa bahagia dan nyaman. Di satu sisi orangtua begitu sibuk sampai-sampai mereka tidak menyediakan waktu untuk anak-anaknya.
Kehidupan keluarga imam Eli dalam kisah Samuel menjadi sebuah pelajaran berharga. Imam Eli tidak mengajarkan kebenaran firman Tuhan, tidak menegur ataupun memperingatkan anak-anaknya, walaupun jelas-jelas anak-anaknya telah berlaku dursila dan tidak mengindahkan Tuhan. Kasih dan teguran haruslah berjalan seimbang. Mendidik dan mengajarkan firman Tuhan kepada anak harus dilakukan sejak dini. Ini adalah langkah yang tepat untuk mempersiapkan generasi yang takut akan Tuhan. Rumah harus menjadi tempat pendidikan rohani dan tempat anggota keluarga bersekutu dan menyembah Tuhan.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Sebagai kendaraan-kendaraan-Nya Tuhan, tugas kita ternyata dimulai dari mempersiapkan anak-anak sendiri. Tidak ada kata terlambat untuk kali ini sungguh-sungguh mengajarkan anak-anak berjalan bersama Tuhan. Entahkah anak-anak kita masih kecil, maupun sudah menjelang dewasa, hal ini harus ditekankan kembali. Tuhan menekankan bahwa hari-hari ini kekristenan bisa kehilangan “generasi Samuel”, yaitu anak-anak yang dapat mendengar suara Tuhan apabila orangtua tidak lagi memberikan teladan yang benar tentang hal itu.
Ingat pesan Tuhan beberapa waktu lalu? Ada “gelombang” yang mencoba menerpa orang-orang percaya termasuk anak-anak. Hanya mereka yang berjalan dan berada satu perahu dengan Yesus yang aman dalam perlindungan-Nya. Ini peringatan bagi seluruh keluarga.
Beberapa langkah yang harus dipersiapkan untuk bangkitnya generasi yang berjalan bersama Tuhan, di antaranya adalah:
(1). Menuntun anak secara pribadi kepada Kristus
1 Sam. 1:27-28 (28) Maka aku pun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN.” Lalu sujudlah mereka disana menyembah kepada TUHAN.
Hana menyadari sekali bahwa anak yang ia peroleh adalah hasil pergumulan doanya kepada Tuhan, dan Tuhan sendirilah yang telah menggenapinya. Oleh sebab itu, ia membawa Samuel untuk diserahkan kepada Tuhan pribadi.
Membimbing anak kepada Kristus tidak sama dengan sekedar membawa sang anak ke sekolah minggu atau mengikuti kebaktian di gereja setiap hari Minggu. Ingat, kekristenan adalah bukan sekedar mengikuti ibadah atau sudah melayani di gereja (tentu saja tidak salah dengan hal ini), melainkan tentang mengenal dan menerima Yesus Kristus secara pribadi sebagai Tuhan, Juru Selamat dan Raja dalam hidupnya.
Kekristenan adalah hubungan pribadi dengan Kristus. Anak yang lahir dari orangtua yang beragama Kristen tidak secara otomatis menjadi orang Kristen dalam arti yang sebenarnya. Kekristenan bukan tentang orang tua yang selalu harus bertanggung jawab atas kelangsungan rohani si anak, namun tentang seorang anak yang dapat mempertanggungjawabkan imannya kepada Kristus.
Oleh sebab itu, dibutuhkan adanya hubungan yang dijalin secara pribadi antara si anak dengan Yesus Kristus. Dari hubungan yang demikian diharapkan sang anak berjalan dalam tuntunan firman dan kehendak Tuhan hari lepas hari. Disamping itu, apa pun godaan dan gelombang yang menerpanya tidak akan menggentarkan dan membelokkan jalannya.
(2). Menuntun anak meluangkan waktu-waktunya bersama Kristus
1 Sam. 3:10 Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab: “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.”
Kita harus mengakui bahwa gaya hidup anak-anak di zaman now sudah berbeda jauh dengan anak-anak sebelum era 1900-an. Generasi sekarang lebih multitasking. Mereka bisa mengerjakan beberapa tugas di dalam waktu yang sama secara bersamaan sambil berkomunikasi melalui gadgetnya. Ketika ada kesulitan dengan jawaban, mereka tinggal berselancar di Internet saat itu juga untuk mencari informasi yang dibutuhkan.
Namun generasi ini memiliki kelemahan yang mencolok, yaitu cepat bosan, tidak tangguh menghadapi tantangan hidup dan ingin serba instan. Mereka lupa bahwa untuk mencapai segala sesuatu, tidak selalu bisa instan. Mie instan yang cara memasaknya hanya membutuhkan waktu 3 menit pun perlu proses pada waktu pembuatannya di pabrik. Dalam mempersiapkan umat-Nya yang dewasa, Tuhan kita juga bekerja melalui yang namanya proses.
Samuel tidak serta merta menjadi nabi yang diurapi dan diangkat sebagai hakim atas Israel secara tiba-tiba. Ada proses waktu yang terlibat di dalamnya. Ada waktu-waktu yang ia luangkan untuk mendengarkan suara Tuhan. Dan itu sudah dimulai dari sejak usia dini. Samuel adalah seorang yang sudah terbiasa mendengar suara Tuhan untuk menuntun langkah-langkah hidupnya. Hari ini pun, Tuhan menantikan kita dan anak-anak untuk datang mendengarkan suara-Nya.
Mari jemaat Tuhan, mempersiapkan generasi pemenang adalah tugas yang sangat penting, karena tugas ini menentukan masa depan anak-anak kita. Apa pun kesalahan yang telah terjadi tidak akan pernah bisa dirubah, tetapi keputusan dan tindakan tepat kita hari ini terhadap anak-anak kita akan mempersiapkan masa depan gemilang mereka.
Tuhan Yesus memberkati!