Filipi 3:20 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,
Latar belakang rasul Paulus menuliskan pesan ini kepada jemaat Tuhan di Filipi adalah karena pada waktu itu banyak sekali orang-orang, termasuk juga jemaat Tuhan di sana, yang ingin memperoleh kewarganegaraan Romawi. Filipi adalah salah satu kota pangkalan ketentaraan sekaligus koloni Romawi yang sebagian besar penduduknya adalah pendatang dari Italia yang setia kepada Roma. Memiliki kewarganegaraan Romawi berarti mendapat hak-hak istimewa, fasilitas-fasilitas khusus, serta berbagai kemudahan dan perlindungan dari pemerintah Romawi (Kis. 22:29).
Ada beberapa cara untuk memperoleh kewarganegaraan Romawi, yaitu melalui kelahiran, warisan dari orangtua, penghargaan dari pemerintahan Romawi apabila seseorang telah berjasa besar atau melakukan sesuatu yang menguntungkan pemerintahan Romawi, juga dapat diperoleh dengan cara membeli dengan harga yang sangat mahal (Kis. 22:28). Rasul Paulus berpendapat bahwa tidaklah salah apabila seseorang memiliki satu atau lebih kewarganegaraan dari suatu kerajaan atau negara di dunia ini. Selain sebagai warga Yahudi, Paulus sendiri juga memiliki kewarganegaraan Romawi atas dasar kelahiran. Namun ia menekankan, bahwa kalau fokus utama hidup seseorang di bumi ini hanyalah sekedar mengejar dan menikmati hak dan fasilitas status kewargaannya di dunia saja maka sesungguhnya ia sudah kehilangan tujuan hidupnya yang utama.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita, yaitu agar setiap kita memahami dan menyadari status kita yang sesungguhnya di bumi ini. Bahwa betul kita semua telah terlahir dan tinggal di bumi ini dan masing-masing telah tercatat sebagai penduduk dan warga dari negara kita tercinta. Sebagai seorang warga negara yang baik di bumi ini tentu kita juga harus memahami hak dan kewajiban sesuai dengan peraturan yang berlaku di negara tempat kita tinggal saat ini. Adalah tugas kita untuk senantiasa menopang negeri ini baik lewat doa-doa yang dinaikkan maupun lewat peran aktif kita dalam membangun negeri. Lebih jauh lagi rasul Paulus ternyata juga menekankan bahwa peran dan tanggung jawab kita bukan hanya sebagai seorang warga negara dunia saja, namun juga sebagai seorang warga negara sorgawi.
Apa saja peran yang harus kita lakukan sebagai seorang warga negara Sorgawi yang tinggal di bumi? Beberapa di antaranya:
(1). Memperkenalkan kebijakan Kerajaan yang kita wakili
Ibr. 12:28 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Banyak orang pada waktu itu berduyun-duyun ingin menjadi warga negara kerajaan Romawi karena menyangka bahwa dengan menjadi warga negara Romawi berarti mereka akan mendapat hak dan perlakuan yang istimewa dari kerajaan Romawi. Belum lagi mereka akan menerima segala kemudahan dan fasilitas-fasilitas menarik lainnya, bahkan jaminan perlindungan khusus, seperti yang pernah dialami rasul Paulus ketika ia akan disiksa tanpa diadili oleh pasukan Romawi. Ketika kepala pasukan Romawi mendapati bahwa rasul Paulus adalah seorang warga negara Romawi (Rum), seketika itu juga ia mengurungkan niatnya.
Semua fasilitas yang luar biasa bagi warga negara Romawi adalah benar adanya, namun semua itu tidak ada artinya dibandingkan fasilitas yang dimiliki Kerajaan Sorga. Tugas kita sebagai warga negara Kerajaan Sorgawi adalah memperkenalkan kepada dunia bahwa ada sebuah kerajaan yang memiliki fasilitas yang jauh lebih istimewa dari apa yang dimiliki Romawi ataupun negara-negara terkemuka di zaman sekarang. Ketika semua yang ada di dunia mengalami kegoncangan, kerajaan ini justru tidak akan pernah tergoncangkan. Bahkan dengan mengenal Rajanya, yaitu Yesus Kristus, kita akan sampai kepada keselamatan kekal. Betapa luar biasanya.
(2). Memperlakukan diri sebagai “orang asing” di bumi ini
Ibr. 11:9 Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.
Meskipun kita masih tinggal di dunia dan menyandang kewarganegaraan dunia, namun sebagai orang percaya, secara rohani kita tidak lagi menjadi bagian dari warga negara dunia ini; kita dikatakan telah menjadi orang asing dan pendatang di bumi. Seperti Abraham, meskipun ia sudah tinggal di tanah yang Tuhan janjikan di Kanaan, namun ia selalu merasa dirinya sebagai seorang asing, dan tanah yang ia diami disebutnya pula sebagai tanah asing, karena ia tahu bahwa sesungguhnya ia adalah bagian dari sebuah tempat yang sedang ia nanti-nantikan. Dan tempat tersebut adalah sebuah tempat yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri. Tempat itu bernama tanah air Sorgawi.
Dalam kehidupan yang sedang kita jalani sekarang ini, sepatutnyalah sikap serta nilai-nilai dan arah kita sudah tidak berpatok pada nilai dan arah dunia ini lagi, karena tanah air kita yang sesungguhnya adalah tanah air Sorgawi, di mana kita adalah warga negaranya. Kita telah dilahirkan baru dari sana, nama kita pun tertulis dalam buku kehidupan, kehidupan kita berpedoman pada prinsip-prinsip Sorgawi, dan hak serta warisan kita pun tersimpan di sorga. Tuhan tidak mau kita menjadi bagian dari kerajaan dunia, tinggal dan bahkan menjadi serupa dengan dunia. Rasul Paulus “mencium” adanya orang-orang percaya yang memiliki cara hidup yang masih mengikuti hawa nafsu dunia yang akan merusak keefektifitasan Injil, hingga ia merasa perlu menasihati jemaat di Filipi untuk mengikuti teladannya serta teladan orang-orang lain yang hidup sebagai warga negara kerajaan sorga.
Mari umat Tuhan, lagi-lagi Tuhan menekankan suatu gaya hidup Sorgawi untuk kita aplikasikan sementara kita masih tinggal di dunia. Semua ini merupakan persiapan yang harus dilakukan selama kita menantikan kedatangan Yesus yang kedua kali. Tujuannya supaya bukan hanya kita sendiri yang bisa pulang ke tanah air Sorgawi, melainkan kita juga bisa membawa sebanyak mungkin jiwa-jiwa yang telah berhasil dipengaruhi oleh nilai-nilai sorgawi selama keberadaan kita di bumi ini.
Tuhan Yesus memberkati!