Yakobus 1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
Surat yang ditulis oleh Yakobus ini ditujukan bukan hanya kepada orang Kristen Yahudi di luar Palestina yang dulunya tinggal dan bertobat di Yerusalem, tetapi juga kepada umat Israel pengikut Kristus yang ada di perantauan akibat aniaya-aniaya yang terjadi di Yerusalem, terlebih setelah Stefanus mati syahid, mereka terserak hingga ke Fenisia, Siprus, Antiokhia, dan bahkan wilayah-wilayah yang lebih jauh lagi.
Sebagai pemimpin gereja di Yerusalem, Yakobus terbeban untuk menulis surat kepada domba-dombanya yang berserakan tersebut. Itulah sebabnya, salah satu topik yang banyak dibicarakan dalam surat-suratnya adalah tentang bagaimana menanggung pencobaan yang menguji iman dan ketabahan selama di perantauan dengan sukacita, dan bagaimana caranya agar firman Tuhan yang diterima dapat tetap berakar serta bertumbuh bahkan membuat mereka tetap membawa keharuman nama Kristus di tengah kehidupan yang penuh tantangan.
Ayat di atas sebenarnya menjawab pertanyaan banyak orang percaya yang kerap bertanya mengapa firman Tuhan yang mereka dengar sepertinya tidak menghasilkan buah dan tidak memberi pertumbuhan yang signifikan dalam kehidupan rohani mereka. Dalam suratnya Yakobus menjelaskan bahwa agar seseorang dapat menerima firman Tuhan dan mengalami pertumbuhan yang pesat lewat firman yang mereka dengar itu, maka pertama-tama orang itu harus rela membuang segala sesuatu yang kotor dan jahat yang ada dalam hati mereka, sehingga setiap benih firman yang diterima mendapat tempat di tanah hati yang bersih dan gembur. Firman yang mendapat tempat di hati seperti inilah yang selanjutnya akan mengubahkan dan menumbuhkan kehidupan rohani penerimanya.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu pertama bulan Februari ini. Tuhan sangat memerhatikan setiap fase pertumbuhan umat-Nya hari lepas hari. Ia ingin setiap kita mengalami pertumbuhan rohani yang luar biasa, agar setiap kita tampil bersinar memancarkan kemuliaan-Nya dan menjadi berkat di berbagai bidang kehidupan yang dipercayakan-Nya. Salah satu faktor penyebab tidak bertumbuhnya kehidupan rohani seseorang adalah karena “belum adanya kerelaan” untuk melepaskan seluruh kekotoran dan kejahatan yang sesungguhnya dapat merintangi firman Tuhan berakar dan bertumbuh.
Beberapa hal yang perlu kita pahami agar firman Tuhan dapat sungguh-sungguh diterima dan tertanam di setiap hati kita, di antaranya adalah:
(1). Kerelaan untuk membuang segala sesuatu yang dapat menghalangi
Yak.1:21A Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu . . .
Firman Tuhan, baik yang dikotbahkan dengan cara sehebat apapun maupun yang tertulis, tidak dapat menguasai kehidupan seorang dengan efektif kalau orang itu belum terpisah dari kekotoran dan kejahatan moral. Allah memerintahkan orang percaya untuk mengenyampingkan semua kekotoran dosa yang meresapi suatu masyarakat yang rusak sambil terlebih dahulu berusaha mempengaruhi mereka dan keluarganya. Kotoran ini menajiskan jiwa dan merusak kehidupan mereka. Alkitab pada dasarnya sudah memberitahukan kita apa yang tidak layak bagi umat Allah yang kudus. Oleh karena itu, janganlah kita terlibat dalam bentuk percabulan dan kecemaran apapun juga (Ef. 5:3-4).
Kita harus menyadari bahwa mengizinkan jenis kekotoran moral apapun ke dalam kehidupan atau rumah-tangga kita, termasuk bahasa yang tidak senonoh atau percabulan melalui sarana apapun, akan mendukakan Roh Kudus dan melanggar standar Allah yang kudus bagi umat-Nya. Firman Allah memperingatkan kita, “Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah . . . Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka” (Ef. 5:6-7).
Ibarat menyapu hari lepas hari agar rumah senantiasa terlihat bersih dan nyaman serta sehat untuk ditinggali, maka demikian pula halnya dengan kita sebagai orang percaya, harus sungguh-sungguh “menyapu rumah” agar kebenaran dan kekudusan seperti yang Tuhan mau itu ada dalam kehidupan kita. “Rumah” kita hendaknya dibersihkan dari kecemaran dan dipenuhi dengan Firman Allah dan kekudusan Kristus.
(2). Tuhan tidak sekedar memberikan firman begitu saja kepada kita
Yak. 1:21B . . . dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, . . . (Amp. = . . . and in a humble spirit receive and welcome the Word which implanted and rooted in your hearts . . . / . . . dan terimalah dengan roh yang rendah hati firman yang akan diimplantasi dan ditanam serta berakar di dalam hatimu,. . .)
Hidup baru di dalam Kristus ternyata bukan hanya sekedar menerima Kristus Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat di dalam kehidupan kita saja, melainkan bagaimana hari lepas hari setiap kita mengalami pertumbuhan lewat firman yang kita terima. Satu hal yang perlu kita ketahui adalah bahwa Tuhan tidak memberikan firman-Nya begitu saja kepada kita hanya sekedar untuk didengar atau dibaca demi untuk memenuhi kewajiban kita sebagai umat beragama, melainkan Tuhan menghendaki firman-Nya itu tertanam di dalam kehidupan setiap umat-Nya.
Kata “tertanam” (Yun. emphutos) mengandung suatu pengertian bahwa firman itu harus terimplantasi di dalam kehidupan setiap orang percaya, seperti seorang dokter ahli bedah yang akan melakukan operasi pencangkokan organ di dalam tubuh pasiennya, maka pertama-tama ia harus terlebih dahulu mengeluarkan organ lama yang sudah tidak berfungsi dengan baik, kemudian barulah memasangkan organ yang baru ke dalam tubuh sang pasien. Setelah itu barulah seluruh sistem di dalam tubuh si pasien bekerja kembali dengan baik.
Makna kedua dari kata “tertanam”, adalah bahwa setiap firman yang diterima bukanlah sekedar menjadi informasi yang menambah pengetahuan kita saja, melainkan firman itu harus menjadi bagian dari tabiat kita. Sebanyak firman yang kita terima, maka sebanyak itu pulalah kebenaran yang akan memengaruhi karakter dan kehidupan kita. Sehingga pada akhirnya, di mana pun kita berada, dan dalam kondisi apapun yang kita alami, entah baik atau buruk, maka kita senantiasa akan menjadi representasi yang baik dari Kerajaan Bapa kita di Sorga. Itulah yang dimaksud dengan bertumbuh di dalam kedewasaan Kristus dan menjadi berkat.
Tuhan Yesus memberkati!