Mazmur 84:8 Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion.
Mazmur 84 ini merupakan suatu nyanyian ziarah, tentang sebuah perjalanan yang jauh. Setiap pria Yahudi, menurut ketentuan hukum pada waktu itu diharuskan pergi menyembah Tuhan ke Bait Allah di Yerusalem paling sedikit tiga kali dalam setahun, jika memungkinkan. Banyak peziarah pada waktu itu menemui kesulitan dalam menempuh perjalanan dari tempat asal mereka hingga tiba di tujuan, mengingat terjal dan jauhnya jarak yang harus ditempuh. Di tengah perjalanan yang tidak mudah biasanya para peziarah itu saling menguatkan satu sama lain, salah satunya dengan cara menyanyikan mazmur dan penyembahan kepada Allah Bapa. Mazmur ini antara lain mengekspresikan kerinduan umat Tuhan yang sangat dalam akan hadirat Allah, kepada tempat kediaman Bapa, untuk berada di pelataran-Nya, dan sujud di kaki-Nya.
Sebelum mencapai Yerusalem, biasanya peziarah harus melewati sebuah lembah yang biasa disebut dengan Lembah Baka (Valley of weeping/Lembah Air Mata). Lembah ini terletak di antara Yordan dan Yerusalem. Lembah ini disebut Lembah Air Mata karena lembah tersebut sangat panas, kering, terjal, dan kasar, sehingga siapa pun yang berada di lembah tersebut pasti akan meneteskan air mata karena merasa tidak sanggup untuk melewatinya. Di sinilah biasanya hati para peziarah itu diuji, apakah mereka memang sungguh-sungguh rindu akan hadirat Tuhan, rindu menyembah Dia di Bait-Nya, ataukah hanya sekedar ikut-ikutan melakukan perjalanan. Hanya mereka yang berjalan dalam kerinduan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan sajalah yang akan mengalami kekuatan demi kekuatan pada saat kondisi perjalanan menjadi begitu sukar dan tidak menyenangkan.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita memasuki bulan terakhir di tahun 2013 ini. Setiap kita pasti rindu untuk bisa menyelesaikan “perjalanan” kita menuju tempat yang Tuhan tetapkan bagi kita sesuai dengan rencana dan visi Kerajaan-Nya. Karena di dalam Tuhan kita dipilih bukan untuk sekedar diselamatkan, namun juga untuk menggenapi rencana-Nya melalui hidup kita. Bersyukur untuk visi demi visi yang Tuhan berikan sebagai tuntunan-Nya. Namun di tengah perjalanan menuju tujuan ilahi tersebut, kita mungkin diperhadapkan dengan keadaan yang disebut dengan “lembah baka”. Suatu keadaan yang hanya bisa dilalui oleh mereka yang memiliki kedewasaan rohani dan dibutuhkan kekuatan demi kekuatan dari Tuhan untuk bisa melaluinya.
Kekuatan seperti apa yang dimaksud oleh ayat Mazmur di atas?
(1). Kemampuan untuk tetap berjalan di atas tanah yang terjal dan kering
Maz. 84:6 Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah!
Pemazmur menyadari bahwa hanya mereka yang punya visi, tekad dan kesungguhan hati untuk berjumpa dengan Tuhan di Yerusalem sajalah yang dapat tiba di tempat tujuan, setelah sebelumnya menyelesaikan sebuah perjalanan panjang bahkan melewati Lembah Baka yang begitu ditakuti banyak orang. Pada masa itu tidak ada alternatif jalan lain yang bisa ditempuh menuju Yerusalem selain harus melewati Lembah Baka. Sekali seseorang melangkah memasuki Lembah Baka, maka ia baru akan mengalami suatu keadaan nyaman setelah ia tiba di ujung perhentian yaitu saat memasuki gerbang kota Yesrusalem.
Banyak orang terseok-seok dan gagal dalam pengiringannya kepada Tuhan karena tidak menyandarkan dirinya pada kekuatan Tuhan. Memang Tuhan tidak menjanjikan keadaan akan selalu sejuk dan nyaman di dalam pengiringan kita kepada-Nya, namun Tuhan menjanjikan kekuatan bagi kita yang mau berjalan dalam tuntunan-Nya. Kegagalan menyandarkan kekuatan kita kepada Tuhan mengakibatkan penyesalan yang dalam saat menghadapi situasi yang tidak menyenangkan hati, bahkan cenderung turut melemahkan mereka yang berjalan dalam kesungguhan hati kepada Tuhan.
(2). Kemampuan untuk mengubah keadaan
Maz. 84:7 Apabila melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat.
Lembah Baka merupakan bagian dari suatu wilayah yang berpadang gurun di dataran Israel. Suatu lembah yang penuh dengan semak belukar dan duri. Kering tapi bukan berarti tidak memiliki air. Di tengah kondisi yang tandus seperti itu, masih ditemukan beberapa sumur air, namun demikian air dalam sumur itu sangat sulit untuk dijangkau mengingat kondisi alam yang demikian curam. Alih-alih mendapatkan air segar dari sumur, yang terjadi adalah mengalirnya air mata karena kondisi yang sangat tidak mudah untuk memperoleh air.
Namun di tengah kondisi yang sedemikian sulit, pemazmur menyaksikan bahwa kekuatan yang dari Tuhan sajalah yang membuat mereka tidak berlarut-larut dalam kesedihan, bahkan bersukacita kerena kekuatan yang Tuhan berikan. Kerinduan untuk segera berjumpa dengan Tuhan di Bait-Nya telah mengalahkan segala rasa takut dan sedih, bahkan mereka seolah-olah menikmati kondisi Lembah Baka, yang tadinya terkenal dengan sebutan Lembah Air Mata namun mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air. Bukan karena mereka telah menggali sumur-sumur baru di lembah itu, tetapi sukacita hati dan kebahagiaan karena limpahan kekuatan yang mereka terima dari Tuhan itu bagaikan aliran mata air dan curahan hujan dari Sorga yang menyegarkan jiwa mereka. Mungkin keadaan yang harus mereka lalui tidak berubah, namun kondisi hati merekalah yang telah berubah. Dan sukacita itulah sesungguhnya yang membuat mereka sanggup mengalahkan situasi seburuk apapun.
Umat Tuhan, kita tahu sekarang apa arti kekuatan yang dari Tuhan. Tuhan tidak mau kita melepaskan sandaran kita barang sedikit pun dari pada-Nya. Karena aliran kekuatan Tuhan hanya dapat kita terima apabila kita terus terhubung dengan Dia. Bahkan Tuhan menjanjikan akan terus membawa kita berjalan makin lama makin kuat hingga mencapai tujuan Tuhan bagi mereka yang bersandar dan percaya kepada-Nya. Dan yang menarik, makna berjalan makin lama makin kuat (= from strength to strength) adalah Tuhan menjadikan kita umat-Nya berhasil tahap demi tahap hingga menjadi semakin berhasil. Amin.
Tuhan Yesus memberkati!