Tuhan Memberikan Kemenangan Lagi (Pesan Gembala, 19 Juni 2022)

TUHAN MEMBERIKAN KEMENANGAN LAGI

Mazmur 44:7-8 (7) Sebab bukan kepada panahku aku percaya, dan pedangku pun tidak memberi aku kemenangan, (8) tetapi Engkaulah yang memberi kami kemenangan terhadap para lawan kami, dan orang-orang yang membenci kami Kauberi malu.

Mazmur yang ditulis oleh bani Korah ini berisi perjalanan pengalaman umat Tuhan bersama Tuhan dari sejak zaman nenek moyang mereka di masa lalu, hingga ke zaman dimana umat Tuhan berada di saat itu. Perjalanan yang seringkali diisi oleh perkara-perkara yang tidak mudah bersama Tuhan. Ada masa dimana mereka benar-benar merasa ditinggalkan dan dibuang Tuhan di saat mereka sedang membutuhkan pertolongan Tuhan.

Namun sebenarnya, pengalaman tidak mudah yang mereka hadapi bukanlah titik akhir dari sebuah perjalanan. Tuhan sedang mengajarkan bahwa ada saat dimana Ia dapat memutarbalikkan keadaan sehingga menjadi sebuah perjalanan yang sulit, dan ada masa dimana mereka benar-benar sadar bahwa di atas semua yang mereka alami, ada kemenangan gilang-gemilang yang Tuhan berikan.

Semua ini Tuhan lakukan demi untuk mengajar umat-Nya bahwa mereka tidak dapat berbuat apa-apa tanpa penyertaan dan pertolongan Tuhan. Mereka betul-betul membutuhkan Tuhan yang luar biasa sekaligus Tuhan yang memiliki rencana besar atas hidup mereka. Atas dasar pengalaman itulah timbul sebuah pengakuan iman sekaligus pujian kepada Tuhan bahwa Ia adalah satu-satunya alasan mengapa Ia layak untuk dipuji, bukan karena alasan-alasan yang lain.

Apabila kita mendengar kata kemenangan, maka kita semua pasti setuju bahwa itu adalah sesuatu yang didambakan oleh setiap manusia termasuk semua orang percaya. Namun, banyak orang percaya yang menafsirkan kemenangan hanya sebatas kemenangan dalam pengertian umum atau jasmani saja. Misalnya, sembuh dari sakit penyakit, keuntungan di dalam usaha, kenaikan jabatan, pulih dari kesulitan hidup, dan lain sebagainya. Hal ini tidaklah salah, karena Tuhan juga rindu memberkati dan memberikan kemenangan atas umat-Nya di area-area tersebut. Namun, pengertian akan kemenangan itu apakah hanya berkisar tentang hal-hal yang bersifat umum atau jasmani saja?

Pada umumnya memang seperti itu. Banyak orang yang mengejar hal-hal itu. Jika belum mengalami terobosan di area itu, maka mereka merasa belum mengalami kemenangan dalam hidupnya. Bahkan orang akan berani memertanyakan hal itu kepada Tuhan mengapa mereka belum menerimanya. Mereka akan memertanyakan tentang kesungguhan Tuhan di dalam menepati janji-janji-Nya. Apabila mereka belum mencapainya, maka mereka menganggap bahwa hal itu belumlah kemenangan yang mereka maksudkan. Bani Korah dalam Mazmur 44 di atas sempat mengalami masa-masa seperti ini. Mereka memertanyakan Tuhan dan berprasangka buruk pada Tuhan (ayat 10).

Apabila kita ingat akan kisah Yusuf, kita akan belajar kemenangan yang seperti apa yang diinginkan Tuhan dan kemenangan apa yang seringkali diinginkan orang percaya. Yusuf menerima visi dari Tuhan melalui mimpinya bahwa suatu hari ia akan menjadi seorang penguasa, dimana saudara-saudara dan orang tuanya akan sujud menyembah dia. Dan lokasi penggenapannya adalah Mesir. Itulah agenda Kerajaan Sorga. Untuk mewujudkan rencana Tuhan tersebut, maka Tuhan mulai membawa Yusuf keluar dari rumahnya. Inilah awal mula suatu perjalanan yang sangat tidak mudah bagi Yusuf. Orang melihatnya sebagai suatu perjalanan kekalahan, namun bagi Tuhan itu merupakan perjalanan kemenangan.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tidak pahamnya orang percaya akan makna kemenangan yang dimaksud Tuhan seringkali mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman orang percaya di dalam menjalin hubungan dengan Tuhan. Tuhan memiliki skenario besar atas hidup orang percaya dan Tuhan sedang membawanya ke sana. Tuhan mau orang percaya menangkap hal ini. Namun seringkali orang percaya hanya ingin mengalami kemenangan-kemenangan “kecil” sambil tetap tidak menangkap apa yang Tuhan sudah rancangkan bagi dirinya. Tuhan ingin setiap orang percaya memahami makna berjalan dari kemenangan kepada kemenangan di dalam Tuhan di tengah tantangan apapun yang dihadapi.

Beberapa prinsip kemenangan yang harus kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini agar setiap orang percaya berjalan dari kemenangan kepada kemenangan yang sesungguhnya. Beberapa di antaranya:

(1). Kemenangan bukan hanya terjadi di bagian akhir proses, namun juga di tengah-tengah proses

Mazmur 44:10 Namun Engkau telah membuang kami dan membiarkan kami kena umpat, Engkau tidak maju bersama-sama dengan bala tentara kami.

Apakah perjalanan hidup orang percaya bisa bebas dari segala tantangan dan problema? Tidak. Justru melalui tantangan dan kesulitan yang dialami akan terbukti kemenangan yang Tuhan berikan bagi umat-Nya. Firman Tuhan tidak mengajar kita untuk lari dari masalah. Jikalau hal itu dikehendaki Tuhan, mintalah hikmat dan kekuatan daripada-Nya untuk menghadapinya. Semua orang percaya setuju bahwa Tuhan adalah pribadi yang Maha-kuasa, namun seringkali kemahakuasaan-Nya hanya diartikan sebagai Allah yang mampu mengubah semua situasi kondisi yang sulit dalam hidup kita. Kita lupa, bahwa Tuhan yang Maha-kuasa juga mampu mengubah sikap hati kita terhadap kesulitan yang sedang dihadapi.

Pada waktu Yesus berada di Taman Getsemani, dalam doa-Nya meminta jikalau boleh, cawan penderitaan itu dilalukan daripada-Nya. Tetapi Bapa Sorgawi memilih tetap menghendaki Yesus meminum cawan itu. Apakah lalu Bapa membiarkan Yesus begitu saja? Tidak. Bapa mengirim malaikat untuk memberi kekuatan kepada-Nya (Lukas 22:43). Salib memang tetap harus dipikul, namun sikap hati manusia Yesus telah diubah dan dikuatkan. Hasil-nya, Yesus dapat tegak berdiri untuk menghadapi salib dengan sikap hati yang teguh.

(2). Kemenangan di dalam Tuhan diperoleh melalui cara yang benar

Mazmur 44:19 Hati kami tidak membangkang dan langkah kami tidak menyimpang dari jalan-Mu,

Tuhan menghendaki setiap orang percaya mengalami kehidupan yang berkemenangan di dalam Dia. Namun setiap orang percaya harus memiliki pengertian yang benar terlebih dahulu tentang makna hidup berkemenangan di dalam Tuhan, sehingga tidak menjalani kehidupan dengan pengejaran yang salah dengan cara yang salah. Banyak orang percaya menganggap hidup berkemenangan dalam Tuhan adalah semata-mata mengejar kemenangan atas pergumulan hidup yang dihadapi dan mengerahkan segenap kekuatan demi untuk menang di area tersebut. Yusuf mungkin bisa terangkat hidupnya apabila ia melayani isteri Potifar, namun ia tahu bahwa itu bukan cara Tuhan.

Kehidupan yang berkemenangan di dalam Kristus adalah kehidupan yang mampu menang atas dosa, atas keinginan diri sendiri dan atas kuasa bujukan si jahat (The victorious life in Christ is a life of victory over sin, self, and satan). Yang dimaksud kehidupan berkemenangan atas dosa bukanlah sebuah kehidupan yang bebas dan steril dari dosa, namun kehidupan yang sanggup mengatasi apa yang ditawarkan dan diiming-imingi oleh dosa. Kehidupan yang berkemenangan ini juga bukan kehidupan tanpa diwarnai keinginan atau kehendak sendiri, namun mampu mengenyampingkan apa yang menjadi kehendak diri sendiri, lalu menangkap kehendak Tuhan. Kehidupan berkemenangan di dalam Kristus mungkin bisa terlihat kalah oleh mata dunia, namun di dalamnya terkandung kemenangan yang luar biasa.

Mari jemaat Tuhan, apapun tantangan yang sedang kita hadapi, ingat target kemenangannya bukan sekedar lepas dari masalah, seperti yang dicari banyak orang. Target kemenangannya adalah mengenal Tuhan dan rencana-Nya bagi hidup kita. Ingat, Tuhan punya skenario besar bagi setiap masing-masing dari kita. Tetap kuat di dalam Kristus!

Tuhan Yesus memberkati!

Tuhan Memberikan Kemenangan Lagi (Pesan Gembala, 19 Juni 2022)

| Warta Jemaat |
About The Author
-