Tidak Ada Kata Terlambat (It is Never Too Late) (Pesan Gembala, 26 September 2021)

TIDAK ADA KATA TERLAMBAT (IT IS NEVER TOO LATE)

Yohanes 11:17-21 (21) Maka kata Marta kepada Yesus: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.

Cara Tuhan menolong orang percaya memang tidak dapat dipahami secara logika. Kadang perkara yang kita pikir mustahil terjadi, ternyata tidak bagi Tuhan. Kita hanya bisa percaya dan berharap. Bahwa waktu Tuhan tidak terlalu cepat dan juga tidak pernah juga terlambat. Pertolongan Tuhan selalu datang tepat pada waktunya. Dalam kisah di Yohanes 11 di atas, Maria dan Marta mempunyai seorang saudara bernama Lazarus. Mereka adalah sahabat-sahabat Yesus yang tinggal di Betania. Suatu hari, mereka memberikan kabar bahwa Lazarus, seorang yang dikasihi oleh Yesus, sedang sakit.

Sebenarnya Yesus dapat saja langsung menuju ke Betania, karena jaraknya tidak jauh, dapat dicapai hanya dalam waktu beberapa jam saja. Tetapi Yesus sengaja menundanya selama beberapa hari. Ketika Ia sampai disana, mereka mengatakan bahwa Yesus sudah terlambat. Lazarus sudah berbaring empat hari di dalam kubur. Secara manusia hal tersebut sudah sangat terlambat, tapi bagi Tuhan tidak ada kata terlambat. Yesus ternyata memiliki agenda lain, bukan sekedar untuk menyembuhkan Lazarus, tapi untuk membangkitkannya dari kematian. Ia ingin menyatakan kemahakuasaan-Nya di tengah-tengah orang banyak.

Menjalani hidup sebagai orang percaya, kadang kita diperhadapkan pada suatu situasi dan keadaan yang rasanya mustahil untuk diselesaikan. Seperti halnya Marta dan Maria yang awalnya merasa Yesus telah menyepelekan pemberitahuan mereka tentang sakitnya Lazarus, sehingga berakibat meninggalnya Lazarus. Apa yang bisa dilakukan jika seseorang sudah meninggal? Bukankah ini yang seringkali tertanam di dalam pemikiran manusia dan sebagian orang percaya? Bahwa segala sesuatu seperti sudah terlambat dan apa lagi yang dapat dilakukan. Betulkah sudah terlambat, sehingga tidak bisa lagi dipulihkan?

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Ketika saat ini mungkin kita sedang berada dalam posisi sulit untuk memerbaiki apa yang sudah kadung terjadi, merasa terlambat untuk memulai kembali sesuatu yang sudah gagal, merasa percuma untuk dapat meningkatkan kinerja lagi, merasa terlalu sulit untuk dapat berubah atau merasa diri sudah tidak ada yang memercayai lagi, dan lain-lain. Pesan Tuhan dengan gamblang mengatakan bahwa tidak ada kata terlambat di dalam Tuhan! Jika saat ini ada di antara kita yang sedang dalam posisi seperti itu, janganlah menjadi tawar hati dan merasa percuma. Ketahuilah bahwa Tuhan punya rencana yang luar biasa atas hidup kita.

Mujizat dibangkitkannya Lazarus dari kematian seperti dianggap sebagai tanda tertinggi dibandingkan dari mujizat-mujizat lainnya yang tercatat, karena apa yang dapat dilakukan kepada seseorang yang telah meninggal, selain rasa ketidakberdayaan. Dan tidak ada kata lain yang dapat diucapkan selain “Sudah terlambat.” Di dalam Kristus, tidak ada kata terlambat.

Beberapa hal yang perlu kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini, sehingga di dalam Kristus selalu ada pengharapan dan kesempatan yang baru, di antaranya adalah:

(1). Pahami dalamnya kasih Tuhan dan tangkap rencana besar-Nya di balik semua yang terjadi

Yohanes 11:5 Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus.

Peristiwa meninggalnya Lazarus sempat menimbulkan pukulan besar bagi Maria dan Marta, bagaimana tidak, mereka dari sejak awal sakitnya Lazarus sudah mengutus orang untuk memberi kabar kepada Yesus. Dan mereka sudah pasti sangat berharap agar Yesus yang keberadaannya tidak terlalu jauh dari mereka akan segera datang serta menyembuuhkan Lazarus. Namun yang terjadi adalah sebaliknya. Yesus dengan sengaja menunda kedatangan-Nya, sehingga meninggallah Lazarus. Apakah ini bukti bahwa Yesus sudah tidak mengasihi mereka lagi? Atau apakah ini salah satu bukti kecerobohan Yesus di dalam pelayanan-Nya, sehingga menyebabkan meninggalnya nyawa seseorang? Berbagai kecurigaan dan prasangka otomatis bermunculan.

Kondisi ini sama dengan prasangka yang seringkali timbul di hati orang percaya. Ketika mengalami peristiwa yang hasilnya tidak sesuai dengan keinginannya, maka reaksinya adalah terburu-buru kecewa dan marah pada Tuhan. Tuhan dianggap tidak mengasihinya. Akibatnya, mereka mulai membatasi diri dalam mengikut Tuhan. Padahal, satu hal yang telah ditekankan sejak awal, alasan Yesus melakukan itu semua karena Yesus mengasihi Maria, Marta dan Lazarus. Semua dilakukan atas dasar kasih-Nya. Persepsi ‘kasih-Nya’ ini yang perlu kita pahami. Seringkali kita menganggap, bahwa kasih Tuhan atas umat yang dikasihi-Nya adalah tentang rasa disayang dan dibelai-belai terus menerus. Ingat, karena kasih-Nya maka Ia ingin kita maju, bertumbuh dewasa dan kuat. Maka ada iman yang harus terus bertumbuh hari lepas hari. Iman yang dibutuhkan untuk Maria, Marta dan Lazarus sudah bukan ‘iman sembuh dari sakit’ lagi.

(2). Pahami bahwa keputusasaan tidak akan mengubahkan apa-apa

Yohanes 11:21-24 (23) Kata Yesus kepada Marta: “Saudaramu akan bangkit.” (24) Kata Marta kepada-Nya: “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.”

Ketika Marta menyambut Yesus yang baru saja tiba, ia mengungkapkan rasa penyesalannya bahwa betapa Yesus telah terlambat datang. Sekiranya saja Yesus datang lebih awal, yaitu pada waktu Lazarus masih dalam keadaan sakit, maka tentunya ia tidak akan mati. Namun apalagi yang bisa dilakukan saat itu. Begitulah yang ada di pikiran Marta. Bahkan ketika Yesus mengatakan bahwa saudaranya akan Ia bangkitkan, Marta hanya menimpali tentang akan adanya kebangkitan orang-orang mati di akhir zaman nanti. Beberapa kali Yesus meyakinkan Marta, berkali-kali pula ia menimpali untuk sesuatu yang akan datang di masa depan. Di dalam pandangan Marta, semua sudah terlambat sekalipun ada Yesus di hadapannya.

Ketika berada dalam situasi buruk dan seperti tidak ada jalan keluar, umumnya orang akan mudah sekali kecewa, putus asa, frustrasi dan akhirnya menyerah kepada keadaan. Mereka seringkali berkata, “Tidak mungkin bisa disembuhkan, tidak mungkin Lazarus bisa dibangkitkan!” Dan segala perkataan tidak mungkin lainnya. Ketahuilah, keberhasilan atau kegagalan bukanlah nasib, tapi merupakan dampak dari respons kita terhadap situasi atau masalah yang terjadi. Orang yang berhasil bukanlah orang yang tidak pernah gagal atau tidak pernah mengalami masalah, melainkan orang yang mampu menangkap setiap kesulitan menjadi sebuah kesempatan untuk meraih keberhasilan.

Mari jemaat Tuhan, seharusnya pesan Tuhan ini merupakan kabar baik bagi kita semua. Apapun yang mungkin kita anggap sulit, apapun yang mungkin kita anggap sudah terlambat tidak mungkin bisa berubah lagi. Namun hari ini kita diyakinkan Tuhan bahwa “It is never too late”. Tidak ada kata terlambat bagi Tuhan. Ia mampu mengubahkan segala sesuatu menjadi baru.

Tuhan Yesus memberkati!

Tidak Ada Kata Terlambat (It is Never Too Late) (Pesan Gembala, 26 September 2021)

| Warta Jemaat |
About The Author
-