Jangan Memandang Diri Salah, Tangkap Rencana Tuhan (Pesan Gembala, 19 September 2021)

JANGAN MEMANDANG DIRI SALAH, TANGKAP RENCANA TUHAN

Hakim-hakim 6:12-16 (14) Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: “Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!”

Kisah Gideon yang tertulis dalam kitab Hakim-Hakim 6 ini adalah tentang panggilan Tuhan atas hidup seseorang yang awalnya merasa dirinya tidak layak atas panggilan itu. Diceritakan pada masa itu, orang Israel hidup penuh tekanan dan kesengsaraan di bawah kekuasaan orang Midian. Orang Israel pun berseru kepada Tuhan dan Tuhan mengutus Gideon untuk menjadi penyelamat atas mereka. Gideon digambarkan sebagai seorang petani biasa yang hidup dalam ketakutan. Ketika Allah memanggilnya untuk membebaskan umat Israel dari bangsa Midian, reaksi pertama Gideon adalah mengecilkan dirinya sendri.

Gideon mempunyai konsep dan cara pandang yang salah tentang dirinya. Sekian lama Israel ditindas oleh bangsa Midian telah membuat ia mengalami kehilangan kepercayaan diri dan gambar diri yang salah. Ketika Malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dan memanggilnya sebagai pahlawan yang gagah berani, ia menampiknya. Ia merasa tidak memiliki kemampuan seperti itu, apalagi untuk menyelamatkan bangsanya. Ia terpaku pada kelemahan dirinya dan lebih suka bersembunyi di balik situasinya yang tidak menyenangkan. Alih-alih menghidupi perkataan firman Tuhan yang memanggilnya sebagai pahlawan yang gagah berani (ay.12), Gideon memilih untuk tetap memercayai kelemahan dan keterbatasannya.

Betapa sering dalam hidup ini orang percaya “berlindung” di balik berbagai kondisi seperti itu. Entahkah berlindung di balik situasi yang sedang terjadi, atau bisa juga berlindung di balik kelemahan dan keterbatasan dirinya. Ketika hidup terus merasa tidak “pede” atau tidak percaya diri, hal ini akan berimbas pada hidup yang insecure (tidak memiliki rasa aman yang benar). Sehingga akhirnya, orang tersebut sulit untuk dapat melakukan hal-hal yang besar karena memandang dirinya terlalu kecil. Orang akan selalu menganggap dirinya tak mungkin melakukannya.

Salah satu penyebab mengapa pekerjaan besar Kerajaan Sorga kadang terlalu lambat terselesaikan adalah dikarenakan oleh sikap ‘merendah secara salah’ dari orang percaya itu sendiri. Kita kerap berpikir bahwa biarlah orang lain yang melakukannya dan bukan tanggungjawabku untuk berbuat sesuatu. Masih banyak orang lain yang lebih layak daripada diriku.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan lagi-lagi menekankan pentingnya orang percaya mengenal siapa jati dirinya dengan benar dan untuk tujuan apa ia diselamatkan. Orang percaya sebetulnya telah didesign dan dipersiapkan untuk melakukan pekerjaan besar Tuhan, namun berbagai keadaan dan peristiwa telah merubah jati diri dan perilakunya, sehingga memercayai diri hanya bisa melakukan hal-hal yang biasa dilakukan orang-orang pada umumnya. Seringkali orang percaya hanya sekedar “membungkus” dirinya seolah-olah terlihat mampu.

Tuhan mau, bangun terus manusia rohani kita hari lepas hari. Belajar dari prinsip-prinsip Tuhan melalui kisah Gideon dan kerjakanlah bagian kita. Bangun kepercayaan diri kita, karena Tuhan memandang kita begitu berharga. Jangan ragu meraih kesempatan yang Tuhan sediakan dan berserah kepada penyertaan Tuhan.

Beberapa hal yang perlu kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini, di antaranya adalah:

(1). Pentingnya memiliki hidup yang menangkap dengan sungguh-sungguh visi Tuhan dengan benar terlebih dahulu

Hak. 6:14 Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: “Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!”

Tanpa berlama-lama memedulikan keluh kesah Gideon yang sedang memersalahkan berbagai keadaan yang sedang menimpa bangsa dan dirinya, Tuhan melalui malaikat-Nya langsung menegaskan tujuan Tuhan yang harus dikerjakan oleh Gideon. Tuhan langsung menyatakan bahwa Gideon harus melakukan kehendak Tuhan yaitu menyelamatkan Israel dari cengkeraman orang Midian, karena pada Gideon sesungguhnya telah ada kekuatan yang tidak disadarinya. Apabila kita perhatikan, setiap kegerakan yang Tuhan mau percayakan kepada umat-Nya dari zaman ke zaman, selalu ada dua hal yang mendasarinya. Pertama, visi apa yang harus dicapai. Kedua, pribadi yang ditetapkan Tuhan sebagai pemimpin yang akan membawa umat Tuhan mencapai visi Tuhan tersebut.

Visi merupakan tujuan atau target yang ditetapkan Tuhan untuk kita raih seperti yang dikehendaki Tuhan. Bagaikan seorang atlet lari yang memiliki visi atau target yang jelas yang harus dicapai, maka atlet tersebut akan mulai mengarahkan pandangannya dan mengerahkan segenap kemampuannya untuk berlari demi meraih target yang sudah ditetapkan. Orang yang memiliki visi tidak akan mudah untuk mengurangi atau menghentikan kecepatan berlarinya. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki visi yang kuat akan mudah mengendorkan kecepatannya bahkan menghentikan langkahnya kapanpun dan dimanapun ia ingin menghentikannya.

(2). Pentingnya membangun manusia rohani hari lepas hari, sehingga kita semakin diyakinkan untuk percaya dan bergantung penuh kepada pimpinan Tuhan.

Hak. 6:16 Berfirmanlah TUHAN kepadanya: “Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis.”

Perkataan Tuhan ini menyatakan betapa Tuhan serius dengan pilihan-Nya atas Gideon untuk melakukan tugas penyelamatan bangsa Israel dari bangsa Midian. Ia berjanji untuk menyertai Gideon sampai ia memenangkannya. Ini berbeda sekali dengan respon Gideon yang sejak awal menggambarkan dirinya begitu kecil dan merasa tidak layak. Ia menyebut dirinya berasal dari “suku terkecil” dan menjadi yang “termuda di dalam kaum keluarganya”. Dalam arti kata lain, Gideon mengatakan bahwa ia sama sekali tidak memenuhi syarat! Bukankah ini seringkali mirip dengan apa yang dilakukan tidak sedikit orang percaya hari ini? Ketika diberi pujian tentang kemampuannya atau ketika diminta untuk melakukan tugas baru, secara otomatis mencari alasan untuk menolaknya.

Reaksi Gideon sangat mirip dengan mereka yang sering merasa tidak memenuhi syarat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Menjadi cemas, kewalahan, dan merasa tidak siap untuk suatu kepercayaan. Dia terus menyampaikan pembelaannya mengapa dia tidak memenuhi syarat untuk melakukan tugas yang Tuhan berikan padanya. Ketika Gideon akhirnya menerima tugas tersebut, ia tetap butuh diyakinkan berulang kali dan berkelanjutan oleh Tuhan tentang apa yang harus dia lakukan. Dan Tuhan begitu sabar menuntunnya langkah demi langkah sampai Gideon bisa menyelesaikan seluruh rangkaian tugasnya dengan baik.

Mari jemaat Tuhan, yakinlah bahwa pemilihan Tuhan atas kita tidak pernah salah. Yang seringkali salah adalah cara kita bereaksi. Kita sering merasa diri tidak layak dan merasa orang lainlah yang lebih layak. Melalui kisah Gideon ini kita boleh menyadari bahwa ternyata Tuhan tidak pernah melepaskan kita dari penyertaan-Nya. Selamat melaksanakan tugas!

Tuhan Yesus memberkati!

Jangan Memandang Diri Salah, Tangkap Rencana Tuhan (Pesan Gembala, 19 September 2021)

| Warta Jemaat |
About The Author
-