Tetapi Kamu, Siapakah Kamu? (Pesan Gembala, 31 Juli 2022)

TETAPI KAMU, SIAPAKAH KAMU?

Kisah Para Rasul 19:15 Tetapi roh jahat itu menjawab: “Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?”

Peristiwa ini terjadi ketika Rasul Paulus sedang melakukan perjalanan pelayanan di kota Efesus. Sebagai pribadi yang sadar bahwa ia telah dipilih Tuhan dan diberikan kuasa serta otoritas Kerajaan Sorga, di dalam pelayanannya rasul Paulus telah membuat dunia alam roh bergetar. Banyaknya peperangan terhadap roh-roh jahat di kota tersebut menunjukkan adanya kekuatan kuasa kegelapan bercokol di kota yang memang marak dengan praktek sihir dan okultisme. Di kota itu juga terdapat berbagai kelompok kepercayaan. Salah satunya adalah kelompok orang-orang Yahudi yang masih menggunakan praktek-praktek jampi dan semacamnya untuk memikat penduduk untuk berbagai tujuan.

Adalah anak-anak Skewa yang mengklaim diri bahwa mereka adalah anak-anak imam kepala Yahudi, namun yang masih melakukan praktik jampi, sering melihat rasul Paulus mengusir setan-setan dengan menggunakan nama Yesus. Melihat hal itu mereka takjub dengan apa yang dilakukan rasul Paulus, lalu mereka mencoba melakukan hal yang sama. Apa yang terjadi ketika mereka melakukan hal itu? Alkitab mengatakan, orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka. Sungguh mengagetkan sekaligus memalukan.

Apa yang terjadi dengan anak-anak Skewa itu? Bukankah mereka telah menggunakan nama Yesus? Bukankah iblis dan segenap jajarannya seharusnya takluk kepada nama Yesus? Betul, iblis dan seluruh nama yang ada di dalam struktur kerajaannya memang takluk kepada nama Yesus, sang Raja di atas segala raja, namun tidak semua orang memiliki otoritas untuk menggunakan nama Yesus.

Sebaliknya, anak-anak Skewa tampaknya tidak menyadari bahwa hanya dengan menggunakan nama Yesus ternyata tidak otomatis mereka diberikan wewenang untuk menggunakannya sekehendak hati. Para peniru, seperti anak-anak Skewa ini, tidak diberikan otoritas untuk menggunakan nama Yesus karena mereka memang tidak pernah mengenal-Nya. Setan bereaksi terhadap nama Paulus karena ia tahu bahwa Paulus memiliki kuasa dari Tuhan. Ia bereaksi terhadap nama Yesus karena ia tahu Yesus adalah Anak Allah (Markus 1:24-25; 3:11-12; 5:7). Tetapi meskipun para pengusir setan menggunakan perkataan yang sama dengan menyebut nama Yesus, mereka tidak mengenal kuasa, otoritas, dan kedaulatan-Nya.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Lagi-lagi Tuhan berbicara tentang identitas, namun bukan sekedar tentang pengakuan di mulut. Di hadapan manusia kita bisa mengatakan bahwa kita milik Tuhan dan memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan. Bahkan mungkin kita mengatakan bahwa kita sedang melakukan apa yang Tuhan ingin kita lakukan. Dan orang bisa saja menyetujuinya. Namun kita tidak bisa berdusta di hadapan Tuhan. Di alam rohani keberadaan kita jelas terlihat siapa kita sesungguhnya di hadapan Tuhan.

Namun jangan lupa, bukan saja Tuhan yang dapat melihat, namun ada oknum si jahat yang juga dapat turut melihat keberadaan dan kondisi kita yang sesungguhnya. Siapakah kita yang sesungguhnya, berada di pihak siapa kita berada, apakah kita sebagai orang percaya sedang mengenakan payung perlindungan atau berada di bawa suatu tudung rohani yang kuat atau tidak, sedang “berpakaian lengkapkah” kita dengan seluruh perlengkapan senjata Allah, atau malah sedang berada dalam keadaan “compang-camping”.

Itulah sebabnya, ketika anak-anak Skewa mencoba menggunakan nama Yesus untuk melakukan pengusiran roh jahat yang menguasai seseorang, roh jahat itu dapat melihat siapa yang sedang mencoba-coba untuk mengusir dirinya, ia berkata: “Yesus aku kenal (Yun. ginosko), dan Paulus aku ketahui (Yun. epistamai), tetapi kamu, siapakah kamu?”

Salah satu hal yang dapat kita tangkap melalui pesan ini adalah:

Pastikan kita memiliki posisi yang kuat dimanapun. Perjelas keberpihakan kita.

Kisah Para Rasul 19:15 Tetapi roh jahat itu menjawab: “Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?”

Iblis dan oknum-oknum yang ada di strukturnya tahu siapa orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, siapa yang menaati perintah Tuhan, siapa yang mengenal Yesus dan hidup di dalam-Nya. Mereka juga mengenali siapa yang hanya meniru-niru menggunakan nama Yesus dan yang tidak sungguh-sungguh percaya. Di dalam hukum Tuhan, kita tahu bahwa ada perintah untuk tidak menyebut nama Tuhan dengan sia-sia. Nama yang kudus dan berkuasa. Nama yang tidak sembarang orang dapat menggunakannya tanpa memiliki sebuah jalinan hubungan yang sah dan kuat.

Melalui peristiwa ini kita kembali diingatkan bahwa apakah kita sebagai orang percaya sudah sungguh-sungguh mengenal Tuhan dan berada di pihak Tuhan. Maksudnya, menjadi orang-orang percaya yang bukan hanya sekedar mengakui diri sebagai anak Tuhan, namun juga berada dalam kebenaran yang sama, melakukan pekerjaan seperti yang dikehendaki-Nya sebagai representasi dari Kerajaan Sorga. Jangan hanya sekedar memanggil nama Yesus namun tidak mengenal-Nya dan tidak hidup di dalam-Nya.

Perkataan ‘epistamai’ yang dikatakan roh jahat tentang rasul Paulus menyatakan bahwa ia sangat mengenal rasul Paulus dengan segala sepak terjang yang ia lakukan. Kisah tentang anak-anak Skewa ini tercatat di ayat 15, apabila kita ingin melihat apa saja yang rasul Paulus lakukan perhatikan ayat 1-14 dimana ia benar-benar bergerak merepresentasikan Kerajaan Sorga dengan luar biasa. Makanya tidak heran roh jahat gentar dengan apa yang dilakukan rasul Paulus. Mereka mengakuinya.

Mari jemaat Tuhan, tidak ada waktu lagi untuk memanjakan diri, dan bukan saatnya lagi kita berfokus kepada diri sendiri, ada tugas yang harus kita emban sebagai representasi yang baik dari Kerajaan Sorga. Bergerak dengan kuasa dan otoritas yang Tuhan sudah diberikan, serta berdiri di tempat pijakan yang benar, sehingga kuasa manapun akan mengakui keberadaan kita sebagai anak-anak Tuhan yang berotoritas.

Tuhan Yesus memberkati!

Tetapi Kamu, Siapakah Kamu? (Pesan Gembala, 31 Juli 2022)

| Warta Jemaat |
About The Author
-