Tetap Melangkah Maju (Pesan Gembala, 4 Juli 2021)

TETAP MELANGKAH MAJU

Ayub 23:11 Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang.

Ayat ini diambil dari seseorang yang memegang teguh prinsip kesetiaannya pada Tuhan. Kesetiaan adalah suatu nilai ilahi yang dilakukan dalam menjaga suatu hubungan dengan pribadi yang lain. Tidak semua orang mudah memeraktekkan kesetiaan di dalam kehidupannya, baik kesetiaan kepada Tuhan maupun kesetiaan kepada sesama manusia. Namun, sebagai orang percaya kita dituntut untuk tetap setia kepada Tuhan dalam berbagai keadaan apapun. Karena Tuhan telah membuktikan bahwa Ia tetap setia dikala umat-Nya seringkali tidak setia.

Apabila kita melihat judul pesan Tuhan “Tetap Melangkah Maju” sepertinya bukan sesuatu yang sulit untuk dilakukan, karena tidak ada yang terlalu sulit kalau hanya sekedar melangkahkan kaki untuk bergerak maju. Namun hal tentang melangkah maju ini akan menjadi sesuatu yang tidak mudah dilakukan ketika menyadari bahwa keputusan untuk tetap melangkah maju menuruti jalan-Nya Tuhan ini keluar dari mulut seorang yang bernama Ayub. Apa yang biasanya langsung terlintas di pikiran ketika mendengar nama Ayub? Biasanya yang terlintas adalah tentang penderitaan Ayub yang berat. Maka, jelas dapat disimpulkan bahwa pesan “Tetap Melangkah Maju” ini bukan sesuatu yang dapat dianggap remeh, karena untuk seseorang dapat tetap melangkah maju mengikuti langkah yang dikehendaki Tuhan di tengah tantangan apapun yang sedang dialami bukan sesuatu yang mudah.

Ayub dikenal sebagai pribadi yang saleh, jujur, takut akan Tuhan, dan menjauhi kejahatan. Ia digambarkan sebagai seorang yang setia dalam melakukan apa yang dikehendaki oleh Tuhan. Ia pernah harus melewati suatu masa dalam hidupnya dimana ia mengalami penderitaan berat yang bertubi-tubi, yaitu mulai dari kehilangan seluruh harta miliknya, kehilangan anak-anaknya, kehilangan pelayan-pelayannya, dan mengalami sakit penyakit yang berat. Isteri satu-satunya yang diharapkan dapat mendukungnya malah menyalahkan dirinya dan menyuruhnya untuk mengutuki Tuhan. Belum cukup dengan itu semua, Tuhan pun seolah-olah sulit untuk ditemui. Akan tetapi dari semua penderitaan yang dialami tidak membuat hatinya berpaling dari Tuhan.

Melalui apa yang dialami Ayub, Tuhan mau kita belajar bahwa orang percaya kepada Tuhan pun harus memiliki sikap dan mentalitas yang berkualitas ketika menghadapi suatu ujian berupa tantangan dan kesengsaraan, disamping juga ketika menerima segala yang baik dari tangan-Nya. Memercayai Tuhan bukanlah berarti kita dibebaskan dari mengalami hal-hal yang tidak enak. Sama halnya juga dengan kesetiaan kita kepada Tuhan tidak menjamin harus selalu “dihadiahi” dengan kemakmuran dan kelimpahan. Namun yang pasti ada penyertaan dan kemenangan yang Tuhan berikan.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Penekanan dari pesan ini bukan tentang semata-mata menyelami penderitaan Ayub, melainkan Tuhan mau kita memiliki ketetapan untuk tetap mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan dan melangkah maju berjalan ke tujuan yang Tuhan sudah rancangkan bagi kita di tengah tantangan yang dihadapi. Biar bagaimanapun, kita harus selalu ingat bahwa Tuhan punya rencana besar atas kehidupan kita. Sayangnya, seringkali masalah membuat langkah orang percaya menjadi terhenti. Kalaupun tidak berhenti, acapkali langkah-langkahnya terarah kepada hal-hal yang bukan dikehendaki Tuhan. Tuhan mau kita belajar dari kesetiaan Ayub yang tetap memutuskan untuk melangkah maju sambil mengikuti jejak dan jalan-Nya Tuhan di tengah kondisi apapun yang dihadapi.

Beberapa prinsip yang perlu kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini, di antaranya adalah:

(1). Memahami bahwa hubungan dengan Tuhan selalu dinyatakan melalui prinsip “berjalan bersama”

Ayub 23:11 Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang.

Tidak mudah bagi Ayub ketika ia harus menghadapi masalah dalam hidupnya, namun ada masa dimana kita melihat Ayub mengalami kemenangan dan pemulihan yang luar biasa. Ayub memiliki keyakinan bahwa Tuhan tahu jalan hidupnya lebih daripada dirinya sendiri (23:10), dimana seandainya sampai Tuhan menguji dirinya, ia akan memunculkan suatu kualitas seperti emas. Emas adalah logam yang semakin dipanaskan dan dibakar justru semakin muncul kemurnian dan kilauannya. Bagi Ayub Tuhan adalah pribadi yang berdaulat atas hidupnya. Artinya, Tuhan dapat melakukan apa saja yang menjadi kemauan-Nya dengan sebuah tujuan indah di baliknya.

Itulah sebabnya, dari respon hati yang benar akan menghasilkan keputusan yang benar pula. Di tengah tantangan yang dihadapi, Ayub berketapan untuk tetap melangkahkan kakinya mengikuti jejak dan langkah Tuhan, supaya jalan hidupnya tidak menyimpang. Satu prinsip yang perlu kita pahami tentang hubungan orang percaya dengan Tuhan, selalu dinyatakan dengan kata “berjalan bersama.” Tidak ada hubungan yang dapat dikatakan dekat dan intim, apabila tidak dinyatakan melalui berjalan bersama. Dari sejak zaman Adam dan Hawa hubungan itu selalu dinyatakan dengan Tuhan berjalan bersama umat ciptaan-Nya. Ketika kita sebagai umat Tuhan mulai membangun hubungan dengan Tuhan, di situlah awal mula kita siap berjalan bersama Tuhan. Ada progress yang terlihat jelas dimana kita berjalan dari satu titik ke titik yang lain.

(2). Memahami bahwa musuh akan berusaha untuk menyakiti demi menghentikan langkah kita

Ayub 23:11 Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang.

Apabila umat Tuhan sampai menyelesaikan pertandingannya dengan baik sampai ke garis akhir, tentunya ada satu oknum yang merasa paling keberatan. Oknum itu adalah si musuh yang berusaha untuk menjegal langkah kaki orang percaya yang sedang berjalan bersama Tuhan ke tujuan Tuhan. Ada satu strategi yang seringkali digunakan musuh didalam menghentikan langkah orang percaya, sehingga orang percaya menjadi tidak efektif di dalam mengikuti jalan Tuhan, yaitu bukan dengan membunuh si orang percaya tersebut, namun dengan cara menyakitinya. Bagian apa yang disakiti? Biasanya bagian yang lemah dari yang dimiliki si orang percaya.

Salah satu strategi yang digunakan tentara-tentara zaman dahulu ketika berperang, dimana pada waktu itu ranjau berupa bom belum ditemukan, untuk menghentikan langkah pasukan yang mengejar di belakangnya adalah dengan cara meraut batang-batang kayu kecil satu persatu lalu kemudian menancapkannya di tanah dengan posisi bagian yang tajam menghadap ke atas. Tujuannya adalah agar kaki pasukan yang mengejarnya ketika menginjak jebakan yang dipasang akan menjadi terluka. Lukanya telapak kaki akan membuat mereka tidak bisa lagi meneruskan pengejarannya. Itulah strategi yang digunakan si musuh pada orang percaya. Musuh tidak perlu capai-capai untuk membunuh orang percaya. Cukup dengan menyakiti saja bagian-bagian tertentu, maka mereka akan menjadi tidak efektif lagi di dalam berjalan mengiring Tuhan.

Mari jemaat Tuhan, di tengah tantangan yang mungkin sedang dihadapi, di tengah situasi pandemi yang tidak mudah yang sedang kita hadapi bersama, tetaplah kita terhubung dengan Tuhan. Dan bukti bahwa seorang percaya terhubung dengan Tuhan adalah dengan tetap bergerak dan berjalan maju bersama Tuhan ke tujuan Tuhan. Dan sadari, apabila ada wilayah yang mudah sakit dan mudah tersakiti, mulailah perbaiki juga wilayah tersebut. Selamat berjalan melangkah maju bersama Tuhan!

Tuhan Yesus memberkati!

Tetap Melangkah Maju (Pesan Gembala, 4 Juli 2021)

| Warta Jemaat |
About The Author
-