Tertutup Karena Diri Sendiri (Pesan Gembala, 6 Juni 2021)

TERTUTUP KARENA DIRI SENDIRI

2 Raja-raja 7:1-2 (2) Tetapi perwira, yang menjadi ajudan raja, menjawab abdi Allah, katanya: “Sekalipun TUHAN membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?” Jawab abdi Allah: “Sesungguhnya, engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya.”

Benhadad, raja Aram, berencana membawa seluruh pasukannya untuk mengalahkan Samaria. Penaklukkan ini dilakukan dengan cara mengepung kota berbenteng itu. Tujuannya adalah memutus pasokan makanan dari luar hingga orang-orang di dalam benteng kekurangan bahan makanan. Begitu berhasilnya mereka mengurung Samaria sehingga terjadilah kelaparan. Dikatakan bahwa harga kepala keledai dan kotoran merpati menjadi sangat mahal karena orang-orang Samaria terpaksa memakan kepala keledai dan kotoran merpati (2 Raja-raja 6:25).

Keadaan yang menyedihkan ini membuat raja berdukacita. Elisa mengetahui bahwa raja Yoram telah begitu marah dan kecewa kepadanya. Namun kemudian Elisa mendapatkan perkataan Tuhan yang menyatakan bahwa besok pada waktu yang sama Tuhan akan membuat harga-harga yang tadinya begitu mahal menjadi begitu murah. Sesukat tepung terbaik hanya berharga satu syikal dan dua sukat jeli juga berharga hanya satu syikal.

Mendengar pernyataan yang disampaikan nabi Elisa, perwira ajudan raja Yoram tidak memercayainya bahkan menghina perkataan itu dengan mengatakan bahwa hal itu mustahil terjadi sekalipun Tuhan membuka tingkap-tingkap di langit. Ini merupakan penghinaan yang sangat besar terhadap kuasa Tuhan. Apakah Tuhan tidak sanggup menolong? Apakah Tuhan tidak punya kuasa untuk membuat apa yang Dia firmankan sungguh-sungguh terjadi?

Dan benar saja, sore itu juga di perkemahan tentara Aram yang sedang mengepung kota Samaria, Tuhan menimbulkan bunyi-bunyian yang begitu besar sehingga orang-orang Aram ketakutan dan lari berhamburan. Mereka lari meninggalkan semua harta dan persediaan makanan mereka yang berlimpah. Tanpa perlu berperang, Israel menjarah barang-barang dan makanan milik musuhnya. Karena begitu banyaknya persediaan makanan orang Aram itu sehingga tepung yang terbaik dijual hanya satu syikal untuk satu sukat, tepat sesuai pesan Tuhan yang disampaikan Elisa.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan merindukan untuk memberkati umat Tuhan dengan segala berkat-berkat-Nya. Tuhan tahu sekali apa yang Dia ingin berikan bagi umat-Nya. Namun ternyata berkat yang sedianya diberikan Tuhan kepada umat-Nya bisa tidak diterima. Mengapa bisa demikian? Alasannya bukan karena Tuhan yang tidak menepati janji-janji-Nya, bukan pula karena dicuri oleh si jahat, namun sikap orang percaya sendirilah yang telah menutup pintu berkat tersebut. Sehingga jelas, yang dimaksud dengan judul pesan Tuhan: “Tertutup Karena Diri Sendiri” adalah berbicara tentang ada berkat yang bisa tertutup bagi seorang percaya, dan penyebabnya adalah ketidakpercayaan orang percaya itu sendiri.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kita sebagai orang percaya tidak menghalangi sendiri berkat Tuhan atas kita, di antaranya adalah:

(1). Bangun kehidupan pengenalan akan Tuhan yang serius, agar membuat kita mudah memercayai Tuhan dan perkataan-Nya.

2 Raja-raja 7:2 Tetapi perwira, yang menjadi ajudan raja, menjawab abdi Allah, katanya: “Sekalipun TUHAN membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?” Jawab abdi Allah: “Sesungguhnya, engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya.”

Perwira di atas adalah orang Israel yang bekerja sebagai ajudan raja Israel. Nabi Elisa pun adalah sama-sama orang Israel. Meski keduanya memiki Tuhan yang sama, ternyata mereka tidak memiliki tingkat percaya yang sama. Mengapa demikian? Untuk seseorang bisa memercayai Tuhan itu tidak terjadi begitu saja. Harus didahului dengan mulai membangun hubungan pengenalan terlebih dahulu. Seorang yang tidak pernah mencoba berjalan bersama Tuhan tidak akan pernah bisa sungguh-sungguh memercayai perkataan Tuhan dengan sepenuh hati. Apakah kita mau begitu saja memercayai perkataan seseorang yang menjanjikan sesuatu pada kita padahal ia baru saja kita kenal? Tentu tidak bukan.

Sebaliknya, seseorang yang tidak berusaha mengenal Tuhan, maka sulit untuk ia dibawa Tuhan ke dalam perkara yang lebih besar lagi. Karena butuh kepercayaan di antara kedua belah pihak. Saat Elisa menyampaikan bahwa Tuhan akan mengadakan mujizat pertolongan-Nya bagi Samaria, perwira ajudan raja Yoram mencemooh perkataan Elisa. Ia mengatakan, sekalipun Tuhan membuka tingkap-tingkap langit, mustahil hal itu bisa terjadi. Keraguan perwira ini memang sepertinya masuk akal. Saat itu situasi memang sedang terjadi krisis, dimana harga-harga begitu melambung tinggi, bahkan ada orang yang tega memakan anaknya sendiri. Namun, itu bukanlah alasan untuk tidak percaya kepada Tuhan. Seandainya saja ia mengenal Tuhan, keadaan tersulit sekalipun Tuhan mampu melakukan sesuatu yang luar biasa. Akhirnya, saat lawatan itu terjadi, ajudan raja itu tidak bisa menikmati apa-apa. Bahkan, ia mati diinjak-injak oleh rakyat yang berebutan untuk mengalami mujizat lawatan itu.

(2). Bangun keterhubungan yang sungguh dengan Tuhan, agar kita dapat menyandarkan hidup kita pada pribadi yang tepat.

2 Raja-raja 7:2 a Tetapi perwira, yang menjadi ajudan raja, menjawab abdi Allah, katanya: “Sekalipun TUHAN membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?” ….

Apabila diperhatikan satu bab sebelum 2 Raja-raja pasal 7, yaitu tepatnya di 2 Raja-raja 6 di situ dikatakan bahwa raja Yoram begitu kecewa dengan apa yang terjadi. Ia menyalahkan nabi Elisa atas segala kesukaran yang terjadi di Israel hingga dikepungnya Samaria. Raja Yoram menyalahkan nabi Elisa karena Elisa tidak mengijinkan Raja Yoram untuk membunuh orang-orang Aram pada waktu peristiwa “dibutakannya” mata serombongan pasukan Aram di Samaria (6:31). Seandainya pada waktu itu Raja Yoram membunuh orang-orang Aram tersebut, pastilah pengepungan dan krisis atas Samaria tidak pernah terjadi. Setelah menyalahkan Elisa, raja Yoram kemudian menyalahkan Tuhan atas segala sesuatu yang terjadi.

Dari dua hal ini, jelas kita dapat melihat bahwa betapa rapuhnya sandaran kehidupan pribadi raja Yoram. Tidak sedikitpun yang melintas di pikirannya bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah dalam kehendak dan sepengetahuan Tuhan. Ditambah, bukankah ada nabi Elisa yang senantiasa menjadi penyambung lidah Tuhan selama itu baginya? Di dalam pengiringan kita bersama Tuhan, bukankah kita tahu bahwa bukan seberapa besar masalah yang kita hadapi, namun seberapa dahsyat Tuhan yang berjalan menyertai kita. Artinya, keadaan mungkin tidak selalu berlangsung dengan mulus. Masalah, problema dan tantangan bisa saja terjadi, seperti pandemi yang kita hadapi saat ini, namun masalahnya bukan pada seberapa sulit dan berat masalah yang kita hadapi, tetapi seberapa besar kita menyandarkan diri kita kepada-Nya.

Mari jemaat Tuhan, melalui pesan ini biarlah kita kembali diingatkan bahwa perjalanan kita di hari-hari ke depan masih begitu panjang, ada janji-janji Tuhan yang luar biasa sedang menanti kita. Dibutuhkan pribadi-pribadi yang mau membangun kehidupan pengenalan akan Tuhan yang lebih serius lagi. Jangan jadikan hal lain, selain Tuhan kita, sebagai sandaran. Ingat, ada tangan Tuhan yang kuat siap menopang kita dan meninggikan kita pada waktunya.

Tuhan Yesus memberkati!

Tertutup Karena Diri Sendiri (Pesan Gembala, 6 Juni 2021)

| Warta Jemaat |
About The Author
-