Menangkan Pertempuran (Pesan Gembala, 30 Mei 2021)

MENANGKAN PERTEMPURAN

1 Petrus 2:11 Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa (=NKJV.: Beloved, I beg you as sojourners and pilgrims, abstain from fleshly lusts which war against the soul),

Jika ada satu hal yang banyak disebutkan dalam Perjanjian Lama, itu pastilah adegan peperangan. Mungkin tidak sedikit orang menganggap hal itu sekadar catatan sejarah yang tak ada relevansinya dengan kehidupan di saat ini. Namun Tuhan telah mencatat peristiwa-peristiwa itu dalam Firman-Nya untuk suatu maksud. Dengan mencari prinsip-prinsip di balik catatan-catatan tersebut, orang percaya di masa sekarang akan menemukan suatu pembelajaran yang sangat berguna bagi hidupnya.

Bahwa yang namanya peperangan adalah sesuatu yang tidak pernah ada habisnya. Dari masa ke masa umat Tuhan akan selalu berhadapan dengan peperangan. Hal ini membuktikan bahwa musuh memang akan selalu ada, siap untuk menjatuhkan setiap orang percaya. Kalau pada zaman dahulu peperangan digambarkan melalui pertarungan antar suku bangsa, hari ini “bentuk musuh” yang dihadapi orang percaya bukan lagi semata-mata berupa darah dan daging, namun bisa berupa gangguan kuasa si jahat, godaan hawa nafsu, atau siapapun yang dapat digunakan pihak musuh sebagai alatnya.

Latar belakang surat yang ditulis oleh rasul Petrus ini berawal dari jemaat-jemaat Tuhan yang melakukan diaspora atau melakukan perantauan. Mereka tersebar ke berbagai kota termasuk Asia kecil. Mereka kebanyakan para perantau yang mengadu nasib di tempat baru. Bagaikan ikan di akuarium, kehidupan mereka diperhatikan orang dari berbagai penjuru. Kehadiran mereka diterima dengan beragam sikap. Ada yang menerima, ada pula yang menolak secara tegas.

Kondisi yang dialami para pemercaya pada waktu itu sangat tidak mudah. Tidak sedikit yang mengalami penderitaan karena perbuatan benar yang mereka lakukan, belum lagi dinista dan dicaci maki karena nama Kristus oleh mereka yang belum percaya. Hal ini membuat sebagian dari mereka tergoncang dan tidak bertahan. Karena itu, rasul Petrus perlu menulis surat untuk mengingatkan agar mereka senantiasa menyatakan sikap hidup yang baik sebagai pengikut Yesus dengan cara menjauhi segala keinginan daging, bijaksana di tengah-tengah bangsa lain.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tidak sedikit orang-orang percaya yang disadari atau tanpa disadari membiarkan dirinya di bawah kendali dari si musuh. Mereka kerap menyerah begitu saja tanpa melakukan perlawanan yang berarti atau terlalu lelah untuk berjuang dengan melibatkan kuasa Tuhan agar tetap berdiri tegak. Tantangan dan godaan yang dialami para pemercaya pada waktu itu pun masih kerap dialami orang-orang percaya di masa sekarang. Strategi yang digunakan si musuh pun sebetulnya tidak banyak berbeda, yaitu selain menghambat laju langkah orang percaya dalam rencana Tuhan, atau sebaliknya mendorong mempercepat orang percaya untuk melangkah dalam kehendak sendiri. Bagaikan dua pihak sedang melakukan kegiatan tarik tambang, seperti itulah kondisi yang terjadi. Terjadi tarik menarik dimana pihak yang lebih kuat tentu yang akan memenangkannya. Berbagai strategi dan daya pikat digunakan si musuh untuk memerdaya sasarannya.

Beberapa hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini, di antaranya adalah:

(1). Waspadalah untuk senantiasa mengambil keputusan yang tepat di setiap keadaan

1 Petrus 2:11 Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.

Pernahkah anda lengah di dalam berkendara, sehingga tanpa disadari kendaraan di samping sudah begitu dekat dan mengenai sedikit bagian dari kendaraan anda? Tidak ada orang yang dengan sengaja mau menyerempetkan kendaraannya pada apapun juga. Hal itu dapat terjadi ketika seseorang lengah, sehingga terlambat untuk mengambil keputusan yang tepat. Begitu juga dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang didapati orang percaya yang tidak konsisten dalam mengambil keputusan yang tepat di setiap keadaan. Membiarkan diri untuk melupakan waktu-waktu bersekutu intim dengan Tuhan. Sehingga pada saat dibutuhkan pengambilan keputusan dengan segera, ia didapati mengambil keputusan yang salah.

Sebagai umat pilihan Tuhan, rasul Petrus mengingatkan status orang-orang percaya di dunia ini hanyalah sebagai orang-orang pendatang dan perantau. Ketika dilahirkan baru di dalam Kristus, maka status kita sudah bukan berasal dari dunia lagi, melainkan berasal dari Tuhan. Keberadaan kita di dunia ini hanyalah sementara, yaitu untuk menjalankan misi Kerajaan Sorga. Namun musuh dan pihak dunia tidak tinggal diam, mereka mencoba menarik jiwa kita agar keluar dari rencana dan panggilan Tuhan. Itulah sebabnya, ada peperangan kuat dari dunia untuk menghancurkan keberadaan kita dari rencana Tuhan. Ada tarik menarik yang senantiasa terjadi. Pilihannya adalah, apakah kita mau menggunakan kuasa dan otoritas untuk berjuang memertahankannya ataukah terlalu lelah untuk kemudian menyerah begitu saja?

(2). Waspadalah untuk tetap berjaga-jaga, karena musuh menunggu saat dimana kita lemah

Pet. 2:12 Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.

Kita tentu masih ingat ketika Yesus dicobai oleh si iblis. Sesaat setelah dibaptis, Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun selama empat puluh hati. Iblis tidak lama mendatangi untuk mencobai-Nya. Dia mendatangi Yesus pada titik dimana ia menyangka bahwa itu merupakan titik paling lemah-Nya. Melihat Yesus dalam keadaan lapar, maka si pencoba langsung memerintahkan Yesus untuk mengubah batu-batu menjadi roti. Namun ia terkecoh karena Yesus justru berada di dalam kondisi yang terbaik. Apakah kemudian iblis lari tunggang langgang dan merasa kapok untuk melakukannya lagi? Ternyata tidak. Setelah pencobaan, iblis dikatakan mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik menurut pandangannya.

Rasul Petrus mengingatkan umat Tuhan bahwa sebagai orang-orang percaya yang tinggal di tengah-tengah orang-orang yang belum percaya, agar memiliki cara hidup yang bukan hanya sekedar baik secara umum, namun cara hidup yang terpuji dan menghidupi nilai ilahi (Yun. Kalos). Sehingga, ketika ada orang-orang yang dengan sengaja mencari kesalahan melalui kelemahan kita mereka tidak mendapatkannya. Ingat, bahwa musuh tidak segan-segan untuk menjatuhkan orang percaya sampai kepada titik yang terendah. Ia akan melakukannya dengan menunggu saat yang “baik,” yaitu saat dimana orang percaya lengah dan lalai.

Mari jemaat Tuhan, peperangan melawan kuasa si jahat bukanlah sesuatu yang menakutkan, karena bukankah kepada kita telah diberikan kuasa untuk mengusirnya di dalam nama Yesus Kristus? Yang menakutkan adalah ketika orang percaya membiarkan dirinya lemah dan tidak berjaga-jaga lagi.

Tuhan Yesus memberkati!

Menangkan Pertempuran (Pesan Gembala, 30 Mei 2021)

| Warta Jemaat |
About The Author
-