Prajurit-Prajurit-Nya Tuhan (Pesan Gembala, 23-06-2019)

2 Samuel 23:8-16 (8) Inilah nama para pahlawan yang mengiringi Daud: Isybaal, orang Hakhmoni, kepala triwira; ia mengayunkan tombaknya melawan delapan ratus orang yang tertikam mati dalam satu pertempuran. 
 
Perjanjian Lama banyak berisi kisah-kisah yang luar biasa. Salah satu dari kisah-kisah tersebut adalah kisah tentang Daud, seorang gembala muda yang kemudian suatu hari menjadi raja atas bangsa Israel. Perjalanannya hingga naik ke tahta raja bukanlah tanpa rintangan. Tidak terlalu lama sejak ia diurapi oleh nabi Samuel, ia harus pergi membawa dirinya dari satu tempat ke tempat lain. Bersembunyi di hutan luar Yerusalem sampai ke gua Adulam tempat ia bertemu dengan berbagai orang bermasalah lainnya. Di sinilah cikal bakal orang-orang tersebut kelak menjadi pengikut-pengikutnya yang setia atau dikenal dengan pahlawan-pahlawannya Daud (David’s mighty warriors). 
 
Orang-orang yang datang berkumpul dari berbagai kondisi tersebut digambarkan Alkitab menjadi pasukan elit yang luar biasa dan istimewa. Mereka adalah para pejuang yang tidak kenal takut. Mereka sangat kuat, berani dan berkomitmen penuh pada tugas yang dipercayakan kepada mereka. Mereka adalah tiga puluh tujuh prajurit yang paling berintegritas dan berdedikasi penuh yang pernah ada. Mereka bagaikan kombinasi dari pasukan-pasukan gabungan darat, laut dan udara di zaman sekarang yang memiliki keterampilan di atas rata-rata kebanyakan prajurit lainnya. 
 
Mereka berjuang, berkorban dengan keberanian yang luar biasa menghadapi musuh yang jumlahnya jauh lebih banyak. Mereka bertarung sampai titik darah penghabisan demi perintah Tuhan untuk mempertahankan tanah perjanjian. Alkitab mencatat hasil dari perjuangan para pahlawan itu: “Demikian diberikan TUHAN kemenangan yang besar.” (2 Sam. 23:12). Dedikasi para pahlawan tersebut seringkali membuat Daud terharu dan menghormati mereka. 
 
Kisah tentang prajurit-prajuritnya Daud ini adalah kisah kepahlawanan orang-orang yang sudah jarang kita temui di masa sekarang. Mereka adalah orang-orang yang sadar akan panggilan Tuhan dalam hidup mereka. Ketika mereka di tempatkan di barisan tempurnya Daud, mereka sudah tidak memikirkan diri mereka sendiri lagi. Mereka melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan tanpa memikirkan apa yang akan mereka peroleh lewat pengabdian yang mereka persembahkan. 
 
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan tidak ingin kita sekedar membaca dan mempelajari sekelumit kisah tentang pahlawan-pahlawannya Daud yang luar biasa ini saja, namun ingin kita menghidupi “nilai-nilai kepahlawanan” tersebut ke dalam diri kita di masa sekarang. Jangan sampai kisah-kisah kesatriaan pahlawan Tuhan di masa lalu hanya tersimpan di dalam Alkitab sebagai salah satu kumpulan cerita “komik” kepahlawanan yang pernah ada di zaman dahulu saja. 
 
Bukankah banyak dari kita datang dari berbagai latar belakang yang kurang lebih sama dengan para prajuritnya Daud, diperlengkapi dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan serta dihidupi oleh Roh Tuhan yang sama? Biarlah kisah kepahlawanan prajurit-prajurit-Nya Tuhan yang dipenuhi dengan nilai loyalitas, integritas, keberanian, pengabdian, ketegasan dan berani berkorban itu tetap hidup di antara kita orang-orang percaya masa kini. 
 
Beberapa hal yang perlu kita hidupi, sehingga layak dikatakan sebagai pahlawan-pahlawan Tuhan, di antaranya adalah:
(1). Sigap menangkap isi hati sang raja. 
 
2 Sam. 23:15-16 Lalu timbullah keinginan pada Daud, dan ia berkata: “Sekiranya ada orang yang memberi aku minum air dari perigi Betlehem yang ada dekat pintu gerbang!” Lalu ketiga pahlawan itu menerobos perkemahan orang Filistin, mereka menimba air dari perigi… 
 
Dedikasi ketiga pahlawan tersebut bukan hanya berhenti sampai setia bertarung di sisi Daud saja, melainkan ada satu peristiwa yang membuat Daud begitu terharu dan hormat pada ketiga pahlawan (triwira) tersebut. Ketika suatu hari timbul keinginan Daud untuk meminum air dari perigi Betlehem, triwira yang diam-diam mendengar kerinduan hati sang raja, tanpa berlama-lama langsung berangkat menerjang ke kubu musuh tanpa menghiraukan akan adanya bahaya yang bisa ditimbulkan bagi diri mereka untuk mengambil air di pergi yang dimaksud. 
 
Mereka mengendap-endap turun dan berjuang melalui penjagaan ketat orang Filistin. Mereka menimba air, lalu kembali membawa air pulang kepada raja. Mereka harus kembali menghindari orang-orang Filistin dan segera kembali ke tempat persembunyian mereka dan kemudian memberikan air itu kepada raja. Mereka bukanlah orang-orang yang nekad dan tidak berpikir panjang, namun mereka adalah orang-orang yang tidak mau menunda-nunda apabila tahu bahwa ada kehendak raja yang telah mereka tangkap dan harus mereka lakukan. 
 
(2). Sigap mempertahankan apa yang harus dipertahankan. 
 
2 Samuel 23:11-12 (12) Maka berdirilah ia di tengah-tengah ladang itu, ia dapat mempertahankannya dan memukul kalah orang Filistin. Demikianlah diberikan TUHAN kemenangan yang besar. 
 
Sama, anak Age, pahlawan ketiga Daud, harus bertempur seorang diri dan mempertaruhkan nyawanya demi memertahankan sebidang tanah ladang. Ketika Sama memerhatikan bahwa ada sebidang ladang kacang merah milik tuannya yang telah ditinggalkan para tentara Israel, sementara pasukan Filistin hendak menguasainya, maka segeralah ia bertindak untuk memertahankannya. Ia bertempur dan bertahan dengan segenap kekuatannya hingga akhirnya ia dapat memukul pasukan Filistin. 
 
Pahlawan ini bertahan dan mempertaruhkan nyawanya untuk sebuah motif yang jelas, yaitu mempertahankan sebidang ladang kacang merah. Mungkin menjaga sebidang ladang kacang merah bukanlah sebuah medan perang yang terhormat dan penting. Bahkan bagi kebanyakan orang hal itu terlihat remeh. Namun bagi Sama, ketika ia mengetahui bahwa ladang ini milik tuannya yang tidak boleh dicemari dan dikuasai musuh, maka ia akan menjaganya dengan segenap kekuatan. 
 
Banyak orang percaya yang hari-hari ini justru begitu mudah melepaskan apa yang harus ia pertahankan dan mempertahankan apa yang sebenarnya tidak perlu dipertahankan. Terlalu mudah musuh memasuki batas wilayah yang seharusnya dijaganya dengan ketat oleh orang percaya. Ingat, Tuhan sangat menghormati orang-orang yang menghormati medan perangnya. 
 
Mari jemaat Tuhan, lewat pesan-Nya ini Tuhan mau kita membangkitkan kembali semangat kepahlawanan yang seharusnya tetap hidup di tengah-tengah kehidupan orang-orang percaya hari-hari ini. Sikap kesatria hampir menjadi barang langka bagi pemercaya Kristus. Berani mengakui kesalahan demi memertahankan kebenaran sekalipun harus menanggung resiko besar hampir-hampir sulit ditemukan. Namun biarlah nilai-nilai itu masih terus dihidupi di tengah-tengah kita, para prajurit-prajurit-Nya Kristus. Amin!
 
Tuhan Yesus memberkati! 

Prajurit-Prajurit-Nya Tuhan (Pesan Gembala, 23-06-2019)

| Warta Jemaat |
About The Author
-