Miliki Mata yang Jeli (Have an Observant Eyes) (Pesan Gembala, 6 Desember 2020)

MILIKI MATA YANG JELI (HAVE AN OBSERVANT EYES)

Efesus 5:15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,

Surat ini ditulis oleh rasul Paulus kepada jemaat di Efesus ketika ia sedang berada di dalam penjara. Maksud surat ini adalah untuk menguatkan iman jemaat Tuhan agar tidak terpengaruh oleh berbagai hal, seperti praktik penyembahan kepada dewa-dewa dan kepada Kaisar Romawi. Praktik-praktik ini memang umum dilakukan oleh masyarakat yang ada di Efesus. Belum lagi ditambah kondisi moralitas bangsa yang begitu merosot. Orang-orang yang melakukan percabulan dianggap sebagai salah satu ibadah kepada dewa-dewa mereka.

Budaya mistis menyebar di masyarakat kota itu dengan sangat kuat dan mendalam. Bisa dikatakan hampir sebagian penduduknya adalah tukang-tukang sihir dengan segala praktik okultismenya. Belum lagi maraknya pengajaran-pengajaran sesat yang beredar disana sini oleh guru-guru palsu yang berusaha membelokkan jalan Tuhan yang dipegang oleh jemaat Efesus. Seperti itulah keadaan yang terjadi pada waktu itu.

Apabila dibandingkan dengan keadaan yang terjadi pada masa sekarang, manakah keadaan yang lebih baik? Keadaan masa sekarang pun tidak lebih baik. Dosa memang sudah ada sejak dari zaman dahulu. Sekarang pun ada. Hanya nilai di dalam orang memandang dosa yang berbeda. Di masa sekarang, cara orang menempatkan dosa semakin mengerikan. Orang-orang yang melakukan kejahatan dan melawan Tuhan justru merasa bahwa ia sedang melakukan suatu kebenaran, menurut dirinya.

Maka seperti halnya jemaat Efesus pada waktu itu, perjuangan orang-orang percaya di masa sekarang pun tidak kalah beratnya. Ketika rasul Paulus, melalui suratnya, mengatakan bahwa ‘hari-hari ini adalah jahat’, yang dimaksud adalah bukan semata-mata hari-hari sukar yang mereka jalani pada waktu itu saja, namun juga berbicara tentang hari-hari sukar yang terjadi di akhir zaman seperti yang terjadi sekarang ini. Di pasal 5 ini, rasul Paulus menekankan tentang fungsi keberadaan orang percaya. Menyadari akan pentingnya peran apa yang seharusnya dilakukan oleh anak-anak terang, ketika mengetahui kondisi yang terjadi.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Di tengah kondisi hari-hari yang jahat ini Tuhan mau kita tidak melalaikan sedikitpun
fungsi penglihatan atau pandangan mata kita. Banyak orang percaya hari-hari ini memandang segala sesuatu seperti layaknya orang-orang biasa memandang. Hanya sekedar bisa melihat saja. Sedangkan unsur ketajaman, kejelian, fokus dan sudut pandang benar sudah semakin kurang diperhatikan. Lewat pesan-Nya ini Tuhan mau kita lebih “membelalakkan” mata kita agar menjadi mata yang tajam, jeli, fokus dan memiliki sudut pandang yang benar dalam memerhatikan sesuatu.

Beberapa hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini, agar kita menjadi orang bijak yang mengerti kehendak Tuhan, di antaranya adalah:

(1). Belajarlah pertama-tama mengamat-amati diri kita sendiri, apakah sudah menangkap apa yang seharusnya kita tangkap

Ef. 5:15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,

Satu kalimat singkat di dalam menerangkan arti ‘mata yang jeli’ atau observant eyes adalah mata yang memberi perhatian penuh kepada hal-hal tertentu secara detail. Apa yang harus diperhatikan? Memerhatikan diri kita sendiri untuk kemudian sandingkan dengan apa yang Tuhan kehendaki. Kalimat ‘perhatikanlah dengan saksama’ sedang menekankan pentingnya seorang percaya memandang segala sesuatu dengan amat jeli, seperti seorang yang sedang mengobservasi sesuatu benda dengan kaca pembesar.

Kalimat ‘perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup’ adalah tentang apakah diri kita sudah menangkap maksud Tuhan atau belum? Sudahkah kita memerhatikan cara kita melangkah, cara kita bertindak, cara kita menjalani hidup ini. Apakah kita seorang percaya yang menjalani hidup ini dengan prinsip asal jalan saja tanpa tahu apa yang Tuhan kehendaki bagi kita. Gagalnya seorang percaya mengobservasi dirinya dengan cara ini hanya akan menjadikannya tidak lebih seperti seorang bodoh. Bodoh dalam hal ini adalah orang yang tidak mengetahui apa-apa.

(2). Belajarlah mengamat-amati apa yang sedang terjadi dan apa yang Tuhan sedang lakukan

Ef. 5:15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,

Makna lain dari ‘mata yang jeli’ adalah mata yang cepat untuk mengenali (quick to notice). Belajar menangkap apa yang sedang terjadi hari-hari ini, dan segeralah mengambil tindakan untuk melakukan sesuatu. Ingat sosok Nehemia yang ketika di pembuangan mendengar kabar tentang kondisi Yerusalem yang porak poranda, maka ia segera mengambil tindakan untuk datang berdoa memohon pada Tuhan untuk bisa lakukan sesuatu untuk bangsanya.

Saat ini apa yang kita tangkap berkaitan dengan berbagai peristiwa
yang hari-hari ini sedang terjadi di kota dan di bangsa kita? Observasilah semuanya itu dan jangan membiarkannya, lalu segeralah ambil bagian di dalamnya. Jangan menjadi type orang yang hanya menonton apa yang sedang terjadi, jangan pula menjadi orang yang tidak mau tahu dengan apa yang sedang terjadi. Namun jadilah orang yang ikut ambil bagian dalam menjadikan sesuatu terjadi atau terlaksana. Percayalah pada kuasa dan otoritas yang Tuhan sudah berikan pada setiap kita.

Mari jemaat Tuhan, kita tentu tidak mau dikatakan sebagai orang percaya yang bodoh yang tidak tahu apa-apa dan tidak mau tahu dengan segala yang terjadi. Promosi dalam kehidupan tidak terjadi atas orang-orang percaya yang demikian. Tuhan mau kita menjadi orang percaya yang peduli, yang mau mengobservasi dirinya dan menyelaraskan dengan apa yang Tuhan kehendaki. Itulah yang dikatakan orang yang arif. Selamat mengobservasi!

Tuhan Yesus memberkati!

Miliki Mata yang Jeli (Have an Observant Eyes) (Pesan Gembala, 6 Desember 2020)

| Warta Jemaat |
About The Author
-