Masuk Lebih Dalam Lagi (Pesan Gembala, 19-07-2020)

MASUK LEBIH DALAM LAGI

Ibrani 4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

Apabila diperhatikan, ketika kita memasuki kantor pemerintahan, bank, atau kantor-kantor lainnya, kita sering melihat tanda “dilarang masuk” di beberapa ruang tertentu. Jangankan masuk ke dalamnya, untuk melewati areanya saja seringkali ada petugas keamanan yang terlebih dahulu memertanyakan maksud kedatangan kita disana. Apabila tidak memiliki kepentingan atau maksud yang jelas maka kita tidak diberikan akses untuk memasukinya. Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat masuk ke ruangan-ruangan tersebut.

Sama halnya, ketika orang-orang Yahudi pada zaman dahulu menyembah di bait Allah, hanya imam besar yang dapat masuk ke ruang maha kudus – tempat yang menyatakan kehadiran Allah – itupun hanya setahun satu kali. Jadi, hanya orang-orang tertentu saja yang sudah dinyatakan kudus yang diberikan akses memasukinya dan berjumpa dengan Tuhan. Betapa sulitnya. Umat Tuhan hanya dapat menitipkan permohonan doanya kepada para imam. Seperti itulah kondisinya. Akses kepada Tuhan begitu terbatas.

Penulis surat Ibrani melalui tulisannya ini sedang mengajak semua orang percaya untuk tidak menjadi takut lagi ataupun ragu-ragu untuk datang mendekat menghampiri hadirat Tuhan. Bukankah melalui pengorbanan Yesus di kayu salib maka akses bagi setiap orang percaya untuk datang langsung kepada-Nya telah dibuka, tanpa harus melalui pengantara lagi? Maka setiap orang percaya di dalam Kristus dapat menghampiri dan memasuki tahta kudus-Nya Tuhan.

Satu kata yang dapat mewakili apa yang telah dilakukan oleh Yesus di kayu salib adalah kata “akses” (Yun.: prosagoge) yang memiliki arti “jalan masuk” atau “kebebasan untuk masuk.” Sesuatu yang tadinya sangat sulit untuk dilakukan oleh manusia, kini menjadi mungkin. Oleh sebab itu, hari ini, sebagai orang-orang percaya di dalam Kristus tentunya kita tidak akan menyia-nyiakan akses yang telah terbuka lebar ini.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Masih banyak orang percaya yang belum menggunakan kesempatan untuk datang mendekat kepada Tuhan dan membangun keintiman bersama-Nya. Banyak orang percaya yang merasa puas hanya dengan “sudah” berdoa kepada Tuhan. Sekiranya “akses” jalan masuk untuk bertemu ini dipandang sebagai sesuatu yang berharga, maka setiap orang percaya pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang luar biasa ini. Orang percaya yang memahami ini akan memandang bahwa perjumpaan dengan Tuhan adalah lebih dari segala yang ia butuhkan, sekalipun di tahta kasih karunia-Nya sudah tersedia segala yang diperlukan.

Beberapa hal yang harus kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini, agar setiap orang percaya mengalami perjumpaan dengan Tuhan, di antaranya adalah:

(1). Mendekat tanpa rasa takut dan ragu

Ibr. 4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, …

Surat Ibrani ini ditujukan kepada orang-orang Kristen Yahudi yang sedang mengalami penganiayaan dan keputusasaan. Tidak sedikit di antaranya mulai menunjukkan tanda-tanda akan meninggalkan iman mereka kepada Yesus dan kembali kepada kepercayaan Yahudi mereka sebelumnya. Penulis berusaha untuk memerkuat iman mereka kepada Kristus dengan menjelaskan dengan teliti penebusan di dalam Yesus Kristus. Ia meyakinkan untuk tidak kembali kepada kehidupan di bawah hukuman dengan cara meninggalkan kepercayaan mereka kepada Yesus Kristus.

Penulis Ibrani ini seolah-olah seperti sedang meyakinkan seorang anak yang belum dewasa di dalam Kristus. Seorang anak yang belum pernah mengalami sebuah pengenalan yang intim dengan Yesus, tiba-tiba harus mengalami kesukaran dalam hidup. Akibatnya, mereka merasa pengiringan mereka kepada Yesus selama itu seperti sia-sia, tidak ada bedanya dengan kepercayaan lama mereka. Itulah sebabnya, mereka memutuskan untuk undur dari Kristus. Kegigihan penulis meyakinkan bahwa pentingnya seorang percaya mengalami Tuhan. Kata “penuh keberanian” (Yun.: parrhesia) berarti datang tanpa rasa takut dan ragu. Kekristenan adalah tentang keterhubungan dengan Tuhan yang harus dialami.

(2). Mendekat dengan tulus, tanpa agenda tersembunyi

Ibr. 4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, …

Di hadapan Tuhan yang Maha tahu, ketulusan di dalam menjalin persekutuan dengan-Nya adalah sesuatu yang mendasar dan sangat diperhatikan Tuhan. Seseorang mungkin bisa berpura-pura di mata manusia, namun tidak di hadapan Tuhan. Apabila manusia mudah untuk dipengaruhi dan dibuat terkagum-kagum, mustahil ia bisa melakukannya di hadapan Tuhan.

Entahkah karena ketidaktahuan, terlalu polos atau naif, tidak sedikit orang percaya berpikir bahwa ia bisa mengesankan Tuhan dengan hal-hal yang secara jasmaniah terlihat hebat, seperti halnya pada saat ia mencoba untuk membuat kagum sesama manusia. Ingat, bahwa Tuhan cenderung lebih melihat kepada apa yang ada di dalam hati manusia. Hati akan menceritakan hal yang sesungguhnya. Hati adalah apa adanya seseorang. Tidak ada yang tersembunyi di hadapan Tuhan. Penulis Ibrani mengajak para pemercaya untuk datang mendekat untuk sungguh-sungguh mengenal pribadi Kristus tanpa agenda tersembunyi, sekalipun di hadirat-Nya tersedia segala yang dibutuhkan.

Mari jemaat Tuhan, melalui pesan-Nya ini, kita sesungguhnya sedang dipersiapkan Tuhan untuk menjadi pribadi yang tangguh menghadapi segala keadaan yang mungkin akan terjadi di hari-hari ke depan. Dan semua itu dimulai dengan menjalin persekutuan yang intim dengan Tuhan, karena hubungan yang akrablah yang membuat kita mampu memahami kehendak Tuhan, dan tahu untuk bertindak cakap seperti yang Tuhan inginkan. Selamat masuk lebih dalam lagi.

Tuhan Yesus memberkati!

Masuk Lebih Dalam Lagi (Pesan Gembala, 19-07-2020)

| Warta Jemaat |
About The Author
-