Kobarkan ROH yang Membangkitkan Ketertiban di dalam Diri Kita (Pesan Gembala, 11 April 2021)

KOBARKAN ROH YANG MEMBANGKITKAN KETERTIBAN DI DALAM DIRI KITA

2 Timotius 1:7 Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.

Dalam suratnya kepada Timotius ini, rasul Paulus mengingatkan Timotius bahwa Injil harus terus diberitakan, diajarkan, dan dipertahankan terhadap segala serangan atau penyelewengan dan meminta agar Injil itu terus disampaikan kepada generasi-generasi yang akan datang secara tepat dan utuh. Rasul Paulus menulis surat ini karena mengetahui bahwa Timotius sedang mengalami kegentaran dan kesukaran serta menyadari akan adanya kemungkinan penganiayaan berat yang mungkin datang. Belum lagi adanya guru-guru palsu mencoba menyelinap ke dalam gereja. Rasul Paulus menasihatkan Timotius agar tetap kuat menanggung kesukaran dan tetap melaksanakan tugas-tugasnya.

Tidak ada manusia yang tidak memiliki rasa takut. Yesus pun pernah mengalami rasa takut ketika berada di taman Getsemani. Setiap manusia memiliki persoalan berbeda yang bisa menimbulkan rasa takut di dalam dirinya. Timotius merasa takut sekiranya ia kurang cukup mampu menghadapi segala tantangan yang ia hadapi. Memang bagi seorang anak muda yang belum terlalu banyak pengalaman, menghadapi semua itu seorang diri bukan hal mudah.

Menjalani kehidupan di dalam beberapa waktu terakhir ini pun tidaklah mudah bagi banyak orang. Betapa tidak, berbagai berita-berita yang mengkhawatirkan seperti ancaman penyebaran virus yang masih terjadi di banyak tempat, berita-berita tentang kekerasan, perampokan, begal, ancaman aksi teror dan berbagai bentuk kejahatan lainnya acap mewarnai ruang-ruang kehidupan umat manusia. Belum lagi ketakutan akan menghadapi hari-hari ke depan apabila keadaan tidak kunjung pulih. Ada banyak dampak yang ditimbulkan dari kondisi seperti itu. Hidup bagi sebagian orang menjadi tidak nyaman, ada rasa takut mencoba menguasai. Kondisi seperti itu jugalah yang menghinggapi Timotius.

Itulah sebabnya, rasul Paulus memberikan dorongan semangat kepada Timotius, bahwa di dalam dirinya ada karunia Allah yang dahsyat yang tidak boleh dipendam untuk diri sendiri. Karunia Allah itu seperti api, semakin dipakai semakin berkobar, semakin tidak dipakai semakin padam. Ada kekuatan kuasa Roh Allah yang ada di dalam diri Timotius. Dalam arti kata lain, rasul Paulus mencoba menjelaskan bahwa kekuatan ilahi yang luar biasa tersebut perlu disadari keberadaannya dan kemudian diaktifasikan atau dikobarkan.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Di tengah berbagai kondisi yang terjadi hari-hari ini, dan ditambah dengan apa yang akan terjadi di hari-hari ke depan, Tuhan mau setiap kita mulai mengantisipasi berbagai keadaan yang bisa terjadi dengan terus membangun kehidupan rohani kita. Ketakutan dan kegentaran mencoba untuk menghinggapi hidup banyak orang percaya. Musuh daripada iman orang percaya adalah membiarkan ketakutan menguasai hati dan pikirannya. Hal yang sama menjadi janji Tuhan kepada kita, bahwa Dia tidak memberikan kepada kita roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Sadari bahwa ada roh yang berasal dari Allah (Yun.: Pneuma/ Roh Allah) yang mampu melakukan hal-hal yang luar biasa. Yang diperlukan adalah aktifasikan dengan cara mengobarkannya. Dari ketiga fungsi Roh, Tuhan mau kita memerhatikan fungsi ‘ketertiban.’

Yang dimaksud dengan mengobarkan Roh yang membangkitkan ketertiban, di antaranya adalah:

(1). Mengembangkan sikap bijaksana dan kemampuan memandang jauh ke depan

2 Timotius 1:7 Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (Yun. Sophronismos).

Kata ‘ketakutan’ (Yun. deilia) mengandung arti ketakutan, kecut, sifat pengecut. Kondisi Timotius yang merasa tidak berdaya dalam menghadapi tantangan digambarkan sebagai seorang anak pengecut yang memilih untuk bersembunyi dan tidak melakukan tindakan apa-apa. Rasul Paulus mengingatkan Timotius bahwa Tuhan tidak pernah memberikan kepadanya roh semacam itu. Ada banyak tugas yang telah dipercayakan kepadanya untuk ia laksanakan. Rasa ketakutan akan dapat menghambat langkahnya.

Sedangkan orang yang bijak adalah orang yang mampu melihat dan menyikapi segala sesuatu dari sudut pandang yang benar sehingga ia tahu bagaimana harus bertindak, sekalipun tantangan besar menghadang. Kebijaksanaan dalam diri seseorang seperti itu tidak dapat diperoleh melalui pendidikan formal, ilmu pengetahuan, filosofi atau ide manusia, melainkan melalui ketekunannya dalam membangun hubungan dengan Tuhan dan firman-Nya. Orang yang bijak adalah orang yang memiliki sikap yang tepat dalam menyikapinya setiap keadaan, situasi dan peristiwa. Ini terjadi karena ia memiliki pancaindera yang terlatih (dewasa rohani) sehingga ia mampu membedakan mana yang menjadi kehendak Tuhan dan yang berkenan kepada-Nya, sehingga ia menaruh sikap hormat akan Tuhan dalam setiap perkataan dan perbuatannya.

(2). Mengembangkan sikap disiplin dan penguasaan diri

2 Timotius 1:7 Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (Yun. Sophronismos).

Hari-hari ini kita diperhadapkan dengan budaya dimana orang seolah-olah bebas melakukan apa saja sekehendak dirinya, di tengah aturan yang berlaku. Padahal saat suatu aturan dilanggar, maka terdapat hak-hak orang lain yang terampas. Pelanggaran lampu lalu lintas akan menyebabkan kemacetan di sana sini, yang akhirnya akan merugikan banyak pihak. Padahal aturan dibuat dengan tujuan mengendalikan manusia dalam bertingkah laku dan sekaligus menciptakan keseimbangan akan berbagai kepentingan.

Seperti halnya Timotius, kita pun telah menerima Roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Membangkitkan ketertiban artinya mendorong kita hidup dalam kedisiplinan. Tuhan menghendaki kita untuk memiliki penguasaan diri untuk hidup secara tertib dalam semua aspek hidup kita. Dalam kehidupan bermasyarakat, hendaklah kita menjadi role model (teladan) bagi lingkungan kita, terutama dalam menjaga tata tertib melalui perbuatan kita yang menghormati aturan-aturan yang ada di sekitar kita. Jadikanlah diri kita sebagai “pencipta” ketertiban, karena pada kita telah dikaruniakan Roh yang membangkitkan sikap yang luar biasa tersebut.

Mari jemaat Tuhan, sadari bahwa Tuhan sedang mempersiapkan sebuah generasi yang siap untuk mengantisipasi segala keadaan yang mungkin terjadi di hari-hari ke depan. Generasi yang cakap, terampil serta tajam di dalam menghadapi berbagai keadaan dan situasi.

Tuhan Yesus memberkati!

Kobarkan ROH yang Membangkitkan Ketertiban di dalam Diri Kita (Pesan Gembala, 11 April 2021)

| Warta Jemaat |
About The Author
-