KETIKA MUSUH TERLIHAT BERGERAK LEBIH CEPAT
Keluaran 14:9 Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon.
Ketika diberitahukan kepada Firaun, bahwa bangsa Israel telah pergi meninggalkan Mesir, maka berubahlah hati Firaun dan pegawai-pegawainya terhadap bangsa Israel tersebut. Ia merasa menyesal telah membiarkan bangsa Israel keluar dari negeri Mesir begitu saja, mengingat telah sekian lama Israel telah menjadi budak di sana.
Kemudian Firaun memasang keretanya, bersiap-siap untuk mengejar rombongan bangsa Israel yang telah pergi menjauh. Ia membawa enam ratus kereta perang yang terpilih masing-masing lengkap dengan perwiranya. Lalu mulailah Firaun mengejar rombongan orang Israel.
Bangsa Israel yang dipimpin oleh Musa tidaklah menyadari kalau Firaun sedang memacu kereta kudanya dengan cepat untuk mengejar keberadaan mereka. Meskipun bangsa Israel telah lebih dahulu pergi sekian hari meninggalkan tanah Mesir, apabila yang mengejarnya adalah rombongan kereta kuda yang dipacu dengan kecepatan tinggi maka dalam waktu singkat pastilah akan mudah terkejar.
Begitu bangsa Israel melihat dari jauh kepulan debu yang muncul dari roda kereta di padang gurun, tahulah mereka bahwa betapa telah dekatnya pasukan kereta Firaun dari mereka. Respon pertama yang keluar adalah rasa ketakutan yang amat sangat, kemudian disusul dengan sungut-sungut yang keluar dari mulut mereka. “Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? (Keluaran 14:11).
Perkara bahwa Firaun telah menyesal bahwa ia telah mengijinkan bangsa Israel keluar dari Mesir adalah haknya. Namun apabila bangsa Israel telah menyesal bahwa mereka telah dibawa keluar oleh Tuhan adalah hal yang sangat tidak pantas mereka lakukan. Bukankah mereka sendiri yang telah berseru-seru meminta tolong kepada Tuhan atas penderitaan yang telah mereka alami pada waktu di Mesir?
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Apa yang dimaksud dengan pesan: Ketika musuh bergerak lebih cepat? Kadang kita diperhadapkan dengan suatu situasi dimana musuh seakan-akan terlihat mendominasi atas sektor-sektor tertentu dalam hidup kita. Dan buruknya, pihak orang percaya terburu percaya dengan situasi tersebut, lalu terburu-buru berespon buruk pada Tuhan dan kepada keadaan sekeliling. Padahal ini baru pada tahap “musuh seakan-akan terlihat menang,” padahal belum tentu menang. Namun akan betul-betul menang apabila si orang percaya terus berespon buruk.
Berhasilnya pasukan kereta Firaun mengejar rombongan bangsa Israel yang telah lebih dahulu keluar dari Mesir jangan terburu-buru diartikan bahwa bangsa Israel telah mengalami kekalahan. Mereka hanya terkejar saja, tetapi belum mengalami kekalahan apa-apa. Namun mereka akan benar-benar kalah apabila semua berespon buruk. Bersyukur ada Musa dan beberapa orang di sekitarnya yang tidak mudah terganggu dengan “fakta sementara” yang terlihat dan lebih memercayai akan kuasa Tuhan dan janji-Nya.
Mungkin ada di antara kita yang sedang berada di posisi yang sama dimana musuh “seolah-olah” terlihat menang. Apa respon kita selanjutnya? Salah berespon, maka akan betul-betul kalah sungguhan. Beberapa hal yang perlu kita lakukan agar keadaan berbalik menjadi menang, di antaranya adalah:
(1). Jangan terburu-buru menyimpulkan diri sudah kalah, tetap berfokuslah pada Tuhan
Keluaran 14:9 Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon.
Berada di jalan yang tampaknya buntu, seperti yang dialami bangsa Israel, dimana di belakang musuh mengejar di depan laut terbentang luas, memang sangat tidak mudah. Hal itu akan membuat tidak sedikit orang kehilangan pengharapan dan mulai panik, lalu terburu-buru menyimpulkan sesuatu dengan tidak tepat.
Namun lihat apa yang dilakukan Musa kepada bangsa Israel. Ia berdiri di tengah-tengah bangsa Israel dan mengatakan kepada seluruh umat untuk tidak menjadi takut. Ia menyerukan agar mereka berdiri tetap untuk melihat keselamatan yang dari Tuhan.
Bisa kita bayangkan, bukankah Musa juga berada di posisi yang sama dengan bangsa Israel, namun ia memiliki respon yang berbeda. Ia justru menguatkan bangsa Israel untuk tidak menolehkan pandangannya ke arah yang salah, yaitu pasukan Firaun yang mengejar, melainkan mengarahkan pandangan kepada Tuhan sumber kemenangan dan keselamatan.
Kata “lihatlah” yang digunakan adalah ra’ah, yang artinya mari periksa baik-baik apa yang kita lihat itu, mari perhatikan dengan saksama, lihat sungguh-sungguh, lakukan observasi mana yang lebih bisa menyelamatkan? Kereta firaunkah atau Tuhankah?
(2). Jangan andalkan logika, Tuhan punya banyak cara dalam membela kita
Keluaran 14:16 Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.
Ketika bangsa Israel berada dalam keadaan terjepit, dimana di belakang pasukan Firaun sudah begitu dekat dan di depan terbentang lautan luas, apakah Musa sudah mengetahui bahwa Tuhan akan membelah laut Teberau sedemikian rupa hingga orang dapat berjalan di tengahnya? Musa belum tahu persis apa yang akan Tuhan lakukan. Musa hanya melakukan apa yang disuruh Tuhan, yaitu mengangkat tongkat dan mengulurkannya ke arah laut.
Apabila mengikuti logika manusia, rasanya sulit memahami apa yang akan Tuhan lakukan apabila kita berada di posisi yang sama dengan Musa dan bangsa Israel. Rasanya seperti tidak memiliki alternatif apapun, sementara pasukan Firaun akhirnya tiba di titik dimana rombongan Israel berada.
Di tengah keadaan bangsa Israel yang sudah demikian terpojok, Tuhan tetap memiliki banyak cara dalam membela umat-Nya. Apapun keadaan kita hari ini, tetaplah percaya bahwa Tuhan mampu melakukan berbagai tindakan yang ajaib. Sebagaimana Musa tidak mengerti ketika disuruh mengulurkan tongkatnya ke arah laut, demikian pula kita. Yang diperlukan adalah perhatikan dan lakukan instruksi demi instruksi yang Tuhan berikan.
Mari jemaat Tuhan, kita telah banyak melihat contoh-contoh serupa dimana serombongan orang sama-sama berada dalam situasi yang sama, namun memiliki respon yang berbeda satu dengan yang lainnya. Respon mayoritas bangsa Israel berbeda dengan respon Musa. Satu hal yang membuat adanya perbedaan yang demikian adalah sejauh mana seseorang mau membangun kedekatam dengan Tuhan secara konsisten. Iman dan keyakinan yang terbangun akan menghasilkan respon yang berbeda pula.
Tuhan Yesus memberkati!