Ketika Mengalami Situasi “5 Roti dan 2 Ikan” (Pesan Gembala, 20 Desember 2020)

KETIKA MENGALAMI SITUASI “5 ROTI DAN 2 IKAN.”

Yohanes 6:1-15 (9) “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?”

Peristiwa ini terjadi tidak lama setelah pemenggalan kepala Yohanes Pembaptis. Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari keramaian, dan bersama murid-murid-Nya Ia mengasingkan diri dengan pergi naik perahu ke tempat yang sunyi. Hari itu merupakan hari yang sangat melelahkan bagi Yesus dan para murid. Begitu banyak orang yang datang dan pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat.

Tetapi orang banyak mendengar kemana Yesus pergi dan mereka mengikuti-Nya. Ketika Yesus mendarat, Ia sudah melihat orang banyak yang besar jumlahnya. Tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan. Maka mulailah Yesus mengajar sambil melayani mereka. Ketika hari senja, Yesus memandang sekeliling dan melihat, bahwa orang berbondong-bondong tersebut belum makan, berkatalah Ia kepada salah seorang murid untuk membeli roti, supaya orang banyak tersebut dapat makan.

Murid-murid merasa bingung karena mereka tidak tahu bagaimana cara memberi makan untuk orang yang jumlahnya begitu banyak. Sampai akhirnya salah seorang murid bernama Andreas mendapatkan ada seorang anak kecil yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan. Namun ia pun ragu dengan jumlah yang sedikit itu, apakah mungkin dapat digunakan untuk mencukupi orang sedemikian banyak.

Diperhadapkan dengan situasi yang demikian, wajar apabila para murid merasa pesimis bahwa mereka bisa memenuhi keinginan Gurunya. Umumnya banyak orang akan melakukan hal yang sama apabila berada di tengah situasi yang demikian. Apa yang dimiliki jauh sekali dari yang
diharapkan untuk dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan. Padahal mereka tidak menyadari seberapa pun yang mereka miliki apabila dibawa dengan sungguh kepada Tuhan akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan mau kita sungguh-sungguh memerhatikan peristiwa lima roti dan dua ikan lalu dipadankan dengan situasi yang kita hadapi. Apa yang dapat mengubah situasi yang tadinya seperti tidak mungkin menjadi mungkin? Situasi yang awalnya serba sedikit hingga terjadinya pelipatgandaan. Prinsip-prinsip apa yang sedang Tuhan ajarkan kepada para murid pada waktu itu dan kepada kita di masa sekarang. Tuhan ternyata sengaja mengijinkan hal itu terjadi untuk ‘mencobai’ para murid agar menangkap apa yang Ia mau lakukan di tengah-tengah mereka.

Oleh sebab itu, beberapa prinsip yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini, agar sesuatu yang luar biasa Tuhan nyatakan di tengah situasi yang tidak mudah. Beberapa di antaranya:

(1). Mujizat terjadi ketika kita mau terlibat bersama-sama dengan Tuhan di dalamnya.

Yoh. 6:9 “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; ….

Manusia pada umumnya memiliki kecenderungan untuk mudah menyerah atau kehilangan semangat dan
pengharapan ketika ia melihat bahwa situasi yang dihadapi jauh dari apa yang diharapkan. Situasi “lima roti dan dua ikan” yang dihadapi para murid bukanlah situasi yang mudah untuk dihadapi para murid. Bayangkan ada lima ribu laki-laki, belum termasuk perempuan dan anak-anak, yang “sedang menunggu” untuk diberi makan pada petang hari itu, sedangkan pada mereka tidak memiliki apa-apa yang cukup untuk diberikan kepada orang sebanyak itu.

Seandainya murid-murid datang kembali kepada Gurunya untuk menyatakan ketidaksanggupan mereka, lalu menyerahkan perkara tersebut kepada Gurunya untuk dilakukan sesuatu, maka itu pun bukan jalan keluar yang dikehendaki-Nya. Bukankah ini yang sering dilakukan orang percaya? Terburu-buru menyatakan ketidaksanggupannya, lalu meminta agar Tuhan segera lakukan sesuatu bagi dirinya. Tuhan tidak membuat keajaiban dari sebuah ketiadaan. Itulah sebabnya, ketika Andreas mendapatkan seorang anak yang rela mempersembahkan bekal lima roti dan dua ikan, ia langsung membawanya kepada Gurunya. Bagi Yesus, sedikit yang ada pada kita, cukup bagi-Nya untuk dilakukan sesuatu yang besar, asalkan disertai hati yang percaya.

(2). Mujizat lahir melalui pribadi yang tulus dan sungguh-sungguh memercayai Tuhan.

Yoh. 6:8-9 Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; ….

Berbeda dengan ketiga Injil lain yang juga menceritakan peristiwa yang sama, di dalam Injil Yohanes peristiwa ‘lima roti dan dua ikan’ dicatat sedikit berbeda. Disitu disebutkan dua nama murid Yesus, yaitu Filipus dan Andreas. Tentunya selalu ada maksud Tuhan di balik penyebutan nama-nama tersebut. Ketika dilihat bahwa orang banyak masih mendengarkan Yesus, sedangkan hari sudah menjelang gelap, maka Yesus bertanya kepada Filipus agar membeli roti untuk orang banyak ini. Namun Filipus segera berdalih bahwa sekalipun ada uang sebanyak dua ratus dinar, itu pun tidak akan mencukupi orang sebanyak itu.

Berbeda dengan Filipus, ketika Andreas mendapatkan bahwa dari sekian banyak orang yang hadir, ada seorang anak kecil yang didapati memiliki lima roti jelai dan dua ekor ikan yang rela untuk dipersembahkan, ia tidak menolaknya. Ia bahkan membawa anak itu beserta ikan dan roti ke hadapan Yesus. Yesus menyuruh seluruh orang yang hadir untuk duduk, lalu Ia mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Luar biasa bukan? Bayangkan, apa jadinya, seandainya anak kecil tersebut memberikan ikan dan roti yang ia miliki kepada Filipus.

Mari jemaat Tuhan, Yesus memang berdaulat penuh atas terjadinya suatu peristiwa mujizat. Ia bisa saja melakukan apapun dalam kehendak-Nya tanpa dibatasi oleh siapapun. Namun Ia tidak serta merta melakukannya begitu saja. Ada nilai-nilai penting yang Ia mau ajarkan kepada orang-orang yang terlibat di dalam setiap peristiwa yang terjadi. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menangkap?

Tuhan Yesus memberkati!

Ketika Mengalami Situasi “5 Roti dan 2 Ikan” (Pesan Gembala, 20 Desember 2020)

| Warta Jemaat |
About The Author
-