Jangan Takut, Ada Tangan Tuhan yang Menopang (Pesan Gembala, 9 Mei 2021)

JANGAN TAKUT, ADA TANGAN TUHAN YANG MENOPANG

Ulangan 4:32-35 (34) Atau pernahkah suatu allah mencoba datang untuk mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa yang lain, dengan cobaan-cobaan, tanda-tanda serta mujizat-mujizat dan peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan dengan kedahsyatan-kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan TUHAN, Allahmu, bagimu di Mesir, di depan matamu?

Perjalanan bangsa Israel menuju tanah Perjanjian melalui proses yang sangat panjang, melalui pengembaraan di padang gurun hampir selama 40 tahun. Pahit, getir, suka dan duka perjalanan telah dirasakan dan dialami oleh generasi pertama yang mengalami secara langsung bagaimana mereka keluar dari perbudakan di Mesir. Dan sebagian besar dari mereka (generasi tua) telah meninggal di padang gurun. Adapun generasi berikutnya adalah generasi baru yang tidak mengalami peristiwa-peristiwa itu secara langsung. Adalah perlu bagi mereka mengerti dan memahami betapa hebat dan dahsyatnya Tuhan yang menyertai bangsa Israel.

Di situ Musa juga meyakinkan umat Israel bahwa mereka adalah umat yang memiliki status yang sangat istimewa. Bayangkan, tidak ada bangsa lain yang memiliki perjanjian yang demikian luar biasa dengan Allahnya. Mereka umat yang telah dibawa sedemikian rupa oleh Tuhan dari tanah perbudakan menuju tanah perjanjian yang sebentar lagi akan mereka masuki. Sebuah negeri yang telah Tuhan janjikan jauh sebelumnya.

Jadi di dalam kesempatan yang ada, dimana Musa tidak lama lagi akan berpisah dengan bangsa Israel, karena ia sendiri tidak akan memasuki negeri yang Tuhan janjikan, Musa terus memberikan banyak bekal kepada bangsa Israel bagaimana mereka harus bersikap nanti setibanya di negeri yang baru. Mereka harus memfokuskan pandangan mata mereka kepada Allah yang adalah satu-satunya Allah yang harus mereka sembah.

Satu hal yang menarik, tiba-tiba Musa mengubah gaya bicaranya, dengan gaya retoris kali ini ia menantang umat Israel dengan mengajukan beberapa pertanyaan berturut-turut tentang kebesaran Allah Bapa. Dalam ayat 32 Musa menyuruh umat Israel untuk mencari tahu dari ujung langit ke ujung langit, dari sejak zaman penciptaan sampai kepada zaman saat itu tentang adakah allah yang demikian setia dan penyayang kepada umat-Nya selain Allah yang mereka sembah. Disambung di ayat 33 tentang adakah allah lain yang berbicara di tengah umat-Nya selain Allah mereka. Dan pertanyaan ketiga di ayat 34, bahwa pernahkah ada allah yang datang untuk menyelamatkan bangsanya dari suatu bangsa dengan cobaan-cobaan, tanda-tanda serta mujizat-mujizat dan peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan dengan kedahsyatan-kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan Allah mereka bagi mereka di Mesir, di depan mata umat-Nya? Dan, seperti yang sudah diperkirakan, semua jawabannya adalah: “Tidak ada!” Musa dengan yakin tahu bahwa di sepanjang waktu dan semua ruang manapun tidak ada siapapun yang dapat menandingi kebesaran Allah yang hidup.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Sebagaimana yang disampaikan Musa kepada bangsa Israel pada waktu itu, demikian hal yang sama disampaikan Tuhan kepada kita. Tuhan mau kita menyadari dengan sesadar-sadarnya akan siapa sesungguhnya Tuhan kita. Dia adalah Allah yang sama yang dahulu dengan penuh keperkasaan telah membawa umat-Nya dari Mesir ke tanah Perjanjian dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung. Luar biasa bukan? Kesadaran akan memiliki Allah yang demikian dahsyat dan perkasa sepatutnya diresponi dengan tindakan yang setimpal sebagaimana selayaknya terhadap-Nya. Misalnya, akankah kita menjadi ikut menjadi takut dan kuatir seperti orang lain dalam menghadapi situasi apapun apabila kita sadar memiliki Tuhan yang demikian perkasa?

Oleh sebab itu, beberapa prinsip yang harus kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan bagi kita ini, di antaranya adalah:

(1). Tetap berjalan maju tanpa ragu, tidak ada masalah yang tidak dapat diatasi

Ul. 4:39 Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa TUHANlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain. (MSG.: Know this well, then. Take it to heart right now: God is in Heaven above; God is on Earth below. He’s the only God there is).

Saat seseorang diperhadapkan dengan tantangan berat yang nampaknya menghadang perjalanannya untuk mencapai janji Tuhan di hadapannya, bagaimanakah respon yang ditunjukkannya? Apakah ia akan mundur, berdiam diri sambil khawatir atau tetap melangkah maju? Jawabannya adalah tergantung sejauh mana ia memercayai kuasa Tuhan yang menjanjikannya. Musa sadar bahwa meskipun ia tidak diijinkan Tuhan untuk memasuki tanah yang dijanjikan Tuhan, ia mengetahui bahwa ada begitu banyak tantangan yang akan dihadapi bangsa Israel pada saat mereka memasuki dan menduduki wilayah yang baru. Oleh sebab itu, pada saat ia masih memiliki kesempatan bersama-sama dengan bangsa Israel, ia terus meyakinkan mereka sedemikian rupa bahwa mereka memiliki Tuhan yang luar biasa yang menyertai mereka.

Hal seperti itu pernah terjadi tatkala bangsa Israel hendak memasuki tanah Perjanjian di awal perjalanan mereka keluar dari Mesir. Para pengintai melihat penduduk disana yang tinggi besar dan mereka menjadi takut. Mereka kehilangan kepercayaan kepada kuasa Allah. Dari duabelas orang pengintai, sepuluh orang tidak percaya mereka akan meraih janji Allah. Dan akibatnya hampir semua bangsa Israel menjadi tawar hati terhadap janji Allah. Mereka pun kehilangan iman dan bimbang serta meragukan Tuhan. Tuhan mau agar kita mempercayai Dia dengan sungguh-sungguh. Jangan bimbang dan tawar hati. Walaupun ada tantangan yang besar, namun percayalah tetap kepada Tuhan. Dia sanggup dan maha kuasa. Tuhan dapat membuat jalan di saat tiada jalan asalkan kita percaya dengan tidak tagu.

(2). Tetap berjalan maju dalam tuntunan-Nya, tidak ada rahasia yang Tuhan sembunyikan bagi mereka yang menantikannya

Ul. 4:7 Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti TUHAN, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya? (Bandingkan dengan 4:33)

Dua kebanggaan ini melekat pada bangsa Israel, seperti yang dikatakan Musa: bangsa besar manakah yang mempunyai allah seperti Allahnya bangsa Israel yang begitu dekat dengan umat-Nya? Dan Musa juga berkata, bangsa manakah yang mempunyai hukum yang adil? Dua kebanggaan ini tidaklah dimiliki oleh bangsa manapun di muka bumi ini. Dan apakah kebanggaan ini masih bisa kita miliki? Ya, bahkan seharusnya lebih lagi. Mari kita perhatikan kebanggaan yang dikatakan oleh Musa bahwa Allah Israel itu begitu dekat dengan umat-Nya. Kalau itu yang dikatakannya, maka kita lebih dekat lagi dengan Allah kita. Bukan saja dekat, tetapi Dia adalah Imanuel – Allah beserta kita. Ia berdiam di tengah umat-Nya. Dan itu berarti Ia taruh Roh-Nya ke dalam diri kita. Karena itulah kita disebutkan sebagai bait Allah (1 Korintus 3:16).

Dahulu bangsa Israel mempunyai bangunan berupa Bait Allah untuk tempat tinggal Allah, tetapi sekarang bangunan itu “bait Allah” adalah diri kita sendiri. Jadi betapa dekat seharusnya kita dengan Allah! Kita mempunyai hak setiap saat untuk berseru kepada Allah. Tidak perlu lagi ada ritual korban seperti dalam Perjanjian Lama. Juga tidak perlu lagi ada pengantara, sebab Allah langsung menemui kita. Betapa bangganya kita kepada Allah yang amat dekat ini. Kunci kemenangan bangsa Israel adalah kedekatan, di mana pada saat itulah Tuhan akan menyatakan rahasia dan kuasa mujizatNya ke tengah-tengah umat-Nya.

Mari jemaat Tuhan, pesan ini diberikan Tuhan untuk mengingatkan kembali bahwa siapa kita sesungguhnya di hadapan Tuhan, yaitu bangsa yang memiliki Tuhan demikian dekat dan sekaligus mengingatkan kita siapa Tuhan kita yang sesungguhnya. Sehingga tidak alasan untuk menjadi ragu dan terhenti langkahnya.

Tuhan Yesus memberkati!

Jangan Takut, Ada Tangan Tuhan yang Menopang (Pesan Gembala, 9 Mei 2021)

| Warta Jemaat |
About The Author
-