Jangan Bersusah Hati, Bersukacitalah Karena Tuhan (Pesan Gembala, 2 Mei 2021)

JANGAN BERSUSAH HATI, BERSUKACITALAH KARENA TUHAN

Nehemia 8:10-13 (11) Lalu berkatalah ia kepada mereka: “Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!”

Apabila kita perhatikan ayat demi ayat di atas, ada kalimat yang hampir sama yang diucapkan berkali-kali, yaitu kalimat ‘jangan bersusah hati’ (kecuali ayat 10 yang ditulis ‘jangan berdukacita dan menangis). Apapun maknanya masing-masing, semua memiliki tujuan yang sama, yaitu ajakan supaya orang-orang pada waktu itu untuk tidak bersusah hati. Ada apa dengan bangsa Israel, sehingga mereka begitu sedih dan bersusah hati?

Nehemia pasal 8 ini diawali dengan berkumpulnya orang-orang Israel di pintu gerbang Air. Mereka adalah orang-orang yang sebetulnya belum lama tiba dari pembuangan di Babel. Kemudian di bawah kepemimpinan Ezra dan Nehemia, orang-orang Israel ini kemudian membangun kembali tembok Yerusalem yang telah roboh (Nehemia 1-7). Pembangunan yang penuh tantangan namun berhasil diselesaikan. Hal pertama yang mereka lakukan setelah pemulihan tembok Yerusalem selesai dilakukan adalah kemudian berkumpul di depan pintu gerbang Air dan meminta kepada Ezra, ahli kitab itu, supaya ia membacakan kitab Taurat Musa, yakni kitab hukum yang diberikan Tuhan kepada bangsa Israel.

Semakin orang-orang Israel ini mendengarkan firman yang mereka dengar, semakin mereka bersedih hati. Mereka bersedih hati bukan karena mendengar kebenaran yang memerdekakan dan rencana Tuhan atas mereka, melainkan berdukacita atas dosa-dosa yang telah mereka perbuat. Firman Tuhan bagaikan palu yang menghantam ego dan kesombongan mereka yang begitu besar. Mereka merasa bahwa mereka telah begitu bodoh dan terlalu banyak dosa dan perbuatan salah yang telah dilakukan di hadapan Tuhan. Akibatnya, mereka hanya berduka, namun juga tidak melangkah maju.

Tidak sedikit hari-hari ini orang-orang mengalami respon hati yang demikian. Bersusah hati, namun tidak tahu apa yang harus dilakukan. Penyebabnya bisa karena banyak hal. Bisa karena tindakan pelanggaran seperti yang dilakukan bangsa Israel, atau bisa juga karena dampak akibat kondisi pandemi yang masih berlangsung, sementara tidak sedikit orang-orang yang mulai lelah dengan kondisi yang entah kapan selesai. Belum lagi ditambah berbagai problema yang saling kait mengait satu dengan yang lain yang turut memengaruhi berbagai lini kehidupan.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita.Tuhan tahu sekali kondisi hati orang-orang percaya hari-hari ini, atau tepatnya, Bapa sorgawi mengetahui sekali kondisi hati dari anak-anak-Nya, yaitu kita orang percaya. Susah hati adalah kondisi ketidaktenangan yang terjadi di dalam hati, seperti mengkhawatirkan sesuatu yang sebetulnya sadar tidak perlu dikhawatirkan, namun kuatir. Akibatnya, hati menjadi susah. Kabar baiknya adalah Tuhan lewat pesan-Nya ini mau memulihkan kondisi hati setiap anak-anak-Nya. Karena ketika umat Tuhan mengalami sukacita-Nya Tuhan, ada kekuatan yang luar biasa yang mengalir.

Jadi, kalau begitu apa yang dimaksud dengan sukacita karena Tuhan?

(1). Sukacita yang terjadi karena Tuhan memerintah di dalam hati kita

Neh. 8:11 Lalu berkatalah ia kepada mereka: “Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!”

Apabila masih ingat pesan Tuhan yang terakhir, yaitu “Terus berjalan dalam kepenuhan kasih Tuhan,” dikatakan bahwa kondisi perjalanan yang sedang kita jalani ini ada dalam situasi yang “dingin dan gelap” dimana pemandangan yang kita saksikan di sekeliling adalah begitu banyaknya kedurhakaan atau kondisi tanpa peduli hukum (lawlessness), yaitu kondisi orang-orang ignorant yang dengan sengaja melakukan berbagai pelanggaran. Melewati pemandangan yang demikian terus menerus tanpa berani menyatakan kebenaran, maka lambat laun kasih kebanyakan orang bisa menjadi dingin.

Berbeda apabila kita sungguh-sungguh terhubung dengan Tuhan, sang Sumber kobaran, kasih kita kepada-Nya dan sesama akan terus menyala. Kita tidak akan menjadi orang yang mudah kecewa dan mudah menyalahkan.Prinsip yang sama pula, apabila kita mengizinkan Kristus sang Sumber sukacita memerintah di hati, apapun kondisi yang terjadi di sekeliling kita dan terhadap kita, tidak membuat kita menjadi orang-orang yang mudah bersusah hati. Karena susah hati jelas tidak produktif dan sama sekali tidak mengerjakan sesuatu apapun yang luar biasa. Ingat, belenggu pasungan dan penjara tidak membuat Paulus dan Silas berduka, karena mereka sadar bahwa Tuhan yang bertahta di hati mereka yang telah membawa mereka ke Filipi adalah Tuhan punya rencana besar selanjutnya bagi mereka disana. Mereka begitu antusias.

(2). Sukacita yang terjadi karena menangkap maksud dan rencana Tuhan bagi setiap kita

Nehemia 8:9-10 (10) Lalu Nehemia, yakni kepala daerah itu, dan imam Ezra, ahli kitab itu, dan orang-orang Lewi yang mengajar orang-orang itu, berkata kepada mereka semuanya: “Hari ini adalah kudus bagi TUHAN Allahmu. Jangan kamu berdukacita dan menangis!”, karena semua orang itu menangis ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat itu.

Ada kesalahpahaman yang terjadi pada bangsa Israel ketika imam Ezra, sang ahli kitab, membacakan hukum Tuhan. Padahal imam Ezra telah menyampaikannya dengan begitu baik. Bayangkan, sementara firman disampaikan dari pagi sampai tengah hari, ada orang-orang Lewi yang membantu menjelaskan apa yang disampaikan Ezra kepada bangsa Israel untuk bagian-bagian yang tidak dipahami. Namun sayangnya, respon yang ditimbulkan oleh orang-orang Israellah yang tidak tepat. Mereka seperti mengerti, namun hati merasa berdosa dan merasa diri adalah pemberontakan-pemberontak Tuhan.

Atas bantuan Nehemia dan para imam Lewi, maka dijelaskanlah makna firman yang dimaksud. Bukan semata-mata untuk menyudutkan umat Tuhan akan dosa-dosa mereka sehingga mereka dibuang ke pembuangan Babel, namun untuk menyatakan bahwa Tuhan itu serius dengan perkataan-Nya. Tuhan itu bertanggung jawab dengan janji yang diucapkan-Nya. Tuhan memberikan hukum-hukum-Nya karena Tuhan sayang pada umat-Nya. Betul Tuhan telah membuang bangsa Israel ke pembuangan karena dosa mereka. Namun lihat, Tuhan juga mengatakan bahwa tidak selamanya mereka akan dibuang, ada waktu dimana mereka akan dibawa pulang kembali. Dan benar, Tuhan menepati janji-Nya untuk mengembalikan mereka ke Yerusalem. Akhirnya mereka paham, dan bersukacitalah mereka karena mereka mengerti segala firman yang diberitahukan kepada mereka (ayat 13).

Mari jemaat Tuhan, lewat pesan-Nya ini Tuhan sedang mengajarkan bahwa sukacita yang sejati tidak bergantung pada situasi apapun yang mungkin sedang dihadapi. Sukacita yang sejati timbul ketika orang percaya mengijinkan Tuhan memerintah di hidupnya dan menaruh perhatian serta memahami akan segala firman yang diberitahukan. Ketika sukacita timbul, terjadilah kekuatan dan rasa aman di dalam hidup orang percaya. The joy of the Lord is our strength.

Tuhan Yesus memberkati!

Jangan Bersusah Hati, Bersukacitalah Karena Tuhan (Pesan Gembala, 2 Mei 2021)

| Warta Jemaat |
About The Author
-