Jangan Lengah (Pesan Gembala, 16 Agustus 2020)

JANGAN LENGAH

1 Korintus 10:12 Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!

Meskipun manusia memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menjaga keseimbangan tubuhnya di dalam berjalan, berlari serta melakukan aktivitas lainnya, seperti memanjat, melompat, dan lain sebagainya, manusia tetap harus berhati-hati di dalam melakukannya, karena kecerobohan di dalam melakukannya dapat mengakibatkan terjatuh. Menurut World Health Organization (WHO) penyebab seseorang dapat terjatuh didasari oleh berbagai faktor. Beberapa di antaranya adalah faktor usia, kelenturan, penurunan kekuatan otot dan lain-lain. Namun, salah satu faktor umum yang kerap menyebabkan seseorang dapat terjatuh, terlepas dari berbagai hal yang disebutkan tadi, adalah faktor ketidakhati-hatian.

Ayat di atas memberikan peringatan kepada umat Tuhan bahwa setiap orang percaya memiliki resiko untuk “jatuh.” Bercermin kepada pengalaman bangsa Israel pasca pembebasan dari tanah perbudakan Mesir, rasul Paulus memeringati jemaat Tuhan di Korintus agar mereka berhati-hati, karena sekuat apapun seseorang merasakan dirinya, sehebat apapun Tuhan yang menyertai mereka, tetap saja seseorang berpotensi untuk bisa “jatuh” apabila ia sendiri tidak berhati-hati.

Pengalaman berbagai kejatuhan bangsa Israel di sepanjang perjalanan dari Mesir menuju tanah Perjanjian, seperti menginginkan hal-hal yang jahat, menyembah berhala, melakukan tindakan amoral, mencoba Tuhan, bersungut-sungut, dan sebagainya, awalnya disebabkan karena mereka terlalu merasa bahwa mereka kuat. Bayangkan, mereka sadar sekali bahwa mereka berjalan keluar dari Mesir di bawah tuntunan tiang awan atau tiang api dari Tuhan. “Dibaptis” ketika mereka melintasi laut. Menikmati makanan rohani dan minuman rohani yang Tuhan berikan.

Semua yang luar biasa yang diberikan Tuhan kepada mereka membuat mereka yakin bahwa mereka bisa menyelesaikan seluruh rangkaian perjalanan mereka dengan baik. Namun mereka lupa bahwa di dalam perjalanan ada tantangan mewarnai, ada musuh menghadang, ada hasrat menggoda, ada rasa ketiadaan Tuhan, ada hal-hal yang tidak sesuai dengan pengharapan yang membuat mereka bertindak sembrono yang membuat mereka jatuh.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan memeringatkan kita umat-Nya untuk tidak menjadi lengah. Akan ada hal-hal yang membuat fokus pandangan kita bisa teralihkan dari Tuhan dalam sekejap. Namun jangan meremehkan hal-hal yang sekejap itu dengan menganggap diri kuat. Meskipun sekejap, hal-hal yang dapat mengalihkan pandangan seseorang itu pastinya sesuatu yang menarik hati atau sesuatu yang kita anggap lebih penting dari apapun. Rasul Paulus memeringatkan jemaat di Korintus tentang kejatuhan yang dialami bangsa Israel pada waktu perjalanan mereka agar menjadi contoh bagi kita yang hidup di masa sekarang di mana zaman akhir telah tiba.

Beberapa hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini agar tidak menjadi lengah, di antaranya adalah:

(1). Tidak melihat hal yang lebih penting selain Tuhan dan kebenaran-Nya.

1 Kor. 10:3-4 (3) Mereka semua makan makanan rohani yang sama (4) dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.

Meskipun semua bangsa Israel makan dari makanan rohani dan minum dari minuman rohani yang sama, hal itu tidaklah membuat mereka semuanya memberikan respon yang sama atas setiap peristiwa yang dihadapi. Penyebabnya adalah seberapa dari mereka menghidupi setiap kebenaran yang mereka terima dan seberapa penting Tuhan diletakkan dalam hidup mereka. Ada kalanya Tuhan menjadi penting dalam hidup orang percaya ketika mereka berada di fase dimana mereka tidak mampu berbuat apa-apa kecuali berserah pada kehendak Tuhan. Sebaliknya, ketika orang percaya sudah berada dalam kondisi yang lebih mapan, maka mereka merasa mampu untuk membuat berbagai pilihan atas hidup mereka.

Betapa seringnya kita melihat tokoh-tokoh terkenal yang kemudian hancur ketika sedang berada di puncak ketenaran. Ada banyak di antara mereka yang tadinya orang baik-baik, orang yang takut akan Tuhan, tetapi ketika ketenaran atau keberhasilan mulai ada dalam diri mereka, mereka pun terjebak pada berbagai pilihan-pilihan yang menggiurkan hati mereka. Pilihan yang dibuat sudah bukan atas kehendak Tuhan satu-satunya lagi, melainkan kali ini ditambah atas kehendak dirinya sendiri dan atas trend yang berlaku di masyarakat umum. Akhirnya, tidak sedikit orang percaya yang akhirnya terjebak pada berbagai jerat dosa yang akhirnya menghancurkan hidup mereka.

(2). Tidak melihat semata-mata mengandalkan mata jasmani saja, namun gunakan ketajaman mata rohani

1 Kor. 10:12 Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!

Kata “hati-hatilah” (Yun. blepo) yang ditekankan disini oleh rasul Paulus adalah tentang mata yang melihat. Jangan melihat sesuatu hanya dengan mengandalkan mata jasmani semata-mata, namun gunakan ketajaman mata rohani kita. Karena melihat dengan hanya menggunakan mata jasmani kerap bisa menipu. Sebagai manusia yang hidup dengan diperlengkapi panca indera, manusia cenderung lebih mengandalkan satu indera utama yaitu mata untuk melihat, dibandingkan dengan indera-indera lainnya. Memang mata kerap disebut sebagai indera utama manusia. Bahkan dalam ayat lainnya pun Alkitab menyebutkan mata sebagai pelita tubuh (Mat. 6:22).

Sayangnya, manusia seringkali melihat hanya mengandalkan mata secara jasmani saja, dan tidak melihat secara rohani. Masalah yang kita hadapi seringkali dilihat hanya dengan menggunakan mata jasmani yang tidak dapat melihat jalan keluar, daripada menggunakan mata rohani. Padahal Tuhan selalu sudah menyediakan jalan keluar bagi setiap masalah yang kita hadapi (ayat 13). Akibatnya, kita memilih untuk merespon segala sesuatu berdasarkan apa yang kita lihat. Ini yang seringkali membuat tidak sedikit orang yang malah jatuh ke dalam berbagai hal yang lebih salah lagi. Kita perlu senantiasa mengasah mata rohani kita dengan menjalin keterkoneksian senantiasa dengan Tuhan.

Mari jemaat Tuhan, apapun kondisi kita hari ini, entahkah sedang berada di dalam keadaan yang baik atau mungkin dalam keadaan yang kurang baik sekalipun, inilah saatnya bagi kita untuk benar-benar waspada. Jangan menjadi lengah, berhati-hatilah terhadap berbagai tawaran yang menggiurkan atau sebaliknya tantangan yang terlihat sepele atau kita anggap kecil. Jangan alihkan pandangan kita. Keterhubungan dengan Tuhan akan membantu memertajam mata rohani kita.

Tuhan Yesus memberkati!

Jangan Lengah (Pesan Gembala, 16 Agustus 2020)

| Warta Jemaat |
About The Author
-