Jalan Terbaik Menurut Kita, Belum Tentu Terbaik Menurut Tuhan (Pesan Gembala, 7 April 2024)

JALAN TERBAIK MENURUT KITA, BELUM TENTU TERBAIK MENURUT TUHAN

Keluaran 13:17 Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat; sebab firman Allah: “Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir.”

Tidak mudah memang memahami maksud Tuhan bagi hidup kita. Tidak sedikit orang percaya harus mengalami kekecewaan karena merasa jalan yang ia tempuh saat ini adalah jalan yang tidak seharusnya ia jalani, karena ia merasa seandainya ia sebelumnya memilih jalan yang lain tentu hasilnya akan lebih baik dibandingkan saat ini. Akhirnya, tidak sedikit orang percaya yang berjalan dalam penyesalan. Memang hal ini bisa saja terjadi akibat keputusan yang memang kurang tepat yang dilakukannya.

Namun ada juga orang percaya yang sudah yakin sekali bertanya pada Tuhan dan mendapatkan jawaban dari Tuhan akan keputusan yang harus ia ambil, namun ternyata hasilnya tidak seperti yang ia harapkan. Jalan yang ia harus lalui ternyata jalan yang “berbatu” atau jalan yang tidak mulus. Akhirnya ia merasa kecewa mengapa Tuhan telah membawanya kepada suatu keadaan yang tidak ia harapkan. Ia merasa sekiranya saja ia menempuh jalan yang lain, mungkin hasilnya tidak seperti saat ini.

Melalui pesan ini, Tuhan mau kita belajar sesuatu dari bangsa Israel pada waktu Tuhan menuntunnya keluar dari tanah perbudakan Mesir. Dari sini kita akan mengerti, bahwa kadang jalan panjang dan “berbatu” yang kita lalui adalah jalan terbaik yang sengajanya Tuhan pilihkan bagi kita. Namun jalan yang Tuhan pilih ini seringkali disalahpahami oleh pihak orang percaya, karena tidak memahami cara berpikir-Nya Tuhan. Padahal ada maksud indah Tuhan dibalik keputusan yang Tuhan lakukan bagi umat-Nya ini.

Tidak mudah memang menyelami jalan Tuhan, namun bukan artinya kita tidak bisa belajar memahaminya. Ketika Tuhan menginginkan kita untuk melakukan kehendak-Nya, hal itu berarti Ia sedang merancangkan hal yang jauh lebih baik dari rencana kita, walaupun seringkali kita menemukan kehendak-Nya tidak sesuai dengan selera kita.

Mari kita belajar dari umat Israel saat mereka berjalan keluar dari Mesir menuju tanah Perjanjian. Keluaran 13:17a Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat; Pada waktu bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, sebetulnya jarak dari Mesir menuju tanah Kanaan (melalui jalur utara dimana terdapat negeri orang Filistin) tidaklah terlalu jauh. Kira-kira hanya sekitar sepuluh hari perjalanan jauhnya dengan berjalan kaki. Namun ingat, jalan yang termudah tidak selalu jalan yang terbaik!

Tuhan tahu, apabila mereka dipaksakan melalui jalur cepat dimana terdapat negeri orang Filistin, seandainya orang-orang Filistin tersebut memeranginya maka dapat dibayangkan bangsa Israel yang baru saja keluar dari negeri perbudakan akan sangat mudah dikalahkan. Mereka sangat tidak siap untuk berperang. Dan biasanya hal pertama yang terpikirkan apabila mereka digempur dan kalah, maka kembali ke tanah dari mana mereka berasal adalah keputusan pertama yang akan mereka ambil.

Oleh karena itu Tuhan menuntun mereka berkeliling, dengan cara yang lebih panjang (meski bukan untuk 40 tahun lamanya), menghadapi kesulitan-kesulitannya tersendiri (jalan mungkin lebih berbatu-batu), namun ini akan membebaskan bangsa Israel dari bahaya. Ini yang seringkali tidak disadari oleh umat Tuhan. Betapa Tuhan terus-menerus melakukan yang terbaik bagi umat-Nya yang seringkali tidak disadari umat-Nya tersebut. Dia menuntun kita melalui jalan-jalan yang menurut kita panjang, sulit, dan membosankan, di saat ada jalan lain yang tampaknya jauh lebih mudah dan dekat.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan mau kita belajar memahami cara Tuhan bertindak atas umat-Nya. Cara kita memandang bahwa sesuatu adalah yang terbaik bagi kita, belum tentu terbaik dalam pandangan Tuhan. Dan apa yang terbaik menurut pandangan Tuhan, seringkali dianggap tidak baik menurut pandangan orang percaya, meskipun itu sudah pasti yang terbaik.

Kalaupun saat ini mungkin ada yang sedang berjalan di atas jalan yang “berbatu” (jalan yang tidak rata) dan panjang, Tuhan sedang mau memberitahukan kepada kita melalui pesan-Nya ini bahwa Ia hadir menyertai kita. Dan selalu ada tujuan terbaik yang sedang Tuhan persiapkan bagi kita. Tuhan mau kita memerhatikan setiap pelajaran-pelajaran atau pelatihan-pelatihan yang sedang Ia ajarkan. Sama halnya ketika Tuhan membelokkan jalan yang seharusnya bisa dicapai bangsa Israel dalam waktu singkat, namun dibuat menjadi jauh untuk kebaikan kita.

Beberapa hal yang harus kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini, agar kita menjadi pribadi orang-orang percaya yang tangguh, tidak cengeng, terlatih, dewasa dan dapat diandalkan, di antaranya adalah memahami bahwa:

(1). Tuhan punya cara dalam melatih kita, meskipun mungkin terasa tidak menyenangkan.

Keluaran 13:18 Tetapi Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut Teberau. Dengan siap sedia berperang berjalanlah orang Israel dari tanah Mesir.

Apabila kita perhatikan, ada kalimat yang terasa tidak selaras di paruh yang kedua, yaitu: Dengan siap sedia berperang berjalanlah orang Israel dari tanah Mesir. Apa makna dari kalimat tersebut? Bukankah di awal Tuhan sudah tidak mengijinkan mereka menempuh jalur utara karena mereka akan melewati wilayah Filistin dengan kemungkinan besar terjadinya peperangan, namun mengapa di ayat 18b dikatakan dengan siap sedia berperang? Ternyata maksud kalimat ini dalam bahasa aslinya adalah chamush yang artinya berjalan dengan formasi seperti tentara yang mau berperang (in battle array) sesuai dengan urutan pangkat, suku, dan jabatan.

Memang tidaklah mudah menyuruh sekian banyak orang Israel yang “ratusan tahun” telah terbiasa hidup dalam perbudakan, tanpa disiplin, dan keterampilan seperti prajurit diajak baris berbaris seperti tentara? Namun ini adalah cara Tuhan melatih bangsa Israel untuk menjadi bangsa yang tangguh dan terlatih.

Oleh sebab itu, apabila saat ini mungkin kita sedang mengalami perjalanan yang terasa panjang, “berbatu,” dan memutar, mari kita sama-sama belajar, pelajaran apa yang sedang Tuhan ajarkan selama ini? Tuhan mau kita belajar pada jalan-jalan-Nya. Semakin seseorang tidak serius mengikuti tuntunan-Nya Tuhan, jangan sampai itu hanya akan memperpanjang perjalanannya saja.

(2). Tuhan punya cara dalam mengalahkan musuh umat-Nya

Keluaran 13:18a Tetapi Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut Teberau.

Tuhan kita tahu sekali apa yang menjadikan ketakutan bahkan trauma buat umat-Nya akibat pernah mengalami sesuatu di masa lampau yang masih membekas. Tuhan ingin kita benar-benar pulih dari hal tersebut. Namun selama “musuh” masih bercokol rasanya ancaman masih akan terus muncul sewaktu-waktu. Terbukti ketika bangsa Israel berada di Pihahirot dan mendengar bahwa tentara Mesir sedang mengejar mereka dan saat itu sudah demikian dekat. Mereka sangat ketakutan sekali melihatnya.

Lihatlah, betapa buruk respon yang mereka tunjukkan. Mereka bahkan menyalahkan Musa yang telah “berjerih lelah” membawa mereka  keluar dari negeri perbudakan Mesir (Kel. 14:10-12). Inilah bukti bahwa sebetulnya Mesir sudah menjadi momok yang menakutkan bagi bangsa Israel. Dan Tuhan sangat mengetahui hal ini dan Ia berniat untuk menghapuskan ketakutan Mesir dari hidup umat-Nya.

Maka, melalui jalur yang sengaja dibelokkan ini, sambil mendidik umat Israel, Tuhan juga bermaksud “membenamkan” Mesir ke dalam Laut Teberau yang Tuhan belah untuk membuka jalan bagi umat-Nya agar Mesir yang selama itu menjadi sosok yang menakutkan tidak akan pernah mereka lihat lagi. Dari sini kita dapat melihat betapa Tuhan kita adalah Tuhan yang menakjubkan jalan-jalan-Nya. Jalan yang seringkali disalahpahami oleh umat-Nya.

Mari jemaat Tuhan, janganlah kita terburu-buru berprasangka buruk terhadap Tuhan atas jalan yang sedang kita tempuh. Jalan setapak yang kita lalui mungkin terasa panjang dan “berbatu,” namun apabila kita sungguh berjalan bersama dengan Tuhan, maka setiap jalan yang Tuhan tunjukkan adalah jalan yang terbaik. Bagian kita adalah terus ikuti tuntunan-Nya. Kenali langkah-Nya. Banyak sekali pelajaran penting yang sedang Tuhan ajarkan, jangan sampai pandangan mata kita teralihkan. Melalui pesan-Nya ini, Tuhan tegaskan bahwa Ia selalu hadir menyertai kita. Selamat berjalan bersama Kristus sang Jalan terbaik!

Tuhan Yesus memberkati!

Jalan Terbaik Menurut Kita, Belum Tentu Terbaik Menurut Tuhan (Pesan Gembala, 7 April 2024)

| Warta Jemaat |
About The Author
-