Berdiri Teguh dalam Tuhan (Stand Firm in the Lord) (Pesan Gembala, 12 Desember 2021)

BERDIRI TEGUH DALAM TUHAN (Stand firm in the Lord)

Filipi 4:1 Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!

Rasul Paulus merasa perlu untuk memberikan nasihat kepada jemaat Filipi karena suatu alasan yang penting. Bahwa jemaat Filipi pada waktu itu sedang dalam keadaan goyah dan “kebingungan” dalam iman. Mereka harus melihat kenyataan suat perbandingan antara kelompok-kelompok orang percaya palsu yang “menjual” Injil dalam nama Kristus dan kelompok pemercaya yang begitu mencintai Tuhan.

Kelompok yang “menjual” Injil tampak hidupnya begitu mudah dan berhasil. Sebaliknya, mereka melihat hamba-hamba Tuhan yang mencintai Tuhan seperti rasul Paulus kenapa justru menghadapi banyak tantangan. Seolah-olah yang mencintai Tuhan, yang mengutamakan kepentingan Tuhan sepertinya tidak dipelihara. Hal-hal ini yang membuat mereka menjadi gamang, menjadi bingung dan mulai goyah.

Rasul Paulus perlu meneguhkan hati jemaat yang sedang goyah itu. Ia mengatakan, bahwa jangan melihat perbandingan dari hal-hal yang tampak lahiriah. Karena seperti itulah cara warga dunia memikat orang-orang untuk menjadi pengikutnya. Sedangkan mereka tidak tahu seperti apa hasil akhir dari orang-orang yang demikian. Sedangkan bagi mereka yang sungguh-sungguh di dalam Kristus, para warga Kerajaan Sorga, ada kepastian yang luar biasa bagi mereka yang menanti-nantikan kedatangan Kristus kali yang kedua (3:20-21).

Oleh sebab itu, rasul Paulus menegaskan bahwa karena ada kepastian yang demikian indah bagi orang percaya, maka ia mendorong agar jemaat Filipi tetap tegak di dalam Tuhan. Tegaknya orang percaya di dalam Tuhan jelas akan menguntungkan diri mereka sendiri dalam banyak hal khususnya ketika menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan, termasuk kondisi dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan goncangan.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Seperti pohon-pohon yang kering dan lemah akarnya di tengah musim hujan angin yang kencang, dimana pohon-pohon tersebut mudah sekali untuk menjadi tumbang, demikian pula orang percaya yang tidak teguh di dalam Tuhan, mudah sekali untuk menjadi “tumbang.” Dibutuhkan orang-orang percaya yang tetap berdiri tegak di tengah situasi dunia yang penuh dengan goncangan. “Tumbangnya” orang percaya dinyatakan dalam berbagai kondisi, seperti turut menjadi serupa dengan dunia, hidup yang kehilangan tujuan, gagal memertahankan standar kebenaran, dan lain-lain. Tuhan ingin kita bukan hanya menjadi pribadi yang hanya sekedar bertahan hidup, namun hidup yang tetap teguh memertahankan iman hingga akhir.

Beberapa prinsip yang perlu kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini agar tetap teguh di dalam Tuhan, di antaranya adalah:

(1). Menyadari status kita sebagai bagian penting dari Kerajaan Sorga

Filipi 4:1 Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!

Ada satu predikat yang menarik yang rasul Paulus sematkan kepada jemaat Filipi, yaitu ketika di pembukaan suratnya ia memanggil jemaat Filipi dengan sebutan “sukacitaku dan mahkotaku (Yun. Stephanos; Ingg. Crown).” Penyebutan ini bukan sekedar pujian semata-mata, namun panggilan yang mengingatkan siapa diri mereka di hadapan Tuhan. Bahwa rasul Paulus memandang jemaat Filipi bukan lagi semata-mata sebagai orang-orang dunia yang telah menjadi percaya di dalam Kristus, namun sebagai warga Kerajaan Sorga yang selayaknya tampil membawa gaya hidup dan identitas yang berbeda dengan orang-orang yang tinggal di dunia pada umumnya.

Cara pandang yang salah tentang status diri seringkali memengaruhi seseorang di dalam bertindak. Orang yang menyadari dirinya adalah bagian dari Kerajaan Sorga tidak akan lagi mencemari dirinya dengan hal-hal yang berasal dari dunia. Jemaat Filipi mudah menjadi lemah ketika melihat orang-orang yang mengaku sebagai pemberita Injil Kristus, namun menjalani kehidupan yang sangat berbeda. Rasul Paulus menyebutnya sebagai seteru salib Kristus. Mereka telah menjadikan perut mereka sebagai Tuhan. Semua berorientasi kepada keuntungan diri sendiri. Orang yang tidak menyadari status kerajaannya akan mudah tergiur dengan apa yang dilakukan oleh dunia. Sadarnya seseorang akan status Kerajaan yang Tuhan berikan akan menjaga dirinya kepada standar yang Tuhan tetapkan.

(2). Menyadari tugas yang harus kita emban sebagai prajurit-prajurit Kristus

Filipi 4:1 Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!

Kita menyangka bahwa surat yang ditulis rasul Paulus kepada jemaat di Filipi ini merupakan surat biasa yang berisi berbagai nasihat dari seorang rasul kepada jemaat yang didirikannya agar tetap teguh di dalam Tuhan. Atau juga seperti surat umum dikirim oleh seorang orang tua rohani yang tinggal jauh dari tempat dimana jemaat Filipi berada untuk menyatakan kerinduannya. Namun sesungguhnya surat ini lebih berisi surat perintah dari seorang komandan yang ditujukan kepada para prajurit-prajuritnya yang sedang berada di medan peperangan. Surat ini banyak menggunakan istilah-istilah militer yang menunjukkan bahwa jemaat Filipi harus dalam keadaan siap siaga dan waspada mengingat musuh yang mereka hadapi tidak segan-segan untuk melukai bahkan membiasakan mereka.

Seringkali kita tidak menyadari bahaya yang sedang mengancam di dalam perjalanan pengiringan kita kepada Tuhan. Kita merasa bahwa membiarkan diri masuk ke dalam keadaan kecewa, pahit hati, benci, jenuh, dan sebagainya adalah hal yang lumrah dialami orang percaya. Namun hati-hati, seandainya kita menyadari siapa diri kita dan di posisi mana kita berada, maka kita tidak akan bermain-main lagi. Ingat bahwa diri kita adalah prajurit-prajurit yang sedang berada di tengah-tengah medan pertempuran, membiarkan diri kita dalam keadaan hati seperti yang disebutkan tadi sesungguhnya kita sedang berada dalam keadaan darurat yang harus segera dibalut dan diobati lukanya agar bisa kembali bertempur. Jika tidak, luka akan semakin besar dan dapat berakibat kematian. Itulah sebabnya, kalimat berdirilah teguh di dalam Tuhan adalah perintah yang tidak boleh diabaikan.

Mari jemaat Tuhan, pesan tentang berdiri teguh di dalam Tuhan ini bukan sekedar pesan biasa, melainkan perintah untuk terus memfokuskan diri kita untuk bersiap siaga sebagaimana layaknya seorang prajurit. Gagalnya seorang prajurit melaksanakan perintah atasannya dapat mengakibatkan gagalnya sebuah misi dari pemerintah pusat yang dipercayakan kepadanya.

Tuhan Yesus memberkati!

Berdiri Teguh dalam Tuhan (Stand Firm in the Lord) (Pesan Gembala, 12 Desember 2021)

| Warta Jemaat |
About The Author
-