Yosua 1: 2  “Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.

Setelah perjalanan panjang melewati padang gurun selama kurang lebih 40 tahun, akhirnya tibalah bangsa Israel di tepian sungai Yordan. Tepian sungai Yordan bukanlah tujuan akhir perjalanan mereka, karena masih ada sungai Yordan yang harus diseberangi sebelum mereka menginjakkan kaki di Tanah Perjanjian. Tepian sungai Yordan dapat dikatakan hanya merupakan tempat persinggahan sementara, di mana umat Israel melepas lelah sejenak setelah menempuh perjalanan panjang dan melelahkan. Namun tepian sungai Yordan juga merupakan sebuah tempat penting, di mana bangsa itu diharuskan mempersiapkan diri untuk menghadapi hal yang baru.

Keberadaan bangsa Israel di tepian sungai Yordan merupakan suatu masa transisi yang tidak mudah. Bayangkan saja, pada waktu itu mereka harus merelakan diri berpisah dengan Musa yang selama ini sudah memimpin mereka selama berpulu-puluh tahun. Ada di antara mereka yang sudah mengenal Musa sejak dari Mesir dan ada pula yang mengenalnya ketika sama-sama berada dalam perjalanan di padang gurun. Sepeninggal Musa, mereka juga harus siap memasuki era Yosua dengan gaya kepemimpinannya yang mungkin berbeda dengan Musa, meskipun keduanya sama-sama merupakan orang-orang yang sangat dekat dengan Tuhan.

Semua hal yang dialami bangsa Israel sebelum mencapai Kanaan sebenarnya merupakan cara Tuhan dalam mempersiapkan bangsa itu untuk menghadapi situasi Tanah Perjanjian yang sama sekali berbeda dengan situasi padang gurun. Banyak pembekalan yang Tuhan berikan kepada Yosua dan bangsa Israel sebelum mereka menyeberangi sungai Yordan. Kitab Yosua pasalnya yang pertama mencatat bagaimana takut dan gentarnya Yosua menghadapi situasi baru yang sangat berbeda dengan kondisi sebelumnya itu, hingga Tuhan terus menerus menguatkan dan memberikan peneguhan kepada Yosua. Beberapa suku Israel tercatat tidak melanjutkan perjalanan mereka dan memutuskan untuk tinggal di wilayah tepian Yordan. Ini membuktikan bahwa pada dasarnya banyak orang tidak siap dengan perubahan.

Pesan Tuhan bagi kita saat ini adalah mengajak umat-Nya memersiapkan diri untuk sesuatu yang baru yang Tuhan telah sediakan di depan kita. Entah penggenapan janji, kondisi yang baru, posisi baru, jabatan baru, hal-hal besar yang baru, dan bahkan mungkin saja tantangan yang baru. Apapun yang akan kita hadapi, baik atau kurang baik, Tuhan mau kita menjadi orang-orang yang siap. Masalah terbesar yang kerap dihadapi oleh orang percaya adalah ketidaksiapan dalam menghadapi situasi yang baru, termasuk berkat yang baru.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memersiapkan diri untuk menghadapi sesuatu yang baru di depan kita, yaitu:
(1). Menyelesaikan babak yang lama, dan siap dengan babak yang baru

Yosua 1: 2  “Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, …

Pelayanan Musa sebagai seorang pelayan Tuhan melewati beberapa fase penting dalam kehidupannya. Empat puluh tahun pertama adalah masa pendidikan awal di tanah Mesir. Musa dilahirkan lalu diasuh orangtuanya hanya selama beberapa tahun dari awal kehidupannya. Kemudian ia dibawa ke istana sebagai anak angkat putri Firaun dan mendapat pendidikan formal di istana Mesir. Masa 40 tahun kedua Musa merupakan fase penggembalaan kambing domba di tanah Midian, dimana situasinya jauh berbeda dari kemewahan Mesir. Dan masa 40 tahun terakhir merupakan fase memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir melewati padang gurun hingga tiba di tepian Yordan. Semua fase dimulai dengan baik dan diakhiri dengan baik di tepian Yordan, lalu meninggallah ia. Setelah Musa tiada, bangsa Israel harus siap dengan era baru di bawah kepemimpinan Yosua, seorang yang diurapi Tuhan. Babak Musa telah selesai, dan berganti ke babak Yosua yang tidak kalah dahsyatnya.

Banyak hal luar biasa yang Tuhan janjikan kepada umat-Nya, namun salah satu penghalang terbesar yang kerap dialami orang percaya adalah enggan menyelesaikan apa yang telah dimulainya, meski mereka merindukan sesuatu yang baru dan besar. Pesan Tuhan minggu lalu mengatakan bahwa kita harus menjadi penyelesai yang baik. Untuk mengemban tanggung jawab dalam perkara yang lebih besar, maka kita harus setia dan menyelesaikan perkara kecil sebelumnya dengan baik.

(2). Memandang fase persiapan sebagai fase yang penting

Yosua 1: 2  “Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, …

Bagi sebagian orang menyeberang sungai Yordan adalah hal yang biasa, mereka bisa saja menggunakan tali yang diikatkan ke pohon lalu menyeberanginya. Namun bagi Yosua hal itu bukanlah hal biasa, karena ia rindu menyeberanginya dengan cara yang Tuhan kehendaki, bukan yang ia kehendaki. Oleh sebab itu Yosua mempersiapkannya secara saksama dengan cara mengkonsultasikannya terlebih dahulu dengan Tuhan. Yosua sengaja meluangkan untuk datang kepada Tuhan terlebih dahulu.

Dan bukan hanya itu saja, pengalaman Yosua sebelumnya, yaitu selama berjalan di padang gurun sebagai pengikut Musa, merupakan salah satu masa untuk mempersiapan Yosua yang dilakukan Tuhan, guna menilai keseriusan dan kesetiaan Yosua. Bagi Tuhan, masa persiapan adalah masa penting yang akan menentukan fase berikutnya.

Seringkali umat Tuhan tidak menyadari bahwa fase-fase sulit yang mereka alami dalam kehidupannya dianggap sebagai hukuman yang membuatnya frustrasi, sehingga acapkali ditinggalkan dengan penuh kemarahan kepada Tuhan. Padahal sesungguhnya, itu adalah cara Tuhan membentuk umat-Nya, dan sekaligus menjadi masa persiapan untuk menghadapi fase selanjutnya yang lebih besar.

Umat Tuhan, masih ada beberapa hal lain yang perlu kita perhatikan untuk masuk dan menghadapi babak baru dalam kehidupan. Namun ingatlah satu hal, jangan pernah menganggap enteng masa persiapan. Tuhan hanya mau melibatkan orang-orang yang dinilai-Nya siap untuk tanggung jawab selanjutnya, seperti Yosua. Termasuk fase kehidupan yang sedang kita jalani sekarang ini. Selesaikanlah setiap fase dengan indah, dan bersiaplah untuk memasuki musim yang baru.

Tuhan Yesus memberkati!

28 September 2014 – Bersiap-siaplah

| Warta Jemaat | 0 Comments
About The Author
-

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.