27 Januari 2018 – Muncul Seperti Emas

Ayub 23:10 Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.
 
Kisah Ayub ini merupakan kisah klasik tentang sebuah penderitaan yang dialami seorang anak manusia. Kisah yang mengharukan, namun sarat dengan makna rohaninya. Ayub adalah seorang figur yang memiliki reputasi dan kesaksian hidup yang tidak diragukan lagi. Alkitab mencatat bahwa Ayub adalah seorang yang “saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan” 
 
Itulah yang menjadi landasan atau fondasi hidup Ayub. “Saleh” mengacu kepada integritas moral Ayub dan komitmen sepenuh hati kepada Allah. “Jujur” menunjuk kepada kebenaran dalam pikiran, perkataan, dan tindakan. Dari sini kita melihat bahwa bangunan rohaninya begitu kokoh, dan relasi horizontalnya secara sosial tidak ada cacatnya. 
 
Namun cerita menjadi berbeda. Ayub yang punya kualifikasi rohani yang kokoh dan relasi sosial yang baik ini justru mengalami keadaan yang buruk. Penderitaan yang tak tanggung-tanggung dialaminya. Bertubi-tubi menerpa dirinya. Badai itu menghancurkan semuanya. 
Kebanyakan dari orang percaya selalu ingin menerima perlakuan yang baik, diberkati oleh Tuhan, hidup selalu berjalan sesuai harapan. Tetapi ketika hidup tidak seperti yang diinginkan, banyak orang yang mulai mencari “kambing hitam”, mempersalahkan orang lain, lingkungan dan kadang Tuhan pun disalahkan. Melalui penderitaan Ayub, sebenarnya kita bisa menemukan maksud atau tujuan Tuhan yang sebenarnya. 
 
Karena memang setiap penderitaan tentu ada sasaran yang mau dicapai. Melalui tantangan yang kita hadapi, mungkin kita dipersiapkan untuk mengalami sesuatu dari Tuhan yang luar biasa. Itulah yang kita temukan melalui kisah Ayub ini. Pemulihan terhadap diri Ayub yang dikerjakan Tuhan, menunjukkan bahwa ada maksud Tuhan terhadap Ayub dibalik semuanya itu.
 
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan melihat kita umat Tuhan masing-masing bagaikan sebongkah emas. Namun sayangnya belum semua bongkahan emas itu tampil sebagai bongkahan emas murni yang tampil bersinar tanpa terselubungi oleh apapun. Tuhan mau setiap kita muncul bagaikan emas yang murni. Untuk sebuah emas dapat tampil murni dan bersinar terang biasanya memerlukan sebuah proses lanjutan. Emas yang murni sebenarnya adalah logam yang lembut, berkilat, berwarna kuning yang menarik, lentur dan mudah ditempa. Ada sebuah proses pemurnian emas yang dilakukan lewat proses pembakaran.  
 
Beberapa yang kita perlu perhatikan berkaitan pesan Tuhan ini, di antaranya adalah:
(1). Menyadari bahwa proses pemurnian itu berlangsung terus menerus
 
Ayub 23:10 Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.
 
Ada sebuah proses pemurnian emas yang dilakukan lewat proses pembakaran. Metodenya adalah dengan memberi panas pada emas hingga mencair. Disaat emas sudah cair, berbagai kotoran yang melekat padanya seperti debu, karat dan unsur-unsur logam lain akan naik ke permukaan, sehingga semua kotoran ini bisa dipilah dan dibuang. Demikianlah proses ini dilakukan berulang-ulang hingga akhirnya diperoleh emas yang benar-benar murni, bebas dari segala kotoran dan campuran logam lainnya. Dari proses pembakaran itu akan jelas terlihat mana emas yang murni, mana yang masih dipenuhi oleh kotoran-kotoran yang mengurangi kadar kemurnian emas itu.
 
Apa yang sering dialami orang percaya hari-hari ini tidaklah mudah. Ada banyak ancaman, intimidasi atau paksaan yang dihadapi, belum lagi berbagai bentuk godaan duniawi yang setiap saat bisa meluluh lantakkan iman. Anggaplah itu semua sebagai ujian yang bisa menjadi alat ukur kemurnian iman kita. Bagaimana kita menyikapi permasalahan akan menjadi ukuran seteguh apa iman kita percaya pada Tuhan. Pencobaan yang terkadang membawa kita ke dalam penderitaan akan membangkitkan pengharapan dan ketekunan kita serta melatih iman kita agar lebih kuat dan tentunya lebih murni.
 
(2). Menyadari bahwa kadar kemurnian akan memengaruhi nilai kita
 
Ayub 23:7 Orang jujurlah yang akan membela diri di hadapan-Nya, dan aku akan bebas dari Hakimku untuk selama-lamanya.
 
Nilai dan harga dari emas ditentukan dari kadar karat (kemurnian) emas tersebut. Semakin tinggi karatnya maka emas akan semakin murni dan mahal. Logam mulia atau emas murni adalah emas yang paling mahal harganya.
 
Ayub boleh dikatakan tipe pria yang ideal. Ia sangat kaya secara jasmani maupun rohani, ia baik dan saleh luar dan dalam. Bagaimana dengan istri Ayub? Sebelum masuk ke dalam pencobaan tentu ia adalah wanita berbahagia yang paling beruntung. Bagaimana tidak? Ia memiliki segalanya, anak-anak, suami yang baik dan saleh, bisa dipercaya, serta harta yang melimpah.
 
Namun episode keluarga ini selanjutnya berubah 180 derajat. Semua yang sudah dalam genggaman akhirnya hilang begitu saja, melalui musibah demi musibah yang mereka alami.
Ayub dan istrinya tentu saja sangat terkejut dan menderita dengan semua peristiwa yang menimpa keluarga mereka. Pada saat itu, secara manusia satu-satunya kebahagiaan yang masih tersisa dari Ayub hanyalah istrinya, sehingga kehadiran dan dukungan dari istrinya sangat dibutuhkan. Namun harapan terhadap sang isteri menjadi berubah ketika istrinya balik mempertanyakan kesetiaan Ayub kepada Allah. Wajah asli seseorang dapat terlihat pada saat ia tertekan, baik oleh penyakit, penderitaan ataupun tantangan kehidupan. Apakah yang timbul adalah emas imitasi yang murah, ataukah sebaliknya, emas yang murni yang bernilai tinggi?
 
Mari umat Tuhan, kadang proses pemurnian itu tidak selalu datang dalam bentuk masalah. Proses pemurnian itu bisa juga datang dalam bentuk yang lain. Namun apapun bentuknya, Tuhan menantikan adanya kemurnian kadar emas yang timbul dari proses tersebut. Selamat menjadi emas yang murni dan bernilai tinggi!
 
Tuhan Yesus memberkati!

27 Januari 2018 – Muncul Seperti Emas

| Warta Jemaat |
About The Author
-