23 Juli 2017 – Menilai Dengan Benar

2 Korintus 5:16 Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.

Surat ini ditulis rasul Paulus untuk jemaat di Korintus, ketika ia berada di Makedonia. Latar belakang penulisan ini adalah karena adanya umat yang meragukan kerasulan Paulus. Untuk itu rasul Paulus ingin menjelaskan bahwa dia adalah seorang pelayan yang sungguh-sungguh telah diperdamaikan dan diubahkan Tuhan. Ia menjelaskan kasih Kristus telah menguasai dirinya yang akhirnya menjadikannya ciptaan baru di dalam Kristus. Pembaharuan hidup rasul Paulus itu menjadikannya sebagai pelayan yang membawa pembaharuan kehidupan baru bagi orang lain.

Rasul Paulus mengatakan bahwa sebelum mengenal Kristus peniliaiannya terhadap Kristus hanyalah sebatas pemikiran manusia. Hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan Paulus sebelum bertemu Yesus dalam perjalanannya ke Damsyik, dimana Paulus adalah pembenci Kristus serta pengikut-Nya. Tetapi itu telah berakhir, dan Paulus akhirnya menjadi pengikut Kristus yang sejati. Hal ini yang dikatakan Paulus bahwa cara pandangnya terhadap Kristus Yesus benar-benar berubah. Dahulu ia seorang pembenci sekarang menjadi pencinta Kristus.

Ada suatu perbedaan yang sangat menonjol di sini. Sekarang ia adalah orang yang telah menerima Kristus dan bersekutu dengan Kristus. Menerima Kristus dan bersekutu dengan Kristus membuahkan manusia baru. Apa maksud manusia baru di sini? Apakah secara fisik menjadi muda dan baru? Tentu saja tidak. Tuhan mengubah perspektif lamanya menjadi baru. Penilaiannya kepada Kristus dan sesama berubah total. Penilaiannya tidak lagi dengan perspektif lama melainkan perspektif baru. Inilah manusia baru yang dialami rasul Paulus.

Demikian pula kita, bukankah dulu pun kita sebelum mengenal Kristus seringkali memiliki cara penilaian yang salah di dalam banyak hal. Namun setelah di dalam Kristus, ketika kita menerima dan bersekutu dengan Kristus, seharusnya mengubah total kehidupan dan cara penilaian kita. Manusia baru seharusnya berarti penilaian baru kepada Kristus dan terhadap banyak hal. Memandang Kristus dan sesama dengan kaca mata Kristus tidak lagi dengan kaca mata manusia.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Sebagai orang-orang yang sudah dilahirkan baru di dalam Kristus seharusnya kita sudah memiliki cara penilaian yang selaras dengan cara Kristus menilai. Namun ketika diperhadapkan dengan berbagai situasi yang terjadi kita seringkali bertanya-tanya kepada Tuhan mengapa situasi tersebut harus kita alami. Dan tanpa disadari ketidakmengertian kita akan Tuhan berujung pada menilai Tuhan secara salah. 

Betul, kita harus memiliki penilaian yang benar dalam segala hal, tetapi mari kita mulai terlebih dahulu dengan menilai hal-hal yang ada kaitannya dengan kehidupan kita sendiri, yaitu: 

(1). Menilai Tuhan dan rencana-Nya

2 Kor. 5:15 Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

Sangat mudah bagi kita untuk berterima kasih kepada Tuhan apabila Tuhan melakukan apa yang kita inginkan. Tetapi Tuhan tidak selalu melakukan apa yang kita inginkan. Ada banyak hal yang kita inginkan tetapi Tuhan tidak atau belum memberikannya. Dalam hal inilah, pergumulan untuk mencari kehendak Tuhan dan memahami rencana Tuhan bagi kehidupan kita sangat penting. Pergumulan untuk memahami kehendak dan rencana Allah akan terus berlangsung sepanjang kehidupan kita.

Godaan yang sering muncul dalam diri kita ialah menyamakan kehendak, ambisi, nafsu kita sebagai kehendak Tuhan. Padahal dalam Yesaya 55:8-9, dikatakan bahwa “sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu … seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu.”

Tetapi yang harus kita yakini dengan sungguh-sungguh ialah bahwa Tuhan tidak merencanakan kehidupan yang buruk bagi kita. Ia merancangkan hari depan yang penuh damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan untuk memberikan hari depan yang penuh pengharapan (Yer. 29:11). Damai sejahtera bukan berarti tidak ada kesulitan, tantangan, tidak ada kedukaan, ataupun pergumulan. Damai sejahtera berarti di dalam diri kita terdapat kekuatan yang berasal dari Tuhan yang akan memampukan kita memasuki hari-hari kehidupan kita dengan kuat dan tegar. 

(2). Menilai sesama manusia

2 Kor. 5:16a Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia..

Adalah hal yang wajar jika manusia menilai sesamanya berdasarkan penampilan luarnya atau apa yang terlihat oleh mata. Atau mungkin kita berkata bahwa kita tidak suka dengan seseorang yang baru kita kenal hanya dari raut mukanya saja. Sadar atau tidak, betapa seringnya kita menilai seseorang bukan berdasarkan penilaian objektif, tapi hanya didasarkan pada penilaian atau cerita orang lain. Betapa mudahnya kita menilai orang lain negatif hanya berdasarkan apa kata orang. Padahal pada kenyataannya belum tentu demikian. Penilaian buruk serta merta kita jatuhkan kepada seseorang tanpa terlebih dahulu melihat kenyataan melainkan hanya dari cerita yang kita dengar.

Paulus mengingatkan mengenai hal ini dalam suratnya untuk jemaat Korintus. Ukuran manusia dalam menilai sungguh beragam. Mengapa Paulus mengatakan bahwa seharusnya mereka tidak lagi menilai seseorang menurut ukuran manusia? Siapapun orangnya, baik atau buruk sifatnya, seperti apapun ia, Kristus telah mati baginya. Siapapun orangnya, mereka bernilai penting di mata Bapa sorgawi sehingga Kristus rela mati di atas kayu salib untuk dia, seperti halnya untuk kita sendiri. Tidakkah keterlaluan jika kita menilai atau menghakimi seseorang atas kekurangannya padahal Kristus sendiri menganggap mereka begitu berharga sehingga rela menanggung penderitaan untuk sebuah keselamatan? Terlebih jika kita menilai bukan berdasarkan kenyataan, tapi hanya didasarkan kepada apa kata orang.

Mari jemaat Tuhan, lewat pesan-Nya ini Tuhan sedang mengajarkan sebuah pelajaran penting kepada kita di dalam hal menilai. Tuhan tidak mau kita menilai segala sesuatu hanya berdasarkan ukuran manusia semata-mata. Sebagai orang-orang yang sudah dilahirkan baru di dalam Dia, Tuhan mau kita senantiasa mengenakan “kaca mata Kristus” dalam menilai segala sesuatu. Selamat menilai dengan benar!

Tuhan Yesus memberkati!

23 Juli 2017 – Menilai Dengan Benar

| Warta Jemaat |
About The Author
-