Filipi 1:3-11 (6) Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.

Seringkali kita melihat berbagai aktifitas yang dilakukan oleh orang-orang di sekeliling kita, termasuk diri kita sendiri tentunya. Ada yang menjalani hidupnya secara santai, ada yang bekerja keras membanting tulang demi memperoleh sesuatu yang didambakan. Namun ada pula yang rela melakukan apapun, menghalalkan segala cara tanpa memepedulikan apakah yang dilakukannya itu benar atau salah. Selain itu ada juga orang yang bahkan tidak tahu apa yang harus ia lakukan di dalam hidupnya. Seperti seorang yang berenang dalam kegelapan di tengah lautan, tanpa arah yang jelas dan kemungkinan terbesar akan terdampar di tempat yang tidak diharapkan. Berbagai sikap dan perilaku yang dilakukan oleh bermacam-macam orang ini ternyata berhubungan dengan tujuan hidupnya.

Dalam kehidupan setiap umat manusia, pada suatu waktu pasti pernah muncul pertanyaan: “Mengapa saya hidup di dunia ini?”, “Mengapa Tuhan menciptakan saya?” Orang yang mempertanyakan arti hidupnya itu biasanya sedang dalam keadaan kehilangan gairah hidup, entah karena hidupnya penuh problema ataupun karena sudah tidak kuat lagi menanggung beban berat. Mungkin saja, saat menjalani hidup, kita sendiri juga pernah bertanya-tanya kepada Tuhan, “Tuhan buat apa aku dilahirkan kalau cuma begini-begini saja?”

Ingatlah firman Tuhan yang tertulis di dalam kitab Amsal 16:4a, bahwa Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing. Jadi apabila Tuhan memiliki tujuan di dalam setiap ciptaan-Nya, maka sudah pasti kita juga manusia diciptakan Tuhan untuk sebuah tujua ilahi-Nya. Tidak pernah keberadaan kita di dunia ini tanpa sebuah maksud dan tujuan Tuhan. Tinggal bagian kita adalah mencari tahu apa yang menjadi tujuan Tuhan dalam hidup kita ini. Didapatinya begitu banyak orang percaya yang mengejar hal-hal yang salah dan tidak penting membuktikan bahwa masih banyak orang percaya yang belum mengetahui tujuan hidup mereka yang sesungguhnya.

Selama hidup di dunia, tidak jarang Tuhan mengijinkan kita menghadapi berbagai halangan dan rintangan. Hal yang harus kita perhatikan adalah bagaimana sikap kita menghadapi setiap persoalan ini? Terkadang suatu masalah bisa disikapi oleh seseorang dengan cara yang berbeda-beda. Rasul Paulus memberi begitu banyak nasihat yang sangat bermanfaat yang dapat membuat kita tetap kuat dalam menghadapi setiap problema kehidupan yang dialami selama kita berada di muka bumi ini, bahkan Rasul Paulus menulis surat Filipi ini ketika ia sendiri sedang berada dalam masalah, yaitu di dalam penjara.

Melalui pesan Tuhan ini, kita akan belajar bagaimana bersikap saat menghadapi tantangan dan aniaya besar dalam kehidupan. Hal ini penting untuk kita perhatikan, karena sesungguhnya tujuan hidup seseorang akan menentukan sikap dan perilaku yang akan diambilnya, dan sikap yang dilakukan tersebut akan menentukan hasil akhir apa yang akan dicapai. Sikap apa yang diambil Rasul Paulus?

(1). Sikap terhadap orang lain

Filipi 1:3-4 Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu.
Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita.

Jemaat Filipi ini bukanlah jemaat yang tanpa salah. Mereka adalah jemaat biasa sama seperti kita, penuh kekurangan, kelemahan, bahkan noda. Namun demikian ada satu hal yang patut kita pelajari dari Rasul Paulus ini, yaitu ia tetap menerima mereka apa adanya, bahkan terus menguatkan dan mendoakan mereka dengan sukacita, meski pada saat itu ia sendiri sebenarnya sedang menghadapi problema besar. Sikap ini dapat ia miliki karena ia mengetahui tujuan Tuhan dalam hidupnya. Ia yang karena kasih karunia diselamatkan Tuhan, menyadari bahwa ada orang-orang yang harus ia selamatkan dan ia persiapkan untuk menjadi umat yang layak di hadapan Tuhan.

Adakah kita juga memiliki orang-orang yang menjengkelkan dalam kehidupan kita? Mari kita tetap bersyukur melayani dan mendoakan mereka dengan sukacita. Memang jangan pernah bermimpi kita bisa menyenangkan semua orang. Selalu ada saja orang yang kecewa dan tidak suka dengan kita, tidak setuju dengan pendapat kita. Bahkan sering menjengkelkan kita. Tapi semua itu bukan alasan untuk membenci mereka. Tetap hadapi, layani sambil mendoakan mereka karena kita tahu tujuan hidup kita.

(2). Sikap terhadap situasi

Filipi 1:7 Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu semua, sebab kamu ada di dalam hatiku, oleh karena kamu semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku, baik pada waktu aku dipenjarakan, maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan berita Injil.

Situasi yang berat bukan alasan bagi Paulus untuk berputus asa dan kehilangan pengharapan. Ia tidak menghadapi masalah dengan respons yang negatif. Bisa saja rasul Paulus menjadi kecewa karena setelah mengikut Tuhan, ternyata hidupnya justru penuh dengan tantangan. Bisa saja ia berpikir “lebih enak kalau aku tetap jadi seperti dulu sebelum menjadi pengikut Yesus”. Namun Paulus tidak bersikap demikian. Ia tetap berpikir positif atas semua hal, termasuk hal-hal negatif yang ia alami. Kita tidak bisa memilih situasi apa yang akan kita alami, namun kita bisa memilih sikap apa yang akan kita miliki saat menghadapi situasi tersebut. Jika kita menghadapi situasi dengan sikap yang benar, maka kemungkinan besar kita akan melakukan hal yang benar pula, dan percayalah bahwa akan ada perkara besar yang Tuhan ijinkan menyertai kesetiaan kita dalam menjalani situasi seberat apapun.

Paulus menyadari bahwa tujuan hidup yang sudah Tuhan tetapkan sejak semula bukanlah bebas dari tantangan ataupun kesulitan. Ada salib yang harus ia pikul di dalam pengiringannya kepada Kristus. Ada pihak-pihak yang akan berusaha untuk menghalangi perjalanannya, namun ia menyadari dan percaya bahwa ada Tuhan yang lebih besar dari segala problema yang ia hadapi.

Mari umat Tuhan, memang tidaklah mudah ketika kita sendiri berada dalam posisi seperti yang Paulus alami, namun ingatlah bahwa kesadaran akan tujuan hidup kitalah yang akan menentukan sikap apa yang akan kita ambil saat menghadapinya. Dan sikap yang diambil itu tidaklah selalu hanya berkaitan dengan masalah saja, melainkan dengan seluruh aspek kehidupan kita.

Tuhan Yesus memberkati!

18 Oktober 2015 – Tujuan Menentukan Sikap

| Warta Jemaat | 0 Comments
About The Author
-

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.