14 Januari 2017 – Makanan Untuk Sebuah Perjalanan Besar

1 Raja-raja 19:7-8 Tetapi malaikat TUHAN datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata: “Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu.”

Elia belum lama mengalami kemenangan yang gemilang melawan nabi-nabi Baal. Ia berharap agar dari kemenangan itu dapat membuat seluruh rakyat Israel dan rajanya bertobat, meninggalkan segala berhala, dan bersujud menyembah Tuhan. Sebelumnya Elia sudah berulangkali memberitakan firman Tuhan kepada raja, namun selama itu raja Ahab tetap berkeras hati. Ia terus menyerukan pertobatan, namun umat Israel tetap berbuat dosa dan menyembah berhala. Kemenangan menghadapi nabi-nabi Baal diharapkan Elia bisa menjadi momentum untuk membuat raja dan seluruh rakyat bertobat.

Harapan Elia sepertinya tidak menjadi kenyataan. Walaupun ia telah berdoa menurunkan api dari langit untuk membakar korban persembahan dan mengalahkan nabi-nabi Baal, namun umat Israel masih belum mau bertobat. Raja Ahab pun masih tetap mengeraskan hatinya. Ia malah melaporkan peristiwa kekalahan nabi-nabi Baal di Gunung Karmel kepada ratu Izebel, isterinya.

Ratu Izebel yang adalah seorang penyembah dewa Baal itu menjadi sangat murka. Ia mengancam akan segera membunuh Elia. Dan ancaman itu sungguhlah serius. Hal ini membuat Elia pergi untuk menyelamatkan nyawanya. Ia sangatlah ketakutan dan berdoa meminta agar Tuhan mengambil nyawanya. Bukankah ini adalah sesuatu yang ironis? Seorang nabi Tuhan yang luar biasa dan dikagumi banyak orang ternyata ingin hidupnya berakhir. Apa yang sebetulnya telah terjadi dengan Elia?

Ternyata apa yang terjadi dengan Elia dapat terjadi pula dengan banyak orang percaya lainnya. Elia seakan-akan telah kehilangan tujuan hidupnya disaat Tuhan sebetulnya memiliki rencana besar bagi Elia. Ada perjalanan-perjalanan besar yang harus Elia tempuh. Ketakutan, kelelahan, kekecewaan dan pengalaman buruk seseorang ternyata dapat membuat ia kehilangan visi Tuhan dalam hidupnya. Namun lihat, apa yang Tuhan lakukan selanjutnya kepada Elia. Tuhan menyediakan “makanan” agar Elia dapat melanjutkan perjalanannya.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan mau kita menyadari bahwa ada perjalanan besar yang Tuhan mau sertakan kita. Namun sayangnya masih banyak umat Tuhan yang belum terlalu menyadari dan mempersiapkannya. Umat Tuhan kerap kali masih disibukkan dengan ketidakpercayaan, ketakutan, pengalaman buruknya, ketidaksiapan dan lain-lain. Elia pernah mengalaminya, namun ia segera menangkap kembali tujuan Tuhan. Ia membuka mulut dan menikmati makanan yang Tuhan sediakan bagi dirinya untuk kemudian melanjutkan perjalanannya.

Beberapa “makanan” yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan bagi kita ini, di antaranya adalah:

(1). Makanan sehat dan istirahat yang baik

1 Raj. 19:6 Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar, dan sebuah kendi berisi air. Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring pula.

Mengapa Elia yang tadinya begitu luar biasa, namun saat itu seperti kehilangan ketajamannya dan panik? Jawabnya adalah Elia mengalami kelelahan yang luar biasa. Bukankah sebelumnya ia baru saja mengalami peristiwa-peristiwa yang luar biasa di atas gunung Karmel? Ternyata hal itu telah menguras segenap kemampuannya. Ia sampai pada titik dimana ia harus sungguh-sungguh beristirahat. Setiap manusia memiliki batas kemampuannya masing-masing. Ketika sudah mencapai titik maksimal, maka perlu adanya istirahat. Rasul Paulus pernah berkata, bahwa jangan melewati batas patok yang sudah ditentukan bagi setiap orang percaya. Ini berbicara bukan saja tentang batas patok wilayah pelayanan saja, tetapi juga batas kemampuan diri.

Elia akhirnya tertidur, karena ia sangat membutuhkannya. Setelah ia terbangun dari tidurnya, kemudian datanglah malaikat Tuhan membawakan makanan berupa roti bakar dan air minum. Lalu makanlah dan minumlah Elia, lalu kemudian ia berbaring lagi. Itulah yang dibutuhkan Elia saat itu, supaya ia benar-benar kembali mengalami kesegaran tubuh dan jiwanya. Betul, bahwa setiap kita membutuhkan cukup waktu untuk beristirahat guna memulihkan kesegaran tubuh dan daya kreativitas kita. Ada orang-orang yang akhirnya tidak melakukan perjalanan yang Tuhan suruhkan, akibat energinya yang telah terkuras habis untuk perkara-perkara yang lain.

(2). Makanan untuk roh kita

1 Raj. 19:8 Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.

Pemulihan yang terjadi di sektor tubuh dan jiwa akan memberikan kekuatan untuk kita “naik ke gunung Tuhan”, yaitu membangun hubungan kembali dengan Tuhan dan mengasah ketajaman untuk dapat menangkap kembali tujuan dan rencana Tuhan bagi kita. Gunung Horeb atau gunung Sinai memiliki makna sebagai gunung penyataan Tuhan. Orang yang tidak memiliki kesehatan tubuh dan jiwa yang prima sulit untuk dapat meluangkan waktu yang tenang bersama Tuhan. Orang yang sibuk dengan perkara-perkara jasmani cenderung mudah panik dan sulit berkonsentrasi di hadirat Tuhan.

Yesus suatu kali mengingatkan Marta yang begitu sibuk kesana dan kemari dengan mengatasnamakan pelayanan. Marta tidak menyadari bahwa ia mulai bersungut-aungut dan komplain serta menyalahkan orang-orang di sekelilingnya yang seolah-olah tidak peduli dengan apa yang ia lakukan. Ia merasa bahwa dirinya begitu penting. Namun dengan lembut Yesus mengatakan bahwa Marta telah menjadi kuatir dan menyusahkan dirinya dengan perkara-perkaranya sendiri, namun bukan tentang perkara Tuhan. Sebaliknya, Maria telah memilih bagian yang terbaik yaitu duduk dekat kaki Yesus dan terus mendengarkan perkataan-Nya.

Mari umat Tuhan, seringkali kita tidak menyadari bahwa Tuhan telah merancangkan sebuah “perjalanan” besar yang harus kita jalani bersama Tuhan. Kita acapkali terlalu sibuk dengan hal-hal yang kita anggap penting dan besar, sehingga akibatnya kita terlalu lelah bagi Tuhan. Ada makanan-makanan yang perlu kita konsumsi untuk dapat melanjutkan perjalanan bersama Tuhan. Selamat menikmatinya!

Tuhan Yesus memberkati! 

14 Januari 2017 – Makanan Untuk Sebuah Perjalanan Besar

| Warta Jemaat |
About The Author
-