Tuhan Tidak Pernah Melupakan Umat-Nya (Pesan Gembala, 21 Februari 2023)

TUHAN TIDAK PERNAH MELUPAKAN UMAT-NYA

Kejadian 8:4 Dalam bulan yang ketujuh, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, terkandaslah bahtera itu pada pegunungan Ararat.

Kisah tentang Nuh selalu memberikan makna khusus bagi kita orang percaya. Ayat di atas menerangkan bahwa setelah sekian lama bahtera berada di atas air, maka mulai redalah air bah dan terkandaslah bahtera itu pada pegunungan Ararat. Untuk memahami ayat di atas kita tidak bisa mengabaikan pasal sebelumnya, yaitu pasal 7. Pasal 7 menjelaskan bagaimana  proses Nuh akhirnya menyelesaikan pembuatan bahtera dan Tuhan menyuruh Nuh dan seisi keluarga untuk masuk ke dalam bahtera yang dibuatnya tersebut.

Secara detail pasal 7 memberikan data lengkap yang menerangkan banyak hal, misalnya pada usia berapa Nuh memasuki bahtera tersebut. Tujuh hari setelah Nuh masuk ke dalam bahtera barulah Tuhan menurunkan hujan ke atas bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya, dan dari situ Tuhan menghapuskan dari muka bumi segala yang ada. Alkitab menjelaskan bahwa air itu naik dan mengangkat bahtera sehingga melampung tinggi dari bumi. Dikatakan sampai lima belas hasta di atas segala gunung-gunung yang tinggi yang ada di seluruh kolong langit. Berkuasalah air itu di atas bumi seratus lima puluh hari lamanya.

Kisah Nuh ini bukan sekedar kisah legenda atau kisah kepahlawan Perjanjian Lama yang diceritakan dari generasi ke generasi, namun mengandung pesan bahwa ada seorang manusia bernama yang menerima tugas dari Tuhan dan melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab dan menyelesaikan tugas tersebut dengan baik. Artinya nilai yang dikandung kisah Nuh ini tetap relevan sampai masa sekarang. Dan ini yang diharapkan Tuhan kepada kita umat-Nya.

Pasal 8 di atas dibuka dengan kalimat “Maka Allah mengingat Nuh dan segala binatang liar dan segala ternak, yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu,…”. Menarik sekali, karena dibuka dengan kalimat ‘Allah mengingat’, seolah-olah terkesan ada kekosongan waktu yang cukup lama dimana Allah seperti telah lupa dengan apa yang terjadi. Secara kenyataan memang betul, ada jarak yang terpaut cukup lama antara akhir pasal 7 dengan awal pasal 8. Bayangkan sejak Nuh masuk ke dalam bahtera hingga datangnya air bah memenuhi bumi Tuhan belum menyatakan diri-Nya kembali kepadanya.

Alkitab mencatat bahwa Tuhan berbicara lagi pada Nuh pada pasal 8:15 ketika hendak memerintahkan Nuh keluar dari bahtera pada saat usia Nuh 601 tahun lebih (ayat 13-14). Artinya, lebih dari satu tahun baru ada komunikasi lagi antara Tuhan dengan Nuh. Mungkin waktu 1 tahunan adalah waktu yang relatif singkat, namun bagi Nuh yang menjalaninya tidaklah mudah. Sepi, hening, tidak ada kehidupan di luar bahtera, Tuhan sepertinya entah dimana.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan mau menyampaikan sesuatu kepada kita bahwa Ia tidak pernah melupakan kita. Seperti yang Tuhan katakan kepada Nuh di masa keheningan: “Allah mengingat Nuh dan segala binatang liar dan segala ternak, yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu,” , demikian Tuhan sedang mengatakannya kepada kita umat-Nya, bahwa Ia mengingat kita dengan segala keberadaan kita.

Mungkin saat ini umat Tuhan sedang berada di tengah pergumulan yang dihadapi, merasa seperti sedang “terapung-apung” di masa penantian tanpa suatu kepastian. Waktu terus bergulir, namun belum terjadi perubahan apa-apa seolah-olah Tuhan tidak memedulikan, seperti situasi yang pernah dihadapi oleh Nuh. Namun Tuhan menegaskan data ini melalui pesan-Nya bahwa Ia mengingat kita.

Mungkin kita sering mendengar kisah sedih tentang anak yang kerap ditinggalkan oleh orang tuanya. Betapa menyedihkannya. Namun, percayalah, Bapa kita di Sorga tidak pernah meninggalkan kita anak-anak-Nya. 

Yesaya 49:15 Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.

Beberapa kebenaran yang perlu kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini, agar kita senantiasa memahami bahwa Tuhan menaruh perhatian penuh kepada kita:

(1). Tuhan tidak pernah melupakan anak-anak-Nya, namun Ia punya waktu-Nya sendiri di dalam bertindak

Kej. 8:1 “Maka Allah mengingat Nuh dan segala binatang liar dan segala ternak, yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu, …

Kata ‘mengingat’ dalam bahasa aslinya adalah zakar yang artinya to remember atau tidak lupa. Peristiwa Nuh terkesan seperti Tuhan telah melupakan Nuh. Sekian lama di dalam bahtera, hujan turun dari atas dan dari bawah, di dalam bahtera yang dipenuhi oleh berbagai hewan. Kondisi bahtera yang terapung-apung di atas air tanpa bisa melihat apa yang sedang terjadi di luar, benar-benar sebuah penantian yang tidak mudah.

Berbagai dugaan dan prasangka tentu berkecamuk di dalam pikiran Nuh. Mengapa Tuhan belum melakukan tindakan apa-apa? Ini yang seringkali terjadi di dalam hidup kita. Kita seringkali merasa Tuhan terlalu lambat di dalam bertindak. Bahkan merasa bahwa Tuhan sepertinya tidak melakukan apa-apa. Padahal di ayat 1 Tuhan sudah menyatakan bahwa Allah mengingat Nuh dan segala binatang liar dan ternak yang bersama-sama dengan Nuh. Jadi, di saat kita menyangka Tuhan lupa atau tidak peduli, Tuhan sudah lebih dahulu menyatakan bahwa Ia tidak lupa, bahkan Ia mengingat akan segala binatang-binatang yang berada di bahtera. Artinya, di saat kita memikirkan diri kita yang belum ditangani oleh Tuhan, Tuhan malah sudah mengingat kita termasuk segala hal-hal kecil yang seringkali tidak kita perhatikan.

Apabila kita berada di dalam keadaan yang seperti ini, jangan terburu-buru bereaksi salah tentang Tuhan. Jangan terburu-buru berpikir yang tidak-tidak tentang Tuhan. Lihat minimal akan 3 hal yang Tuhan lakukan dalam hidup kita. Yang pertama, lihatlah sedikit ke belakang. Betapa penyertaan Tuhan atas kita. Lihat akan rencana-Nya ketika Tuhan memilih kita.

Yang membuat Tuhan seolah-olah melupakan kita adalah ketika si orang percaya setelah diselamatkan Tuhan, ia memilih untuk berjalan sendiri. Yang kedua,

lihat saat ini apa yang Tuhan sedang lakukan. Firman Tuhan katakan bahwa hari lepas hari Ia menanggung bagi kita (Maz. 68:19). Bukankah Tuhan pelihara kita, Tuhan tuntun kita langkah demi langkahnya. Yang ketiga, lihat apa yang Tuhan akan lakukan di hari-hari ke depan.

Kata ‘mengingat’ (Ibr. Zakar) ternyata berarti bahwa inilah saat dimana Tuhan mau bertindak melakukan sesuatu.

(2). Tuhan sedang mengingatkan kita akan waktu yang ada dan fungsi apa yang harus kita lakukan di dalam menanggapinya. 

Kejadian 8:15-16 Lalu berfirmanlah Allah kepada Nuh: “Keluarlah dari bahtera itu, engkau bersama-sama dengan isterimu serta anak-anakmu dan isteri anak-anakmu;

Melalui pesan-Nya ini, Tuhan ingin kita memahami bahwa bukan suatu kebetulan apabila tokoh yang digunakan adalah Nuh. Peristiwa Nuh merupakan contoh dimana Tuhan di zamannya pernah menghapuskan seluruh umat manusia dikarenakan besarnya kejahatan yang dilakukan manusia di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan. Hanya Nuh yang didapati Tuhan benar dan tidak bercela karena Nuh hidup bergaul dengan Allah. Artinya, di tengah kehidupan dunia yang penuh dengan kejahatan tetap ada orang benar bernama Nuh yang dapat menjalani hidup yang tidak tercemar.

Yesus pernah menjelaskan kepada para murid tentang tanda-tanda akhir zaman menjelang kedatangan-Nya kali yang kedua kelak, bahwa sebagaimana apa yang pernah terjadi di zaman Nuh pada masa lampau, demikian pula halnya kelak pada kedatangan-Nya. Akan terjadi kembali masa dimana orang-orang hidup dalam kejahatannya, dimana mereka akan makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera. Artinya, Tuhan mau kita di masa sekarang ini, di tengah-tengah kejahatan dunia yang terus meningkat, hidup seperti Nuh yang kedapatan benar, tidak bercela dan bergaul dengan Dia. Tuhan mau kita menjadi orang-orang yang berfungsi menjadi perwakilan Sorga di bumi ini. Melaksanakan apa yang Tuhan percayakan dengan bergandeng tangan bersehati bersama suami, isteri dan anak-anak.

Mari jemaat Tuhan, ada masa di tengah pergumulan kita, terkadang kita merasa seolah-olah ditinggalkan oleh Tuhan. Seperti bangsa Israel yang pernah memertanyakan hal itu kepada Tuhan.  Tetapi Tuhan menjawab bahwa Ia tidak akan pernah melupakan umat-Nya, seperti yang Tuhan katakan kepada Nuh, bahwa betapa Ia akan selalu mengingat kita anak-anak-Nya. Bagian kita adalah tetap percaya dan bersemangat, bersiap-siaplah akan tugas besar yang Tuhan percayakan. Mungkin bentuknya bukan bahtera secara literal seperti yang Nuh buat, namun sesuatu yang luar biasa. Mari bergandeng tangan menanggapinya bersama pasangan dan seluruh anggota keluarga kita.

Tuhan Yesus memberkati!

Tuhan Tidak Pernah Melupakan Umat-Nya (Pesan Gembala, 21 Februari 2023)

| Warta Jemaat |
About The Author
-