Tuhan Sedang Melakukan Sesuatu Meskipun Kita Tidak Bisa Melihatnya (Pesan Gembala, 15 Desember 2024)

TUHAN SEDANG MELAKUKAN SESUATU MESKIPUN KITA TIDAK BISA MELIHATNYA

Mazmur 105:16-19 (16) Ketika Ia mendatangkan kelaparan ke atas negeri itu, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan, (17) diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual menjadi budak.

Kita sudah begitu hafal tentang kisah Yusuf. Bagaimana Yusuf suatu hari dimasukkan oleh kakak-kakaknya ke dalam sebuah sumur kering. Bajunya kemudian dilaburi oleh darah kambing sebagai laporan kepada Yakub ayahnya bahwa Yusuf telah mati diterkam binatang buas. Padahal sesungguhnya Yusuf telah dijual oleh saudara-saudaranya kepada pedagang Midian yang sedang menuju ke Mesir sebagai budak belian.

Setiba di Mesir, Yusuf kemudian dijual oleh pedagang Midian tadi kepada Potifar, seorang pejabat kerajaan Mesir. Seorang kepala pengawal raja tepatnya. Di rumah Potifar Yusuf mendapat kasih tuannya, ia melayani di sana. Kepada Yusuf diberikan kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaannya.

Suatu hari isteri Potifar menggoda Yusuf hari lepas hari untuk mengajaknya Yusuf tidur dengannya. Yusuf menolaknya dengan mengatakan bahwa segala sesuatu memang telah diserahkan oleh Potifar kepada dirinya untuk dikelola, kecuali isteri Potifar. Lagi pula ia berkata bahwa bagaimana mungkin ia melakukan kejahatan besar dengan berbuat dosa kepada Allahnya. Hal inilah yang akhirnya membawa Yusuf ke penjara akibat ia dituduh hendak memperkosa isteri Potifar. Sekian tahun Yusuf menjalani hukuman penjara.

Bagi kita yang mendengar kisah Yusuf tentulah berpikir alangkah malangnya nasib Yusuf. Juga apabila kita menempatkan diri kita pada posisi Yusuf tentu akan mengatakan hal yang sama bahwa sangat tidak mudah untuk menjalani hari-harinya. Bahkan mungkin juga akan menjalaninya secara berbeda. Bahkan jangan sampai bereaksi yang salah ketika digoda oleh isteri Potifar.

Bagi Yusuf, yang menjalani masa-masa yang tidak mudah ini, merasa bahwa itulah kisah perjalanan hidupnya. Namun, ada sesuatu yang menarik, dari kaca mata Yusuf ia merasa bahwa itulah kisah hidupnya, tetapi dari kacamata Tuhan, ternyata itu adalah bukan semata-mata tentang “kisah hidup Yusuf,” melainkan “kisah Tuhan dalam menyelamatkan sebuah bangsa dari kelaparan.” Dan Yusuf hanya dipakai Tuhan sebagai salah seorang pemerannya. Ayat 17 diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual menjadi budak.

Apapun yang dialami oleh Yusuf, ia tidak sendiri. Tanpa setahu dirinya, ada tangan Tuhan yang sedang bekerja atas dirinya, yang sedang membawa Yusuf ke sebuah titik dimana ia suatu hari akan dipercayakan perkara yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Inilah yang dikatakan: Tuhan sedang melakukan sesuatu meskipun kita tidak melihatnya. Betul bahwa Tuhan sudah menyatakannya terlebih dulu kepada Yusuf melalui mimpi, namun Yusuf masih belum tahu seperti apa persisnya. Ternyata semua yang terjadi adalah kisah tentang penyelamatan Tuhan atas sebuah bangsa yang besar.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Seringkali kita merasa bahwa perjalanan iring Tuhan yang kita jalani ini tidak semudah yang kita bayangkan. Ada berbagai tantangan yang harus kita hadapi. Jalan yang ditempuh ternyata tidak selalu rata. Ada jalan yang berkelok-kelok, menaik, menanjak, bahkan berbatu-batu. Melalui pesan-Nya ini Tuhan sedang menyampaikan bahwa ada tangan Tuhan yang tidak terlihat yang sedang bekerja di balik semua yang kita sedang jalani yang seringkali tidak kita sadari untuk membawa kita kepada rencana-Nya.

Namun cara Tuhan membawa kita kepada “rencana penyelamatan-Nya” tersebut jangan akhirnya menjadi sulit dan berputar-putar akibat reaksi salah yang kita sebagai orang percaya munculkan. Ingat bagaimana perjalanan bangsa Israel menjadi begitu panjang, yang semestinya bisa ditempuh dalam waktu yang singkat, akibat berbagai reaksi salah dari mayoritas bangsa Israel. Ingat peristiwa tentang reaksi salah dari sepuluh pengintai.

Oleh sebab itu, apa yang harus kita sikapi berkaitan dengan pesan Tuhan ini agar kita menyadari bahwa Tuhan sedang bekerja atas hidup kita bukan di bagian akhir, namun sudah menyadarinya saat ini. Beberapa di antaranya adalah:

(1). Jangan memaksa Tuhan masuk ke dalam “kisah kita,” tetapi bawa diri kita masuk ke dalam “kisah-Nya” Tuhan.

Mazmur 105:17 diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual menjadi budak.

Jadi perjalanan kisah Yusuf ini bukan tentang biografi seorang bernama Yusuf, seorang anak muda, anak rumahan dari sebuah kota kecil kemudian diangkat menjadi penguasa nomor dua di Mesir setelah Firaun. Peristiwa Yusuf adalah kisah bagaimana Tuhan sedang menyelamatkan sebuah bangsa pilihan Tuhan agar tetap terpelihara hingga menjadi suatu bangsa yang besar. Dan Tuhan memilih seseorang bernama Yusuf untuk menggenapkan rencana-Nya (Kejadian 50:20).

Bersyukur Yusuf dapat memainkan perannya dengan baik, yaitu dengan menampilkan reaksi-reaksi yang benar. Yusuf bisa saja sakit hati, dendam, penuh dengan kemarahan. Atau yang “mendebarkan” adalah ketika ia digoda oleh isteri Potifar untuk tidur dengannya. Bisa dibayangkan seandainya Yusuf menerima tawaran dari isteri Potifar, tentu rencana Tuhan bisa menjadi terganggu. Penggenapan rencana Tuhan mungkin bisa menjadi lama atau terpaksa berubah.

Kadang tanpa disadari tidak sedikit orang percaya “memaksakan” Tuhan untuk masuk ke dalam kisahnya. “Menyuruh” Tuhan untuk melakukan ini dan itu seperti yang dikehendakinya, demi kepentinganku tanpa tahu tujuan Tuhan di baliknya. Jangan bawa Tuhan masuk ke kisahnya kita, tetapi bawa diri kita masuk ke dalam “kisah-Nya Tuhan.” Tuhanlah yang harus menjadi pusat ceritanya. Ini adalah kisah-Nya Tuhan, dan bagaimana kita harus berperan dengan benar di dalamnya sama seperti Yusuf.

(2). Jangan memaksa diri kita untuk terus melihat dengan mengandalkan mata jasmani, namun belajar untuk melihat dengan mata rohani.

Mazmur 105:4 Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!

Pemazmur dalam kedekatanya dengan Tuhan banyak mengalami pengertian dan penyingkapan atas hal-hal yang bagi sebagian orang sulit untuk memahaminya. Hal yang sama, pemazmur Asaf pun tadinya sempat mengalami ketidakmengertian akan orang-orang fasik yang hidupnya nyaman-nyaman saja padahal jauh dari ketaatan pada Tuhan. Namun akhirnya ia mengalami penyingkapan pada waktu ia masuk ke hadirat Tuhan.

Ketika masa-masa sulit datang, iblis akan berusaha mengalihkan perhatian orang-orang percaya dari apa yang sedang Tuhan lakukan dalam hidup mereka. Dan di tengah-tengah semua itu, si jahat ingin orang percaya berfokus hanya pada apa yang dapat dilihat oleh mata jasmani, yaitu semua masalah, ancaman, ketakutan saat ini, lebih dari apa yang sedang Tuhan sedang lakukan agar orang percaya mengalami kemenangan.

Itulah sebabnya, rasul Paulus berbicara tentang pentingnya orang percaya melihat hal-hal yang tak terlihat. Dalam suratnya kepada Jemaat di Efesus, ia menulis: dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.

Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, (Ef. 1: 17-18).

Mari jemaat Tuhan, melalui pesan-Nya ini, Tuhan mau kita memahami bahwa di tengah tantangan yang sedang kita alami kita tidak berjalan sendiri. Ada kuasa Tuhan yang tidak terlihat, namun sedang melakukan sesuatu atas hidup kita. Bagian kita adalah memberikan respon yang benar. Sadari bahwa kita hanyalah “bagian kecil” dari suatu rencana Tuhan yang besar, bukan sebaliknya.

Tuhan Yesus memberkati!

Tuhan Sedang Melakukan Sesuatu Meskipun Kita Tidak Bisa Melihatnya (Pesan Gembala, 15 Desember 2024)

| Warta Jemaat |
About The Author
-