Tuhan Membuka Jalan (Pesan Gembala, 15 Mei 2022)

TUHAN MEMBUKA JALAN

Yesaya 43:15-16 (15) Akulah TUHAN, Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan Israel.” (16) Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat,

Dari ayat di atas kita melihat bahwa Tuhan memerkenalkan diri kepada umat-Nya sebagai Tuhan yang membuka jalan. Namun bukan hanya kepada bangsa Israel, ayat ini menjadi sangat istimewa bagi kita karena Tuhan memberikannya kepada kita pada masa sekarang di saat mungkin kita sedang menghadapi situasi yang tidak mudah.

Latar belakang kisah ini dimulai ketika suatu hari nabi Yesaya menubuatkan bahwa akan ada masa yang sulit bagi bangsa Israel bahwa suatu hari mereka akan menjadi tawanan bagi musuh mereka. Mereka akan diambil dari negeri mereka lalu dibuang ke negeri lain. Dan secara historis memang betul terjadi hal demikian bahwa bangsa Israel pernah mengalami pembuangan ke Babel pada sekitar tahun 586 SM. Di tengah-tengah masa pembuangan berlangsung, timbullah pertanyaan besar yang membara di hati orang Israel bahwa apakah ada jalan keluar dari situasi sulit ini? Adakah masa dimana mereka akan pulang kembali? Di tengah masa yang demikian sulit, di situlah Tuhan berbicara.

Tuhan memerkenalkan diri-Nya kembali kepada umat-Nya! Dan ketika Dia melakukannya, sepertinya Dia harus mengawalinya dengan mengingatkan mereka sekali lagi tentang karakter dan pribadi-Nya. Dia memulai di ayat 15 dengan mengatakan bahwa Dialah Tuhan yang Mahakudus dan Pencipta atas segala sesuatu. Hal ini dilakukan Tuhan untuk mengingatkan kembali tentang jati diri Tuhan, karena keadaan pembuangan yang berat telah mengalihkan pandangan mata mereka dari Tuhan. Dan sangat mungkin, adanya berbagai kesulitan yang mereka hadapi telah mengaburkan pikiran dan kehadiran Tuhan bagi mereka.

Dalam ayat 16, Tuhan mengingatkan umat-Nya bahwa Dia telah membuat jalan melalui laut. Apa yang Tuhan sedang coba sampaikan? Apakah hubungan ‘laut’ dan ‘air yang hebat’ dengan mereka yang sedang berada di pembuangan saat itu? Ternyata Tuhan sedang mengingatkan umat-Nya tentang perjalanan awal mereka ketika bangsa Israel baru saja keluar dari Mesir dan harus berhadapan dengan ancaman kematian. Saat baru saja mereka meninggalkan Mesir, mereka sudah menemukan jalan buntu yaitu berhadapan dengan laut di depan mereka dan kejaran tentara Mesir di belakang mereka! Dengan tidak ada jalan mundur dan tidak ada jalan ke depan, Tuhan melakukan sesuatu yang luar biasa dan tidak mungkin. Dia membuat jalan dimana secara alami, sudah tidak mungkin ada jalan.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tantangan apapun yang sedang dihadapi umat Tuhan hari-hari ini seolah-olah terlihat seperti sulit mendapatkan jalan keluar. Bagaikan bangsa Israel yang terjepit di antara laut di bagian depan dan kejaran tentara Mesir di bagian belakang. Namun melalui pesan-Nya ini Tuhan mengatakan bahwa ada jalan yang senantiasa Ia buka bagi kita umat-Nya. Bahkan perjalanan yang sebelumnya terjal mendaki, kini mulai menjadi perjalanan yang melandai. Luar biasa bukan? Namun untuk melalui jalan tersebut dibutuhkan kesungguhan hati untuk siap melaluinya bersama dengan Tuhan.

Beberapa hal yang perlu kita pahami terlebih dahulu sebelum kita berjalan melalui jalan yang Tuhan berikan untuk kita. Di antaranya adalah:

(1). Jangan sampai salah memfokuskan pandangan mata kita

Yesaya 43:18 firman-Nya: “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala!

Tuhan mengatakan Ia hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai besar di padang belantara. Ini artinya sesuatu yang baru itu bukanlah hal yang biasa dan pernah ada, melainkan perkara yang heran dan menakjubkan. Kemudian Tuhan melanjutkannya dengan berkata bahwa sesuatu yang baru itu sudah dimulai, “belumkah kamu mengetahuinya?” Kata “mengetahui” dalam bahasa Ibraninya adalah “yada” yang berarti tahu karena memiliki hubungan pengenalan secara pribadi. Tuhan melakukan sesuatu yang baru dengan melibatkan kita sebagai relasi dalam suatu hubungan dengan-Nya.

Namun satu hal yang Tuhan minta, “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala!” Ini menyangkut segala hal yang buruk dan negatif di masa lalu kita. Sebab orang-orang yang terikat dengan masa lalu yang pahit dan menyakitkan tidak dapat fokus pada pekerjaan yang ingin Tuhan nyatakan. Pengenalannya akan Tuhan pun akan terhambat. Jangan memasuki keadaan yang baru dengan cara hidup yang lama. Masuki sesuatu yang baru dengan keputusan untuk melupakan yang lampau dan berjalan dengan dasar pengenalan akan Tuhan yang terus dibangun. Gagalnya sebagian besar dari umat Israel dalam perjalanannya menuju ke tanah perjanjian adalah ketika pandangan mereka terus mereka arahkan kepada apa yang menurut mereka baik yang ada di Mesir. Orang yang terus menoleh ke belakang, sulit untuk dapat melihat sesuatu yang baru yang Tuhan sesungguhnya telah sediakan.

(2). Jangan melepaskan tangan kita dari tangan Tuhan

Yesaya 43:16 Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat,

Apakah anda pernah melalui suatu jalan pintas yang sangat asing? Beberapa aplikasi petunjuk arah ada yang mampu untuk memberikan arah jalan ke tempat tujuan dengan cara tersingkat. Kita akan dibawa ke suatu jalan yang sangat asing bagi kita, bahkan aplikasi itu tidak peduli apabila jalan yang dilalui adalah wilayah berbahaya. Kita serasa asing dan cemas. Apabila kita perhatikan, ada satu kata yang diulang di dalam kalimat di ayat 16 yaitu kata “melalui” (Ibr. Derek) atau through dalam bahasa Inggrisnya. Itulah kata yang digunakan Tuhan pada waktu Ia memerkenalkan diri-Nya sebagai pembuka jalan. Artinya, betul Dia akan buka jalan buat kita, namun jalan yang seperti apa persisnya tidak dijelaskan. Kadang jalan yang Tuhan buka bisa menegangkan dan kita diajak untuk masuk melaluinya.

Kita berharap ada kata yang lebih mudah untuk dilakukan daripada kata “melalui,” yaitu kata “sekitar”. Sehingga bukan melalui laut, tetapi di sekitar laut. Bukan “melalui” padang gurun, namun sekitar padang gurun. Namun apapun bentuk dan lokasi jalannya, sebetulnya yang diperlukan adalah pribadi penunjuk jalannya yang menyertai kita. Apapun kondisi jalan baru yang akan kita lalui, pastikan bahwa kita tidak melepaskan pegangan kita daripada Tuhan. Tuhan kita ahli di dalam menuntun umat-Nya melalui apapun jalan yang Ia buka bagi kita. Ingat ketika Daud dikejar-kejar oleh Saul, ia masuk ke sebuah wilayah sempit dan curam yang disebut lembah bayang-bayang maut (lembah kekelaman). Di situ tidak disebutkan Daud jalan sendiri, melainkan beserta dengan Tuhan sang penunjuk jalan.

Mari jemaat Tuhan, biarlah ini menjadi kabar sukacita bagi kita, bahwa ada jalan yang Tuhan buka buat kita semua. Bentuknya bisa apa saja, Tuhan ingin kita jeli melihatnya. Jalan itu sesungguhnya sudah Tuhan buka. Oleh sebab itu, tetap melekat bersama Tuhan, agar bisa dengan mudah melaluinya.

Tuhan Yesus memberkati!

Tuhan Membuka Jalan (Pesan Gembala, 15 Mei 2022)

| Warta Jemaat |
About The Author
-