Tetap Berlari! (Pesan Gembala, 10 Mei 2020)

TETAP BERLARI!

Kisah Para Rasul 20:20-24 (24) Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.

Adalah sangat mudah untuk memulai sesuatu yang baru. Mungkin itu adalah tempat pekerjaan baru, pelayanan baru, atau hubungan baru dengan seseorang yang istimewa. Selalu ada perasaan sukacita tentang awal yang baru, apapun itu. Tetapi hidup yang kita jalani bukanlah sekedar lintasan lari seratus meter, melainkan bagaikan sebuah perlombaan lari maraton, dimana kuncinya bukan hanya bisa memulai dengan baik, tetapi juga menjalaninya dan menyelesaikannya dengan baik.

Orang-orang seringkali begitu bergairah di dalam memulai sesuatu yang baru. Sebuah pengalaman yang mungkin belum pernah dialami sebelumnya. Seiring dengan berjalannya waktu, kadang tantangan dan masalah mulai mewarnai perjalanan tersebut. Tidak jarang dirinya mendapati situasi-situasi yang terjadi di luar harapannya. Maka setelah waktu demi waktu berjalan, kecepatan berlari pun terasa tidak seringan seperti pada awal memulainya.

Demikian pula di dalam hal mengiring Tuhan. Semangat awal yang tadinya yang menggebu-gebu, ketika berbenturan dengan berbagai problema dan tantangan kehidupan ataupun ketika mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan, lambat laun mulai terdegradasi. Padahal kita harus ingat, bahwa kehidupan ini harus terus berlangsung. Tuhan punya rencana baik bagi kita yang Ia sudah siapkan jauh sebelumnya. Tuhan mau, apapun yang terjadi seharusnya kita tetap berlari ke arah tujuan-Nya dan jangan pernah berhenti.

Rasul Paulus tidak ingin hal itu terjadi di antara para penatua dan jemaat di Efesus. Ia ingin mereka semua, seperti yang ia inginkan untuk dirinya sendiri, berlari hingga mencapai garis akhir, bukan sekedar berlari untuk akhirnya keluar atau berhenti dari perlombaan. Ia membagikan rahasia hidup dari kehidupannya sendiri yang berjalan kuat sampai akhir. Rahasia penyelesaian rasul Paulus tersebut disampaikan pada ayat 24 di atas. Ia tidak menganggap kehidupannya sebagai sesuatu yang berharga hanya bagi dirinya sendiri agar ia dapat menyelesaikannya, melainkan ingin semua orang percaya juga menyelesaikannya.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tidak sedikit orang percaya hari-hari ini didapati kecepatannya melambat, tidak berlari seperti yang dikehendaki Tuhan. Memang penyebabnya bisa bermacam-macam. Bisa saja karena fokus yang tidak terlalu tertuju pada apa yang Tuhan ingin kita lakukan, melainkan lebih kepada apa yang ingin kita lakukan.

Namun ada satu hal yang perlu kita ketahui, sementara hal tadi berlangsung, tidak sedikit ada orang-orang percaya lain yang sedang berlari dengan bersemangat ke tujuan Tuhan. Orang-orang seperti inilah yang apabila terus menjaga dengan baik kecepatan dan arah berlarinya akan “menyusul” peserta lain untuk tiba di garis akhir dengan baik. Namun inti dari pesan Tuhan ini adalah: tetaplah berlari, namun bukan asal berlari.

Beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk dapat tetap berlari seperti yang dimaksud Tuhan, di antaranya adalah:
(1). Memahami bahwa berlari adalah tentang membesarkan nama Tuhan

Kis. 20:20-21…Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dna percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.

Pemahaman tentang berlari ke tujuan Tuhan seringkali dimaknai secara sempit oleh sebagian orang percaya. Tidaklah salah apabila kita dipercayakan sebuah atau beberapa jabatan pelayanan di dalam sebuah wadah dimana kita bernaung di dalamnya. Itu merupakan tanggung jawab yang harus kita lakukan dengan baik. Karena penilaian Tuhan atas kita juga dilihat dari seberapa kita taat dan tunduk kepada otoritas dimana kita berada di bawahnya.

Namun ketika kita dibukakan lebih lagi tentang makna berlari ke tujuan Tuhan, maka ternyata ada tanggung jawab yang lebih besar lagi yang Tuhan telah percayakan kepada kita. Rasul Paulus adalah pribadi dengan segudang jabatan yang ia sandang sebagai seorang pelayan Tuhan, namun ia memahami bahwa berlari menyelesaikan perlombaan adalah bukan tentang sekedar menyandang jabatan semata-mata, namun juga melakukan apa yang Tuhan mau ia lakukan. Tidak ada kata lelah bagi rasul Paulus untuk memberitakan dan mengajarkan orang-orang tentang jalan Tuhan. Bersaksi dan membawa orang-orang untuk mengenal Kristus itulah yang membuat kecepatan dan tujuannya menjadi sesuatu yang pasti di tengah tantangan yang ia hadapi.

(2). Memahami bahwa berlari adalah tanggung jawab seorang prajurit, bukan sukarelawan.

Kis. 20:22 Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ.

Rasul Paulus mengatakan kepada penatua jemaat Efesus bahwa ia sebagai “tawanan Roh” harus pergi menuju Yerusalem, meskipun ia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya di sana. Ia sadar bahwa sejak dari semula Yerusalem bukanlah kota yang ramah bagi dirinya. Belenggu dan penderitaan seakan-akan sudah menantinya disana. Ia sebenarnya memiliki pilihan untuk pergi ke tempat lain yang lebih mudah dibandingkan Yerusalem. Namun rasul Paulus tidak melihat dirinya sebagai seorang sukarelawan. Ia melihat dirinya sebagai seorang wajib militer atau prajurit yang berada di bawah perintah komandannya.

Terlalu sering, gereja berpikir bahwa ia mencari sukarelawan-sukarelawan untuk melayani Tuhan. Pandangan “sukarelawan” ini membuat orang-orang dapat memilih untuk melayani atau berhenti melayani kapan saja ia mau jika layanan tersebut tidak sesuai dengan keinginannya, atau ketika kondisi buruk menghimpit. Seorang prajurit tidak memiliki pilihan. Seberat apapun tugas yang dipercayakan kepadanya, ia hanya melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. Maka teringatlah kita mengapa Tuhan melalui pesan-Nya selalu mengatakan bahwa kita semua adalah prajurit-prajurit-Nya.

Mari jemaat Tuhan, biarlah kita tetap berlari maju walaupun mungkin rintangan, masalah dan tekanan menghadang di depan kita. Dalam kondisi apapun, tetaplah miliki mentalitas yang benar tentang siapa kita dan siapa yang telah memilih kita dan selalu menyadari bahwa Kristus yang memilih kita merindukan setiap kita untuk mencapai garis akhir dengan baik. Selamat berlari!

Tuhan Yesus memberkati!

 

Tetap Berlari! (Pesan Gembala, 10 Mei 2020)

| Warta Jemaat |
About The Author
-