Siapkan Bejana yang Kosong untuk Tuhan Isi (Pesan Gembala, 10 November 2024)

SIAPKAN BEJANA YANG KOSONG UNTUK TUHAN ISI

2 Raja-raja 4:1-7 (3) Lalu berkatalah Elisa: “Pergilah, mintalah bejana-bejana dari luar, dari pada segala tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi jangan terlalu sedikit.

Ayat di atas  menceritakan tentang seorang janda dari salah satu nabi muda yang ada pada zaman itu dan nabi tersebut telah meninggal. Sepeninggalnya nabi tersebut, datanglah seorang penagih hutang untuk mengambil ke dua anaknya dan hendak menjadikan mereka sebagai budak. Tentu saja dalam kesesakannya janda tersebut datang kepada Elisa. Elisa bertanya apa yang ada padanya dan jawaban janda tersebut adalah bahwa ia mempunyai sebuah buli-buli berisi minyak.

Elisa lalu memerintahkan janda tersebut untuk mengumpulkan sebanyak mungkin bejana-bejana kosong. Tujuannya adalah agar minyak yang ada di dalam buli-buli tersebut nantinya dituangkan ke dalam bejana-bejana yang sudah ia kumpulkan. Dan terjadilah sesuatu yang luar biasa. Karena ketaatan janda tersebut pada perintah yang diberikan Elisa, maka seberapa banyak bejana yang ia sudah siapkan, maka sebanyak itu pulalah minyak dari dalam buli-buli mengalir memenuhi isi bejana. Sampai akhirnya tidak ada lagi bejana yang dapat ia gunakan untuk menampungnya lagi.

Penekanan dari pesan yang Tuhan berikan kali ini adalah, selama tersedia “bejana yang kosong,” maka minyak akan terus dialirkan. Tuhan rindu mengalirkan sesuatu kepada umat-Nya. Tuhan mencari “bejana-bejana” (pribadi-pribadi orang percaya) yang sesuai untuk keperluan-Nya tersebut. Tuhan mencari bejana-bejana yang kosong.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan rindu mengalirkan sesuatu yang berharga yang Tuhan miliki. Apabila di dalam kisah janda yang datang kepada Elisa ada minyak yang dialirkan ke dalam bejana, maka “sesuatu” yang berharga yang Tuhan mau alirkan kepada umat-Nya adalah “minyak.” Minyak dimaknakan sebagai pengurapan ilahi, atau apapun yang ilahi seperti hikmat Tuhan, karunia-karunia ilahi, dan lain-lain. Tuhan mau setiap kita umat-Nya terisi penuh dengan hal-hal tesebut. Untuk tujuan apa? Untuk banyak hal tentunya.

Kepenuhan umat-Nya dalam Tuhan akan memudahkan untuk: Tuhan menyampaikan sesuatu kepada kita umat-Nya, memampukan kita menerjemahkan dengan tepat apa yang Tuhan ingin sampaikan (karena kadang Tuhan tidak secara gamblang menyampaikannya), memampukan kita mengeksekusi dengan baik apa yang Tuhan sampaikan tanpa ragu (meskipun sulit dicerna oleh akal budi), membuat kita memiliki ketajaman atau kepekaan (discerment), dan sebagainya.

Hal-hal apa yang harus kita sebagai orang percaya pahami dan miliki agar mengalami kepenuhan dalam Tuhan? Beberapa di antaranya adalah:

(1). Bejana-bejana tersebut haruslah dalam keadaan kosong.

2 Raja-raja 4:3 Lalu berkatalah Elisa: “Pergilah, mintalah bejana-bejana dari luar, dari pada segala tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi jangan terlalu sedikit.

Elisa memerintahkan kepada janda tersebut untuk segera mengumpulkan bejana-bejana tanah liat sebanyak mungkin. Entahkah ia harus mencarinya di luar rumahnya atau bahkan kalau perlu memintanya dari para tetangga. Namun Elisa memastikan bahwa dari segala bejana yang terkumpul tersebut, semuanya harus dalam keadaan kosong. Ternyata mencari bejana yang kosong itu tidak semudah yang dikira. Mengapa harus kosong?

Bejana berbicara tentang diri pribadi dan hati kita. Bejana yang kosong berbicara tentang kondisi pribadi orang percaya yang “tidak ada isinya” sama sekali alias nol, namun artinya bukan bodoh atau berotak kosong. Tujuannya adalah agar Tuhan dapat mengisikannya dengan hal-hal yang ilahi dan murni. Untuk itu, pertama-tama kita harus bersedia untuk menanggalkan/mengosongkannya terlebih dahulu.

Yang pertama, menanggalkan segala pikiran-pikiran dunia untuk kemudian dapat diisi dengan pikiran Kristus. Yang kedua, menanggalkan segala prinsip-prinsip kepercayaan yang bukan berasal dari Tuhan kita (termasuk dongeng-dongeng nenek moyang, tahayul, prinsip kepercayaan lama, dan sebagainya). Yang ketiga, membuang segala kesombongan, kebanggaan akan kemampuan diri yang merasa lebih baik, lebih pintar, dan lebih tahu banyak dari kebanyakan orang.

Mari jemaat Tuhan, Tuhan yang kita miliki adalah Tuhan yang tidak suka menahan-nahan. Ia adalah pribadi yang sangat bermurah hati. Mata-Nya dikatakan menjelajah ke seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Ia mencari pribadi-pribadi yang menyediakan “bejana kosong” yaitu umat yang memiliki kerinduan dan kehausan untuk siap menampung aliran yang ilahi dari Sorga.

Tuhan Yesus memberkati!

Siapkan Bejana yang Kosong untuk Tuhan Isi (Pesan Gembala, 10 November 2024)

| Warta Jemaat |
About The Author
-