SEGERA BANGKIT, KETIKA JATUH!
Mikha 7:8 Janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku! Sekalipun aku jatuh, aku akan bangun pula, sekalipun aku duduk dalam gelap, TUHAN akan menjadi terangku.
Mikha melayani Tuhan di periode raja Yotam, Ahas, dan Hizkia. Saat itu Israel sedang berada pada masa revolusi ekonomi, dimana mereka makmur secara materi, namun berefek samping buruk. Munculnya egoisme materialisme, rasa puas diri dalam beragama, merasa puas hanya melakukan kegiatan rohani secara badani. Berakibat nilai-nilai pribadi, sosial, dan karakter hancur.
Mikha mengecam apa yang diperbuat orang-orang yang melakukan tindakan seenaknya terhadap pihak yang dianggap lemah. Padahal jelas-jelas menurut hukum tidak boleh dilakukan, tetapi mereka langgar begitu saja. Yang kuat menindas kaum yang lemah, namun giliran kaum yang lemah mengadukan nasibnya kepada penegak hukum, ternyata para hakim tidak bertindak adil karena ada penyuapan. Dan nabi Mikha menyerukan agar kaum yang lemah untuk bangkit.
Dari seruannya ini nabi Mikha sebetulnya sedang mengatakan agar orang-orang percaya tidak usah larut dalam situasi yang dihadapinya. Karena ada orang-orang yang membiarkan dirinya menjadi pasrah pada keadaan yang dihadapinya tanpa mau berusaha untuk bangkit, dan akhirnya nyaman dengan keadaannya. Lalu berharap orang-orang memaklumi apa yang sedang dihadapi. Dan biasanya orang-orang seperti ini mudah mencari kambing hitam.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi umat-Nya. Dalam mengiring Tuhan adalah wajar apabila umat Tuhan diperhadapkan dengan pelbagai keadaan. Kadang menghadapi situasi yang baik, kadang situasi-situasi yang tidak mudah, bahkan bisa situasi yang sulit dan panjang. Tuhan mau kita menjadi orang-orang percaya yang tangguh. Tangguh dalam pengertian, tidak cepat merasa pasrah, larut dalam keadaan, mengasihani diri, dan memutuskan untuk tidak berbuat apa-apa dan kemudian menyimpulkan bahwa inilah keadaan yang Tuhan kehendaki.
Tuhan mau umat-Nya menjadi orang yang cepat untuk bangkit kembali, karena percaya ada tangan Tuhan yang selalu tersedia untuk menolong. Mungkin situasinya belum langsung berubah seketika, namun ada semangat dalam diri untuk mau bangkit dan menangkap kembali rencana Tuhan. Tuhan memberi gambaran, seperti orang yang jatuh ke tanah, lalu kemudian berdiri membersihkan debu-debu atau kerikil yang bawa, lalu kembali berlari. Pilihan sesungguhnya ada pada umat Tuhan sendiri.
Oleh sebab itu, beberapa hal yang perlu kita miliki ketika menghadapi keadaan yang tidak mudah agar kembali bangkit dan pulih, beberapa di antaranya:
(1). Jangan biarkan musuh tertawa, percaya bahwa Tuhan belum selesai dengan umat-Nya.
Mikha 7:8 Janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku! Sekalipun aku jatuh, aku akan bangun pula, sekalipun aku duduk dalam gelap, TUHAN akan menjadi terangku.
Siapa pribadi yang paling senang melihat seorang anak Tuhan jatuh dan akhirnya hidupnya keluar dari rencana Tuhan? Tentulah si iblis dan antek-anteknya. Ini pula yang diserukan oleh nabi Mikha terhadap umat Israel yang mentalnya sudah jatuh akibat perlakuan pihak-pihak yang telah menindasnya selama itu. Bangkit kembali adalah sebuah keputusan yang harus segera diambil.
Memang tidak mudah untuk bangkit setelah mengalami masa-masa keterpurukan. Namun pilihan ada pada diri umat Tuhan sendiri. Yang pertama, apakah mau menjadi orang yang terus merasa gagal. Ingat, kegagalan sesaat itu bisa menjadi suatu kegagalan yang permanen apabila seseorang membiarkan dirinya terus larut dalam rasa gagal. Atau yang kedua, apakah mau bangkit “membersihkan segala debu dan kerikil yang menempel” lalu berdiri membuat perlawanan balik atas situasi yang dialami untuk meraih kemenangan.
Ingat, ada pihak musuh yaitu si iblis yang berusaha untuk membuat hidup umat Tuhan terpuruk dan hancur. Iblis berharap umat Tuhan akan mengalami rasa putus asa, kalah, lalu menyerah. Tetapi melalui pesan Tuhan bagi umat-Nya ini, inilah hari dimana umat Tuhan harus berani berkata: “Aku tidak dapat dikalahkan begitu saja. Dalam kekuatan Tuhan, aku akan segera bangkit!”
(2). Jangan membiarkan diri terus larut dalam keadaan jatuh, miliki self healing
Mikha 7:7 Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!
Self healing adalah tindakan yang dilakukan seseorang untuk menangani dirinya sendiri (setelah sebelumnya mengalami rasa sakit) secara fisik dan mental dengan kali ini melakukan respon benar, seperti melakukan aktifitas yang tepat, melakukan pengelolaan emosi, penerimaan diri sendiri, mau menerima dan memaafkan orang lain, dan terutama mencari hadirat Tuhan untuk mendapatkan kembali tujuan Tuhan dalam dirinya.
Sebagai orang percaya dalam Tuhan, jangan selalu menunggu orang lain datang bertindak untuk menyembuhkan dirinya. Jangan seperti anak kecil yang jatuh ke tanah, lalu menunggu orang lain untuk membangunkannya. Yang Tuhan inginkan adalah segera bangkit dan bersihkan segala “debu dan kerikil” yang menempel, dan berlarilah kembali.
Daud adalah seorang yang ketika mengalami kejatuhan sebetulnya tidak lebih baik dari Saul. Saul mencoba membunuh Daud yang dianggap sebagai ancaman bagi dirinya, sedang Daud merancangkan kematian Uria (suami Batsyeba) dengan cara yang keji. Namun bedanya, Saul tidak pernah menyesal lalu datang mencari Tuhan. Sebaliknya, Daud dalam penyesalannya ia datang kepada Tuhan. Ia seorang yang dikatakan suka melakukan selfhealing, meminta Tuhan menyelidiki hatinya.
Mari jemaat, jangan menjadi orang yang mudah luka, namun lama untuk sembuh. Melainkan jadilah orang yang mudah untuk sembuh, tetapi tidak mudah untuk luka dan melukai, karena sadar ada rancangan Tuhan yang dahsyat dalam hidupnya. Jangan gugurkan rancangan Tuhan hanya karena mengalami sesuatu yang menyakitkan.
Tuhan Yesus memberkati!
