Perkokoh Akar Menghadapi Terpaan Angin (Pesan Gembala, 29 September 2024)

PERKOKOH AKAR MENGHADAPI TERPAAN ANGIN

Kolose 2:6-7 (6) Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. (7) Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.

Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita semua sudah akrab dengan dunia tumbuh-tumbuhan. Bagi yang menyukai pepohonan maka pasti akan senang mengamatinya bahkan merawat setiap hari sehingga bisa melihat pohon dapat tumbuh. Tetapi kita semua tahu bahwa dibawah pohon itu ada akar yang kuat sehingga tanaman itu dapat bertumbuh bahkan berbuah.

Bagi sebuah pohon, akar memiliki banyak kegunaan. Selain untuk menyerap air dan nutrisi dalam tanah, juga berfungsi untuk menunjang berdirinya pohon tersebut. Akar yang tertancap ke dalam tanah berfungsi seperti pondasi bangunan. Akar membuat sebuah pohon dapat berdiri kokoh di atas tanah. Oleh karena itu, pohon dapat bertahan dari terjangan angin kencang dan hujan deras. Pohon tersebut tidak akan mudah tumbang atau rubuh oleh karena akarnya menjadi pengikat yang kuat ke tanah.

Gambaran tentang pohon yang memiliki akar yang kuat inilah yang ditulis oleh rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Kolose. Jemaat Kolose adalah jemaat yang sedang mengalami pertumbuhan iman sebagaimana jemaat-jemaat pada awal gereja mula-mula. Jemaat ini yang terletak di Asia kecil, sebelah Timur kota Efesus. Rasul Paulus mengutus Epafras dari Efesus untuk mendapatkan laporan tentang pertumbuhan iman jemaat Kolose.

Epafras melaporkan bahwa di dalam jemaat itu, ada guru-guru yang mengajarkan ajaran-ajaran yang salah. Memang berul, orang percaya pada waktu itu sedang banyak menghadapi serangan dari berbagai ajaran-ajaran palsu, guru-guru palsu, pengajar filsafat-filsafat yang kosong dan palsu yang tidak menurut kebenaran Kristus (Kolose 2:8). Karena itu, orang percaya tidak cukup hanya dengan mengatakan ia memiliki Kristus atau berjalan bersama Kristus di dalam Iman, namun juga harus berakar di dalam Dia.

Rasul Paulus dalam suratnya meminjam dua istilah dari ilmu botani (tumbuhan) dan ilmu konstruksi dalam menjelaskan pengertian ini. Kata “berakar” (Yun.: rhizoo) yang berarti menjadi kuat karena ada kekuatan akar yang mencengkeram ke dalam tanah dan kata “berdasar” (Yun.: themelioo), yang berarti meletakkan fondasi, atau membangun sesuatu di atas sebuah fondasi yang kokoh.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Akan banyak orang-orang percaya yang “tumbang” apabila tidak sungguh-sungguh mengakar di dalam Kristus. Dan jangan mengartikan makna “tumbang” itu sebagai orang percaya yang meninggalkan Kristus, sehingga apabila selama ini merasa diri masih mengiring Tuhan, masih beribadah, maka belum dapat dikatakan tumbang. Bukan seperti itu. Ini bukan soal status kekristenan. “Tumbang” adalah apabila orang percaya sudah tidak memancarkan lagi semangat sebagai seorang pengikut Kristus yang bernyala-nyala dan paham akan fungsinya sebagaimana mestinya, maka sesungguhnya ia sudah tidak dikatakan pribadi yang masih berdiri tegak di dalam Tuhan. Jadi patokannya bukan soal aku masih di dalam Kristus, namun apakah aku masih sungguh-sungguh berfungsi di area-area yang dipercayakan Tuhan sebagai perwakilan Sorga di bumi atau tidak.

Oleh sebab itu, apa yang harus kita pahami dan lakukan agar tetap menjadi orang percaya yang berakar apapun angin yang akan menerpa? Beberapa di antaranya adalah:

(1). Pastikan menjadi pribadi yang berakar dalam hal yang benar

Kolose 2:7a Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, …

Akar adalah penentu dari kekuatan. Nilai sebuah pohon tidak hanya ditentukan dari keindahan bentuk tampilan luarnya saja, melainkan ditunjang oleh suatu akar yang kuat. Ketika sebuah pohon berakar dengan kuat, maka ia akan dapat bertahan dan  tetap kokoh berdiri.

Begitu pula di dalam hidup kita sebagai pengikut Kristus. Kekristenan yang berkualitas tidak dinilai dari tampilan luar atau seberapa lamanya menjadi orang percaya, namun apakah ia memiliki akar yang kuat di dalam Kristus. Tuhan merindukan setiap umatnya terus bertumbuh semakin kuat, menjadi dewasa di dalam Dia.  Maka perlunya berakar di dalam Kristus agar tidak mudah goyah serta menjadi kuat di tengah situasi apapun.

Minimal tiga hal yang ditekankan rasul Paulus agar umat Tuhan harus berakar.

a. Berakar dalam kebenaran firman Tuhan.

Rasul Paulus mendorong pentingnya jemaat Tuhan di Kolose berakar di dalam firman Tuhan agar tidak menjadi orang-orang yang mudah dikelabui oleh berbagai rupa angin pengajaran. Itu sebabnya, betapa pentingnya bertekun dalam komunitas yang memiliki pengajaran yang sehat. Membaca, merenungkan, melakukan, serta mengajarkan kembali  adalah hal mendasar yang selayaknya dilakukan oleh semua orang percaya, disamping menjalin kedalaman dengan Tuhan sampai mendapatkan perkataan-Nya.

b. Berakar dalam kasih Tuhan. Orang percaya yang membangun kedalaman dalam kasih Tuhan akan berdiri kokoh dalam setiap keadaan karena apa yang ia lakukan bukan semata-mata karena kewajiban agamawi, melainkan karena mengasihi Kristus yang telah menebus dirinya. Orang percaya yang mengalami kasih Kristus seperti ini akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih confident, tidak mudah untuk minder, takut dan kuatir. Menyadari akan memiliki harga diri (self esteem) yang berkualitas.

c. Berakar dalam kuasa Roh Kudus.

Tidak sedikit orang percaya yang menyadari kuasa Roh Kudus hanya sebatas fungsi keberdiaman, namun tidak menyadari akan fungsi power (Yun.: dunamos) ketika mengalami kepenuhan di dalam-Nya. Roh Kudus akan menuntun dan berbicara secara personal kepada pemercaya bahkan membawa kepada berbagai karunia (gifts) yang luar biasa. Hal inilah yang membuat orang percaya menjadi pribadi yang tajam dan berjalan dalam kuasa ilahi.

Mari jemaat Tuhan, kita tidak tahu “hembusan angin” yang  seperti apa yang akan menerpa kehidupan manusia hari-hari ini.  Namun orang percaya yang berakar dan berdasar sungguh-sungguh di dalam Kristuslah yang akan tetap berdiri kokoh di dalam setiap keadaan.

Tuhan Yesus memberkati!

Perkokoh Akar Menghadapi Terpaan Angin (Pesan Gembala, 29 September 2024)

| Warta Jemaat |
About The Author
-