MERAIH KEMENANGAN-KEMENANGAN YANG TERTUNDA (Visi 2026). To Gain The Long-awaited Victory.

MERAIH KEMENANGAN-KEMENANGAN YANG TERTUNDA (Visi 2026). To Gain The Long-awaited Victory.

2 Raja-raja 13:14-17 (17) serta berkata: “Bukalah jendela yang di sebelah timur!” Dan ketika dibukanya, berkatalah Elisa: “Panahlah!” Lalu dipanahnya. Kemudian berkatalah Elisa: “Itulah anak panah kemenangan dari pada TUHAN, anak panah kemenangan terhadap Aram. Engkau akan mengalahkan Aram di Afek sampai habis lenyap.”

Suatu hari datanglah raja Israel bernama Yoas kepada nabi Elisa. Keadaan nabi Elisa waktu itu dalam keadaan sakit, mengingat usianya yang lanjut, yang menyebabkan kematiannya. Satu hal yang menarik, raja Yoas menyapa nabi Elisa dengan berkata: “Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!” Ini mengingatkan akan perkataan nabi Elisa terhadap nabi Elia menjelang terangkat ke Sorga.

Raja Yoas sadar bahwa cepat atau lambat ia akan kehilangan orang yang akan memiliki andil dalam kemenangan kerajaannya. Karenanya ia perlu datang kepada nabi Allah yang diurapi. Itulah sebabnya, ia melakukan hal yang sama seperti yang nabi Elisa lakukan kepada nabi Elia.

Berdasarkan perkataan yang diucapkan nabi Elisa kepada raja Yoas di ayat 17, minimal ada tiga makna penting yang terkandung di dalamnya. Perkataan yang pertama adalah, “Bukalah jendela yang di sebelah timur!” Bagi pemahaman umum, “arah timur” berbicara awal terbitnya terang matahari. Tradisi orang Yahudi, “arah timur” berbicara tentang melihat ke masa lampau, atau titik awal kejadian di waktu lampau. Pada waktu itu Elisa ingin berkata bahwa raja Yoas perlu berkaca pada masa lampau, titik dimana terjadi peristiwa yang kurang berkenan sehingga mereka mengalami kekalahan.

Perkataan yang kedua, “Panahlah! Lalu dipanahnya. Kemudian berkatalah Elisa: “Itulah anak panah kemenangan dari pada TUHAN, …” Ini merupakan perkataan nubuatan yang disampaikan nabi Elisa tentang kemenangan yang akan diraih di masa depan oleh Yoas kelak. Kemenangan di titik dimana pada masa lalu Israel pernah mengalami kekalahan. Hal yang sama pula akan dialami oleh umat Tuhan yang menerima perkataan yang sama saat ini. Suatu pembalikkan keadaan dari kekalahan kepada kemenangan.

Perkataan yang ketiga, “Engkau akan mengalahkan Aram di Afek sampai habis lenyap.” Musuh bangsa Israel pada waktu itu adalah bangsa Aram yang saat itu menduduki Afek. Bagi bangsa Israel, Afek adalah wilayah tempat terjadinya hal-hal yang menyesakkan hati di masa lalu yang seharusnya Israel mengalami kemenangan, namun sayangnya yang terjadi adalah kekalahan demi kekalahan. Kini, berdasarkan apa yang dinubuatkan oleh Elisa, Tuhan akan memberikan kemenangan di Afek bagi umat-Nya.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan menyatakan akan ada “tugu peringatan” yang akan berdiri, yaitu tentang tanda peringatan atas suatu pencapaian yang akan umat Tuhan alami. Di Alkitab “tugu peringatan” didirikan untuk menyatakan perbuatan Tuhan yang luar biasa kepada umat-Nya. Yakub, Musa, Yosua adalah beberapa tokoh di Alkitab yang pernah mendirikan tugu peringatan untuk mengenang akan perbuatan luar biasa yang Tuhan pernah lakukan dalam hidup mereka. 

Bagi kita, “tugu peringatan” atas kemenangan seperti apa yang akan kita dirikan? Apabila dikaitkan dengan ayat di awal, tentunya kemenangan atas “Afek” yang seharusnya sudah kita raih di masa lalu (tahun lalu, bulan lalu, dan seterusnya) namun oleh karena satu dan lain hal menjadi tertunda. Kali ini, yakinlah kemenangan yang tertunda itu pasti akan kita raih, sejauh kita tidak mengulang kesalahan yang sama di masa lalu yang membuat terjadinya penundaan kemenangan.

Beberapa hal yang perlu kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan atau visi yang Tuhan berikan bagi kita agar kemenangan kali ini sungguh-sungguh kita meraihnya. Beberapa di antaranya:

(1). Lakukan apa yang seharusnya kita lakukan dengan benar dan tuntas (tidak berkompromi)

2 Raj. 13:17b  …Kemudian berkatalah Elisa: “Itulah anak panah kemenangan dari pada TUHAN, anak panah kemenangan terhadap Aram. Engkau akan mengalahkan Aram di Afek sampai habis lenyap.”

Pengalaman kekalahan Israel di Afek pada masa lalu seharusnya menjadi pembelajaran penting bagi mereka. Jangan sampai mereka mengulangi kesalahan yang sama lagi. Demikian pula bagi umat Tuhan di masa sekarang. Masing-masing pribadi tentunya memiliki “Afek-afek” di masa lalu, yaitu titik dimana umat Tuhan seharusnya mengalami kemenangan, namun yang terjadi adalah sebaliknya. Evaluasi sangatlah diperlukan saat ini.

Salah satu suku Israel, yaitu Asyer, pernah membiarkan orang-orang Afek yang seharusnya mereka tumpas, dibiarkan hidup berdampingan begitu saja (Hakim-Hakim 1:31-32). Jelas sekali bahwa ini tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki Tuhan. Akibat dari langkah tindakan yang kurang serius, mereka terus hidup berdampingan dengan problema yang tidak pernah dibereskan dengan tuntas, sehingga menjadi “PR” yang panjang.

Di zaman imam Eli, Tabut Allah pernah dirampas oleh orang Filistin di Afek (1 Samuel 4:1). Itu adalah kekalahan sekaligus kehilangan yang sangat fatal. Bukan karena Tuhan tidak menyertai umat-Nya, namun karena Tabut Allah dibawa oleh Hofni dan Pinehas, yaitu anak-anak imam Eli yang hidupnya tidak kudus. Tabut Allah bagi mereka hanyalah sekedar “alat pemberi kemenangan” tanpa mereka memiliki hubungan dengan Tuhannya.

Belum lagi, di zaman raja Ahab, Israel melakukan kesepakatan dengan raja Aram di Afek, disaat sebetulnya ia bisa menumpasnya (1 Raja-raja 20:30). Lagi-lagi telah terjadi kompromi dengan musuh yang seharusnya dilenyapkan. Saat ini, mari pikirkan kembali kelalaian-kelalaian apa yang pernah terjadi di “Afek” masa lalu masing-masing agar tidak terulang kembali.

(2). Lakukan apa yang seharusnya kita lakukan dengan segenap hati (tidak tanggung-tanggung)

2 Raja-raja 13:18-19 (18) Sesudah itu berkatalah ia: “Ambillah anak-anak panah itu!” Lalu diambilnya. Setelah diambilnya, berkatalah Elisa kepada raja Israel: “Pukulkanlah itu ke tanah!” Lalu dipukulkannya tiga kali, kemudian ia berhenti. (19) Tetapi gusarlah abdi Allah itu kepadanya serta berkata: “Seharusnya engkau memukul lima atau enam kali! Dengan berbuat demikian engkau akan memukul Aram sampai habis lenyap. Tetapi sekarang, hanya tiga kali saja engkau akan memukul Aram.”

Setelah anak panah kemenangan itu ditembakkan melalui jendela, Elisa menyuruh Yoas untuk mengambil kembali anak-anak panah tersebut lalu menyuruh Yoas untuk memukulkannya ke tanah. Sayangnya, Yoas hanya memukulkannya tiga kali saja lalu berhenti. Elisa berharap Yoas bisa memukulkannya lebih banyak. Rupanya Yoas merasa cukup untuk memperoleh sedikit kemenangan saja.

Yoas kurang serius dan kurang yakin dalam menanggapi janji kemenangan dari Tuhan yang telah disampaikan Elisa. Alkitab mencatat bahwa Yoas hanya mendapat kemenangan sebanyak tiga kali saja. Aram memang setelah itu dikalahkan Yoas, namun tidak tuntas, sehingga tetap mengganggu dan tetap menjadi ancaman bagi Israel.

Memukulkan anak panah sebetulnya pekerjaan yang sangat ringan, tidak membutuhkan biaya apa-apa. Apalagi nabi Elisa sudah mengatakan bahwa itu adalah anak panah kemenangan. Harusnya Yoas memukulkan anak panah tersebut sebanyak mungkin. Artinya, untuk sesuatu yang menguntungkan kerajaan Israel dan dirinya saja Yoas tidak segenap hati melakukannya. Sangat disayangkan.

Mari umat Tuhan, pesan Tuhan sekaligus visi 2026 ini berisi janji kemenangan yang luar biasa bagi umat Tuhan yang memercayai-Nya, juga sekaligus menjadi pembelajaran penting bagi setiap orang percaya. Sebetulnya, kunci demi kunci kemenangan sudah Tuhan berikan jauh sebelumnya, hanya tidak banyak yang meresponinya dengan teliti. Apabila jeli, setiap pesan yang Tuhan sampaikan itu adalah rangkaian “kunci kode” pembuka pintu kemenangan.

Tuhan Yesus memberkati!

MERAIH KEMENANGAN-KEMENANGAN YANG TERTUNDA (Visi 2026). To Gain The Long-awaited Victory.

| Warta Jemaat |
About The Author
-