Menjadi Prajurit yang Tangguh (Pesan Gembala, 19 April 2020)

MENJADI PRAJURIT YANG TANGGUH

2 Timotius 2:1-3 (1) Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus. (2) Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain. (3) Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.

Seorang prajurit selalu dibedakan dengan warga sipil biasa. Hal yang paling mudah untuk membedakannya adalah dengan melihat seragam yang dikenakannya dan perlengkapan serta senjata yang disandangnya. Belum lagi apabila kita mendengar bagaimana latihan-latihan berat yang harus mereka jalani. Bahkan tidak sedikit yang harus meninggalkan kamp pelatihan ketika gagal mencapai kriteria kelulusan. Hanya mereka yang berhasil lulus yang layak mengenakan topi baret kesatuan di kepalanya.

Gambaran seorang prajurit seperti inilah yang perlu kita pahami bahwa memang ada perbedaan besar antara menjadi seorang prajurit di dalam ketentaraan dengan seorang warga sipil biasa. Menjadi seorang prajurit itu bukan perkara yang mudah. Bukan sekedar ucapan pengakuan di mulut semata-mata. Menjadi prajurit berbicara tentang kediplinan, pengorbanan, perjuangan dan dedikasi.

Dan apabila kita perhatikan, bukan sekali dua kali Tuhan berbicara kepada kita melalui pesan-pesan-Nya tentang menjadi seorang prajurit. Menjadi seorang prajurit bukanlah panggilan yang mudah bagi orang percaya, namun bukanlah juga sebuah pilihan antara mau menjadi seorang prajurit atau sekedar menjadi seorang percaya biasa. Suka atau tidak suka, setiap kita dipanggil untuk menjadi prajurit-prajurit sejati. Oleh sebab itu, mau tidak mau kita harus mempersiapkan sekaligus membangun diri untuk menjadi prajurit yang baik bagi Kristus.

Kriteria prajurit seperti inilah yang rasul Paulus tekankan kepada Timotius, anak rohaninya, agar bersikap dan berperilaku sebagaimana layaknya seorang prajurit Kristus di tengah kondisi penuh tantangan yang sedang dihadapinya. Mungkin Timotius sedang dalam keadaan takut dan lemah. Namun yang lebih luar biasanya lagi, surat ini ditulis rasul Paulus ketika ia sedang menjalani hukuman dimana tidak lama lagi ia akan dijatuhi hukuman mati atas perintah kaisar Nero pada masa itu.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tidak sedikit orang-orang percaya hanya “mengenakan” seragam luar seorang prajurit dengan perlengkapannya, namun tidak tahu cara bersikap dan menggunakan senjatanya. Ketika datang keadaan yang sulit, banyak kaki-kaki yang menjadi goyah dan tersandung. Namun Tuhan akan memberikan kekuatan bagi mereka yang menjadikan Yesus sebagai satu-satunya sumber kekuatan bagi mereka. Inilah masa dimana orang-orang percaya dibangkitkan kembali sebagai prajurit-prajurit Kristus yang tangguh.

Beberapa langkah yang harus dilakukan berkaitan dengan pesan Tuhan ini, di antaranya adalah:
(1). Menguatkan diri di dalam Kristus

2 Tim. 2:1 Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.

Ingatlah bahwa ketika surat ini ditulis, penganiayaan terhadap orang-orang Kristen pada waktu itu tersebar luas. Rasul Paulus saat itu sedang berada di dalam penjara. Karena hal inilah maka tidak sedikit orang-orang percaya meninggalkannya, bahkan beberapa meninggalkan Kristus. Mengingat penganiayaan yang terjadi di sekitarnya, rasul Paulus menasihati Timotius untuk tidak menyerah kepada keadaan dan menjadi takut.

Sebagai seorang anak rohani, tentunya hal yang paling dibutuhkan oleh Timotius pada waktu itu adalah kehadiran sosok rasul Paulus di dekatnya. Namun rasul Paulus tidak mau menjadikan Timotius berharap kepada dirinya atau manusia semata-mata. Itulah sebabnya ia mengatakan kepada Timotius untuk menjadi kuat (Yun. Endunamoo), yang artinya menjadi kuatlah karena terhubung dengan sang sumber kekuatan sejati, yaitu Kristus. “Kuat” disini adalah kekuatan yang lahir dari dalam (inwardly strengthened) hasil persekutuan kita dengan Tuhan. Kekuatan ini yang tidak mudah digoyahkan oleh keadaan apapun.

(2). Menguatkan orang lain, sehingga diri semakin kuat

2 Tim. 2:1 Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.

Rasanya hampir mustahil apabila mengetahui bahwa surat-surat yang ditulis oleh rasul Paulus kepada banyak jemaat sebagian besar ditulis dari dalam penjara. Mengingat isi dari surat-surat tersebut bukanlah surat permintaan tolong dan bantuan, melainkan surat-surat yang mengajarkan dan menguatkan banyak orang percaya yang statusnya bebas merdeka secara fisik namun dalam keadaan lemah. Sangat bertolak belakang bukan? Bahkan surat kepada Timotius ini ditulisnya menjelang hukuman mati yang akan ia jalani.

Mentalitas seorang prajurit sejati inilah yang sedang diajarkan rasul Paulus kepada Timotius. Prajurit sejati tidak akan menyerah kepada keadaan apapun yang menerpa dirinya, sekalipun penjara bawah tanah dan hukuman mati menunggunya. Rasul Paulus sedang mengajarkan, bahwa semakin seseorang melakukan apa yang Tuhan perintahkan, maka semakin kuatlah dirinya (Yun. Endunamoo). Itulah sebabnya, rasul Paulus berkata kepada Timotius di tengah ketakutannya, agar ia mengobarkan karunia Allah yang ada padanya dan bersaksi kepada banyak orang tentang Kristus.

Mari jemaat Tuhan, kekuatan yang diperoleh seorang prajurit Kristus sejati bukan diperoleh secara pasif dengan cara menunggu dengan harap cemas, melainkan ketika seseorang datang terhubung dan menjadikan Kristus sebagai sumber kekuatannya dan ketika ia sedang bergerak aktif melakukan kehendak-Nya. Selamat menjadi prajurit yang tangguh!

Tuhan Yesus memberkati!

 

Menjadi Prajurit yang Tangguh (Pesan Gembala, 19 April 2020)

| Warta Jemaat |
About The Author
-