Mengubah Kegagalan Menjadi Kemenangan (Pesan Gembala, 12 Januari 2025)

MENGUBAH KEGAGALAN MENJADI KEMENANGAN

Yosua 8:1 Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: “Janganlah takut dan janganlah tawar hati; bawalah seluruh tentara dan bersiaplah, majulah ke Ai. Ketahuilah, Aku serahkan kepadamu raja negeri Ai, rakyatnya, kotanya dan negerinya,

Perkataan yang Tuhan katakan kepada Yosua ini adalah suatu “turning point” atau titik balik keadaan bangsa Israel yang sebelumnya di ayat 7 mengalami kegagalan ketika bangsa Israel menyerang kota Ai, kini berbalik kepada awal dari suatu kemenangan yang luar biasa.

Seperti yang kita telah ketahui, bangsa Israel sempat terpukul kalah akibat mengalami kekalahan pada saat menyerang kota Ai. Bayangkan saja, dari sebelumnya begitu yakin dan percaya diri setelah menang atas Yerikho, sebuah kota yang besar dan bertembok tebal, kini harus menanggung rasa malu, sedih, dan tawar hati karena harus kehilangan tiga puluh enam anggota pasukannya. Ini adalah suatu kekalahan besar. Dan salah satu penyebab kekalahan mereka adalah menganggap remeh kota Ai.

Ini yang membuat Yosua dan para tua-tua Israel kemudian sujud di hadapan Tuhan, mengenakan kain kabung memohon pengampunan dari Tuhan sekaligus meminta arahan apa yang mereka harus lakukan. Dan Tuhan beritahukan penyebab kekalahan mereka.

Tidak ada kegagalan atau kesalahan yang tidak dapat diperbaiki melalui kasih karunia Tuhan. Bahkan di lembah Akhor, tempat dimana Akhan dan keluarga dirajam dan dikuburkan, dapat diubah menjadi pintu harapan. Masalahnya adalah bukan apakah Tuhan di pihak kita, melainkan apakah kali ini kita mau berada di pihak Tuhan.

Bagian Alkitab ini menceritakan tindakan Yosua, pemimpin bangsa Israel. Ketika mereka mengizinkan Tuhan untuk mengatur kemenangan dari kesalahan dan kegagalan mereka, maka mereka mulai melihat kemenangan. Hal yang sama juga berlaku bagi kita, ketika kita datang kepada Tuhan dan mengizinkan Tuhan untuk mengatur kemenangan dari banyak kesalahan dan kegagalan kita, maka kita akan mulai melihat kemenangan. Dari Kegagalan menjadi Kemenangan.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Melalui pesan-Nya ini, Tuhan menyatakan bahwa ada kemenangan yang akan Tuhan berikan kepada kita umat-Nya. Pesan ini diberikan Tuhan masih di awal tahun 2025, artinya kekalahan atau kegagalan apapun yang kita mungkin sempat atau pernah alami di tahun sebelumnya Tuhan akan membalikkan dan membawanya kepada kemenangan.

Namun tentu kemenangan tidak sekonyong-konyong datang terjadi begitu saja. Apabila mengacu pada ayat yang mendasari pesan Tuhan di atas (Yosua 8:1), maka bagian kita adalah mengikuti langkah-langkah atau prinsip-prinsip yang Tuhan ajarkan bagi kita. Ingat, kitab Yosua berisi banyak tentang strategi yang Tuhan ajarkan yang harus umat Tuhan simak dan ikuti baik-baik.

Beberapa prinsip yang harus kita pahami agar dapat mengubah kekalahan menjadi kemenangan, di antaranya adalah:

(1). Bersedia mengubah sikap hati terlebih dahulu

Yosua 8:1 Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: “Janganlah takut dan janganlah tawar hati; bawalah seluruh tentara dan bersiaplah, majulah ke Ai. Ketahuilah, Aku serahkan kepadamu raja negeri Ai, rakyatnya, kotanya dan negerinya,

Ketika bangsa Israel kalah sehingga terbunuh 36 prajurit, Yosua dan bangsa Israel sempat mengalami tawar hati kepada Tuhan. Mereka tidak siap dengan kekalahan yang mereka alami.

Tawar hati adalah kondisi ketika seseorang kehilangan semangat, menanggapi sesuatu yang menggairahkan dengan hati dingin, dan tidak terlalu mau lagi berusaha untuk pulih. Tanda-tanda orang yang tawar hati adalah kurang antusias di dalam menanggapi sesuatu yang penting, pasif, dan tidak lagi peduli terhadap banyak hal. Amsal 24:10 mengatakan Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu. Kadang tanpa disadari sikap tawar hati itu apabila tidak kita selesaikan, maka akan berdampak kepada sektor-sektor yang lain dalam hidup kita.

Tetapi ketika kita memutuskan untuk datang dan memilih untuk tetap berada di pihak Tuhan, maka lihat bagaimana selanjutnya Tuhan mengatur pertempuran untuk kita. Tuhan meyakinkan kita melalui arahan demi arahan-Nya bagi kita. Sama halnya ketika Tuhan berkata berkata kepada bangsa Israel: “Jangan takut, jangan gentar; bawalah seluruh tentara perang itu bersamamu…” Tuhan lalu memberikan strategi kepada Yosua.

(2). Bersedia mengubah cara bertindak

Yosua 8:2-3 (2) dan haruslah kaulakukan kepada Ai dan rajanya, seperti yang kaulakukan kepada Yerikho dan rajanya; hanya barang-barangnya dan ternaknya boleh kamu jarah. Suruhlah orang bersembunyi di belakang kota itu.” (3) Lalu bersiaplah Yosua beserta seluruh tentara untuk pergi ke Ai. …

Apabila kita memerhatikan, adakah perbedaan antara strategi yang diajarkan Tuhan kali ini dalam menyerang kota Ai setelah Yosua datang kepada Tuhan? Ternyata strategi yang dari Tuhan berbeda sekali dengan strategi yang pernah dilakukan Yosua dan bangsa Israel sebelumnya. Kali ini Tuhan menyuruh Yosua mengerahkan tiga puluh ribu orang pahlawan yang gagah perkasa.

Dan ketika Yosua melakukan tepat seperti yang diajarkan Tuhan, maka yang terjadi adalah kemenangan yang luar biasa atas Ai. Seandainya Yosua tetap melakukan strategi yang sama lagi seperti yang mereka pernah lakukan sebelumnya apakah mereka akan mengalami kemenangan? Tentu tidak. Jadi artinya, apabila kita bertindak terus menerus menggunakan cara lama yang telah terbukti tidak menghasilkan kemenangan apa-apa, maka artinya inilah waktunya kita datang kepada Tuhan untuk memohon arahan-Nya, tindakan apa yang seharusnya kita lalukan. Jangan terus menerus menggunakan cara dan pola lama yang jelas tidak membuahkan apa-apa.

Mari jemaat Tuhan, untuk mengubah kekalahan menjadi kemenangan jangan hanya berharap Tuhan yang harus berubah. Kita sebagai orang percaya juga harus rela mengadakan perubahan. Ada sikap hati yang harus diubah, ada strategi yang harus diubah untuk diselaraskan dengan apa yang Tuhan kehendaki. Maka kemenangan seperti yang dialami bangsa Israel atas Ai juga akan kita alami.

Tuhan Yesus memberkati!

Mengubah Kegagalan Menjadi Kemenangan (Pesan Gembala, 12 Januari 2025)

| Warta Jemaat |
About The Author
-