MENANGGALKAN MANUSIA LAMA DAN MENGENAKAN MANUSIA BARU
Efesus 4:20-24 (22) yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, (23) supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, (24) dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
Melalui suratnya, rasul Paulus sedang mengingatkan kepada orang percaya di Efesus akan apa yang telah diajarkan kepada mereka, yaitu tentang Kristus (ay.20b), dimana Kristus adalah pusat pengajaran. Kristus adalah subjek pemberitaan dan pengajaran para rasul (Kis. 5:42; 1 Kor. 1:23; 15:12; 2Kor. 1:19; Flp. 1:15). Kebenaran yang diajarkan oleh para rasul adalah kebenaran yang nyata dari Kristus.
Kebenaran yang para rasul ajarkan adalah kebenaran yang juga mereka telah terima dari Yesus Kristus. Kebenaran tersebut bukan rekaan atau perkiraan mereka, melainkan suatu kebenaran yang nyata yang telah mereka saksikan dan telah mereka hidupi. Kebenaran itulah yang mereka ajarkan yang kemudian di dengar, diterima dan dihidupi oleh orang percaya. Baik orang percaya di Efesus pada waktu itu maupun orang percaya di masa sekarang.
Paulus mengingatkan orang percaya tersebut bagaimana hidup mereka sebelum mendengar dan mererima pengajaran kebenaran tentang Kristus. Mereka hidup dalam manusia lama, hidup dalam nafsu dosa yang menyesatkan dan bahkan hidup dalam kebinasaan. Sebaliknya, setelah setelah mereka mendengar dan menerima pengajaran tentang kebenaran Yesus Kristus, mereka harus melepaskan semua manusia lama mereka dan mengenakan manusia baru.
Pemahaman akan hal “menanggalkan” dan “mengenakan” inilah yang ditekankan Tuhan melalui pesan-Nya bagi kita. Dan alasan mengapa pemahaman dari analogi tersebut menggunakan kata “menanggalkan” dan “mengenakan” tidak lain untuk menggambarkan seperti layaknya orang yang sedang menanggalkan dan mengenakan pakaian. Suatu pemahaman yang sangat mudah untuk dimengerti, namun sekaligus mengandung makna yang dalam.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Seperti pesan-pesan sebelumnya, di awal tahun 2025 ini Tuhan masih terus mengingatkan terus akan status kita, seperti: Menjadi tanaman Tuhan, Menghadirkan Kerajaan Sorga di Bumi, dan sebagainya. Pesan Tuhan kali ini masih berkisar pada penekanan yang sama, yaitu berjalan dengan mengenakan manusia yang baru. Tidak sedikit orang percaya merasa bahwa ketika ia sudah di dalam Kristus, maka sudah pasti ia mengenakan manusia yang baru. Harusnya memang seperti itu. Namun seiring dengan perjalanan iman orang percaya yang hidup di dunia, tidak sedikit yang mulai mengenakan manusia lama kembali ketika ia tidak menyadari bahwa ia adalah seorang Duta Kerajaan Sorga yang harus selalu mengenakan jubah Kerajaannya. Itulah sebabnya, rasul Paulus memberikan nasihatnya ini kepada jemaat Tuhan di Efesus.
Beberapa prinsip yang harus kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini, sehingga kita paham apa yang dimaksud dengan “mengenakan” manusia baru, di antaranya adalah:
(1). Mengenakan manusia baru adalah tanggung jawab dan keputusan yang harus kita lakukan hari lepas hari.
Efesus 4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
Paulus berulang kali menggunakan analogi “menanggalkan-mengenakan pakaian” ketika ia memerintahkan umat Tuhan untuk mengadopsi suatu cara hidup orang percaya, dengan harapan menjadi mudah dipahami seperti halnya orang berpakaian pada umumnya. Penggunaan analogi ini juga sebetulnya untuk menggambarkan bahwa suatu gaya hidup itu bukanlah sesuatu yang sifatnya permanen. Artinya, hal itu bisa dilepaskan atau diganti seperti halnya orang mengenakan pakaian. Jadi bukanlah sesuatu yang menempel dan tidak bisa ditanggalkan. Sebetulnya ini berbicara tentang masalah membuat keputusan saja.
Begitu pula dengan kehidupan kekristenan, setiap hari dan berulang kali kita harus membuat keputusan untuk memilih apa yang harus kita tanggalkan dan apa yang harus kita kenakan. Kita harus bisa memilih untuk mengenakan cara hidup itu dan memertahankannya. Dan mengapa seharusnya kita bisa melakukan semua itu karena selama ini kita telah sering mendengar tentang Kristus dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus Kristus (ayat 21). Itulah sebabnya, pemuridan itu menjadi hal yang penting dalam kekristenan. Orang percaya yang tidak dimuridkan sulit untuk membuat pilihan-pilihan yang benar.
(2). Mengenakan manusia baru menuntut adanya perubahan radikal dalam gaya hidup orang percaya dari cara dia berperilaku dulu.
Efesus 4:23-24 (23supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, (24) dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
Rasul Paulus pernah hidup dengan cara duniawi. Bahwa betapa dulu ia sangat bangga dengan hal-hal lahiriah yang melekat dengan dirinya, tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan dan kebanggaan baginya, sekarang telah ia anggap rugi karena pengenalan akan Kristus lebih mulia dari apapun (Filipi 3:5-7).
Ketika ia mengalami perjumpaan dengan Yesus dalam perjalanannya ke Damsyik dalam rangka menangkap para pengikut Yesus, matanya sempat menderita kebutaan. Setelah dilayani dan memberikan dirinya untuk dibaptis, beberapa hari kemudian ia mengalami kesembuhan dan sekaligus mengalami perubahan tujuan hidup yang sangat drastis. Ia kemudian menanggalkan hal-hal salah yang selama itu ia lakukan, lalu beberapa hari kemudian ia menjadi seorang yang memberitakan kabar baik tentang Yesus. Luar biasa bukan?
Tanda bahwa seorang percaya telah “mengenakan manusia baru” adalah terjadinya sebuah keputusan untuk berubah sekaligus perubahan tujuan hidup yang radikal. Suatu perubahan yang tidak dapat disangkal lagi oleh siapapun, termasuk oleh orang-orang terdekat sekalipun.
Mari jemaat Tuhan, pengertian “mengenakan manusia baru” itu bukan sesuatu yang terjadi tiba-tiba begitu saja secara pasif tanpa keterlibatan si orang percaya, melainkan karena keputusan si orang percaya hari lepas hari untuk berubah karena telah mendengar kebenaran firman Tuhan. Dan bukan juga terjadi karena semata-mata orang percaya telah berdoa pada Tuhan menantikan Tuhan untuk mengubahnya, namun semua dapat terjadi karena anugerah Tuhan yang disertai dengan kerinduan yang datang dari dalam diri orang percaya itu sendiri. Selamat mengenakan manusia baru!
Tuhan Yesus memberkati!