Kegigihan Adalah Kunci Kemenangan (Pesan Gembala, 5 Januari 2025)

KEGIGIHAN ADALAH KUNCI KEMENANGAN

Nehemia 6:9 Karena mereka semua mau menakut-nakutkan kami, pikirnya: “Mereka akan membiarkan pekerjaan itu, sehingga tak dapat diselesaikan.” Tetapi aku justru berusaha sekuat tenaga.

Perikop ini dimulai dengan ayat 1 yang mengatakan bahwa tembok Yerusalem akhirnya berdiri. Pembangunan sudah hampir selesai, hanya tinggal pintu-pintu gerbang saja yang belum dipasang. Sanbalat dan Tobia, pembenci Nehemia yang sejak semula berusaha menggagalkan dan menghina-hina tembok ini semakin terganggu melihat keberhasilan Nehemia ini.

Mereka dari sejak awal memang sudah mengupayakan berbagai cara untuk menggagalkan pembangunan tembok. Mulai dari mencemooh, menghina, mengintimidasi bangsa Israel yang sedang giat membangun tembok, namun tidak berhasil. Mereka juga menjebak dengan cara mengundang Nehemia berkali-kali untuk menghadiri pertemuan dimana Nehemia akan dibunuh di dalamnya, namun Nehemia selalu terluput karena dia sedang berkonsentrasi dalam pembangunan tembok. Bahkan cara memfitnah Nehemia pun tetap gagal mereka lakukan.

Kegagalan demi kegagalan untuk menjebak Nehemia tidak membuat mereka berhenti mencoba. Strategi berikut yang mereka pakai adalah memakai tipuan nabi untuk bernubuat palsu. Dan inipun gagal. Nehemia tetap memertahankan diri dari segala godaan untuk tidak tunduk dan takut kepada pengancam-pengancamnya.

Nehemia memohon keadilan Tuhan bagi orang-orang yang berusaha membunuh dia dan menggagalkan pekerjaan Tuhan. Ayat 15 ditulis bahwa tembok Yerusalem akhirnya selesai dibangun dalam tempo lima puluh dua hari. Musuh-musuh yang semula menghina usaha ini sekarang menjadi gentar. Sejarah Yerusalem yang sempat mengalami masa jaya di bawah pimpinan Daud sekarang seolah bangkit kembali.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan ingin semangat atau sikap gigih dan pantang menyerah yang ditunjukkan oleh Nehemia dan kaum Israel ini juga dimiliki oleh kita sebagai orang percaya. Memasuki tahun yang baru ini Tuhan mau kita “level-up” atau meningkatkan kualitas semangat kita lebih dari tahun sebelumnya. Artinya, jangan memasuki tahun ini dengan sikap dingin dan lesu, bergeraklah dengan suatu persistensi, karena tahu ada perkataan Tuhan yang penting menyertai kita.

Mengapa kegigihan itu kita perlukan? Lihat saja sikap gigih dan pantang menyerah yang dimiliki oleh para musuh Nehemia yang begitu giat menentang pembangunan tembok Yerusalem. Ini sekaligus merupakan gambaran dari sikap musuh yang kita hadapi yaitu si iblis yang juga sangat menentang umat Tuhan membangun kehidupannya. Artinya, apabila kita sebagai orang percaya hari ini tidak memiliki daya juang yang melebihi “daya juang” si musuh, jelas akan menjadi orang percaya yang tidak berdaya dan kalah. Jangan menjadi orang percaya yang tidak antusias untuk berjuang dalam melakukan apa yang Tuhan percayakan.

Apa yang dimaksud dengan gigih? Gigih itu menurut KBBI adalah tetap teguh pada pendirian, ulet dalam berusaha, pantang menyerah. Bahasa Inggrisnya adalah persistence. Makna gigih atau persisten dalam konteks kisah Nehemia adalah tetap teguh dan pantang menyerah pada tujuan semula sekalipun musuh berusaha melemahkan atau menggagalkan dan terus melakukannya sampai berhasil. Kebalikan dari persisten atau gigih adalah mudah menyerah, mudah berputus asa, apatis, memiliki daya juang yang rendah, ingin cepat melihat hasil, tidak sabar atau tidak tekun.

Beberapa prinsip yang harus kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini, agar menjadi orang-orang yang tangguh atas segala tantangan dan hambatan, di antaranya adalah:

(1). Kegigihan adalah tetap bergerak maju di tengah hambatan karena memiliki tujuan penting yang harus dicapai

Nehemia 6:9 Karena mereka semua mau menakut-nakutkan kami, pikirnya: “Mereka akan membiarkan pekerjaan itu, sehingga tak dapat diselesaikan.” Tetapi aku justru berusaha sekuat tenaga. (NLT.: So I continued the work with even greater determination).

Dari sejak semula, Sanbalat dan kawan-kawannya sudah mengupayakan berbagai cara untuk menggagalkan pembangunan tembok, namun tidak pernah berhasil. Kunci keberhasilan ada pada Nehemia yang berkonsentrasi dan terus giat bekerja membangun tembok karena ia tahu bahwa apa yang ia lakukan adalah perkara penting yang Tuhan percayakan.

Siapapun yang sedang melakukan pekerjaan penting dari Tuhan pasti tidak akan luput dari gangguan si musuh yang akan terus mencoba menghalangi siapapun yang bekerja untuk kepentingan Kerajaan Sorga. Seringkali didapati tidak sedikit orang-orang percaya yang tidak konsisten dan persisten dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Sebentar giat, namun kemudian semangatnya sudah mengendur kembali. Salah satu penyebabnya adalah tidak menganggap apa yang dipercayakan kepadanya tersebut sebagai sesuatu yang penting.

Sadarkah kita bahwa dalam hidup yang kita jalani ini ada “tembok-tembok” yang Tuhan percayakan untuk kita bangun hingga kokoh berdiri, karena itu adalah sesuatu yang penting dan sesuatu yang Tuhan kehendaki. Salah satunya di antaranya adalah “tembok” rumah tangga. Apabila kita mengerti bahwa rumah tangga atau keluarga adalah lembaga dimana Tuhan menyatakan rencana-Nya, maka kita harus terus membangunnya sedemikian rupa, dan tidak akan membiarkan musuh mengganggu dan tidak membiarkan ada sedikitpun batu-batu yang dibiarkan lepas, apabila memang menganggap hal tersebut sebagai hal yang penting.

“Tembok-tembok” yang harus dibangun lainnya adalah membangun hubungan dengan Tuhan, kehidupan doa dan firman, hidup dalam kepenuhan Roh Kudus, berkontribusi bagi bangsa, dan lain-lain. Apabila kita menganggap bahwa hal-hal itu adalah sesuatu yang penting, maka kita mestinya akan terus gigih melakukannya sampai kokoh berdiri bagi kemuliaan nama Tuhan.

(2). Kegigihan adalah tetap bergerak maju sekalipun tidak banyak orang yang mendukung

Nehemia 6:12-14 (12) Karena kuketahui benar, bahwa Allah tidak mengutus dia. Ia mengucapkan nubuat itu terhadap aku, karena disuap Tobia dan Sanbalat. (13) Untuk ini ia disuap, supaya aku menjadi takut lalu berbuat demikian, sehingga aku berdosa. Dengan demikian mereka mempunyai kesempatan untuk membusukkan namaku, sehingga dapat mencela aku.

Terkejut hati Nehemia ketika mengetahui bahwa orang yang seharusnya berada di pihaknya, seperti nabi Semaya dan nabi-nabi lainnya yang disebut pada ayat 14, yang selayaknya memberikan dorongan dari sisi rohani kepada umat Tuhan agar pembangunan tembok dapat selesai, ternyata lebih tertarik pada suap dari musuh sehingga rela bernubuat palsu untuk menjebak Nehemia. Sehingga Nehemia berkesimpulan bahwa begitu banyak musuh-musuh yang berusaha untuk menggagalkan pembangunan tembok. Yang tersisa hanyalah dirinya dan orang-orang yang masih giat bekerja.

Dari sini kita dapat melihat bahwa untuk keberhasilan terjadinya pembangunan “tembok” yang Tuhan percayakan tidak perlu dibutuhkan terlalu banyak orang untuk terlibat di dalamnya. Yang dibutuhkan adalah cukup orang-orang yang mau menangkap tujuan Tuhan, orang-orang yang mau bersehati untuk suatu tujuan yang benar, dan melakukannya dengan konsisten dan persisten.

Mari jemaat Tuhan, kita belajar menyelaraskan cara pandang kita dengan cara pandang Tuhan. Apabila Tuhan menganggap bahwa apa Ia percayakan kepada kita adalah sesuatu yang besar dan penting, maka biarlah kita juga memandangnya dengan cara pandang yang sama dengan Tuhan tersebut. Sehingga ketika kita memiliki cara pandang yang sama, maka seharusnya kita mengerjakan apa yang Tuhan anggap sebagai besar dan penting tersebut dengan penuh kegigihan, sehingga apapun halangan, tantangan atau gangguan musuh sekalipun itu tidak akan menjadikan kita mengendur dan berhenti. Selamat berjuang!

Tuhan Yesus memberkati!

Kegigihan Adalah Kunci Kemenangan (Pesan Gembala, 5 Januari 2025)

| Renungan Harian |
About The Author
-