JANGAN MENCOBAI TUHAN ALLAHMU
Matius 4:5-7 (5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, (6) lalu berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” (7) Yesus berkata kepadanya: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”
Matius 4 dimulai dengan narasi, setelah dibaptis, Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah iblis dan berkata kepada Yesus agar mengubah batu menjadi roti. Tetapi Yesus menjawab bahwa Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah. Itulah pencobaan yang pertama.
Kemudian iblis membawa Yesus ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu disuruhnya menjatuhkan diri ke bawah. Ini merupakan pencobaan yang kedua yang dilancarkan iblis terhadap Yesus, sekaligus pula menjadi dua pesan Tuhan selama dua minggu berturut-turut yang seharusnya ditangkap umat Tuhan bahwa ini merupakan peringatan dari Tuhan agar berhati-hati, karena si iblis sedang berusaha mencobai umat-Nya ini dengan pencobaan yang sama dengan yang dialami Yesus pada waktu itu.
Secara keseluruhan Matius 4 mencatat bahwa ada tiga area yang dilakukan iblis dalam mencobai Yesus, yaitu keinginan daging (area perut), keangkuhan, dan kekuasaan. Dari zaman dulu hingga zaman sekarang, kurang lebih selalu tiga area inilah yang selalu iblis gunakan untuk mencobai umat manusia.
Berkaitan dengan pencobaan kedua, menurut catatan Talmud Yahudi, di puncak bubungan Bait Allah, setiap pagi seorang imam akan berdiri dengan terompet di tangannya, menunggu fajar pertama. Saat fajar menyingsing, ia akan meniup terompet untuk memberi tahu umat bahwa hari baru telah dimulai dan waktu kurban pagi telah tiba. Namun apa hubungannya dengan pencobaan Yesus yang kedua ini?
Prinsipnya sama, seperti para imam mengumumkan fajar yang baru telah tiba dengan meniup terompet dari atas bubungan untuk kurban persembahan, iblis menghendaki Yesus dari atas bubungan Bait Allah melakukan hal yang sama, yaitu “mengumumkan” bahwa inilah waktunya seorang Mesias telah tiba. Dan Mesias ini akan melakukan suatu tindakan yang spektakuler, yaitu dengan terjun dari sudut yang paling tinggi dan mendarat dengan aman di bawah, karena ada malaikat yang Bapa di sorga memerintahkannya. Dimana iblis berharap nanti semua orang akan mengelu-elukan Yesus sebagai Mesias yang hebat, padahal belum saatnya.
Tujuannya adalah agar rencana pengorbanan Yesus sebagai “Allah yang turun ke dunia dalam rupa manusia biasa” untuk kemudian disiksa, didera, dan mati menderita terpaku di kayu salib tidak perlu terwujud. Dengan alasan Bapa di sorga terlalu mengasihi-Nya sehingga Yesus tidak perlu luka dan menderita. Artinya, iblis melalui pencobaan kedua ini ingin menggagalkan rencana Kerajaan Sorga untuk karya penebusan Yesus di kayu salib.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan mau agar, di tengah situasi hari-hari yang tidak mudah ini, kita mewaspadai adanya pencobaan serupa ditujukan kepada umat-Nya sebagai orang percaya. iblis paham bahwa momen yang paling tepat untuk melancarkan pencobaan adalah ketika melihat keadaan sedang tidak baik-baik saja (dalam berbagai hal). Sama seperti ketika iblis melihat Yesus sedang mengalami rasa lapar lalu mencobai-Nya. Tujuannya, adalah agar penggenapan rencana Tuhan dalam hidup orang percaya menjadi tidak terlaksana. Tuhan mau umat Tuhan agar bertindak hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang Tuhan perintahkan supaya perjalanan umat-Nya berhasil.
Seperti apa jenis pencobaan yang iblis akan lakukan terhadap orang percaya? Yang pertama, sebagaimana iblis menghendaki agar Yesus melakukan “jalan pintas,” yaitu tidak perlu mengalami jalan penderitaan, demikian pula iblis ingin orang percaya terbiasa untuk melakukan “jalan pintas.”
Yang kedua, bubungan Bait Allah tempat dimana iblis mau menjadikan Yesus sebagai “pengumuman” akan kehebatan-Nya mau dipakai pula untuk mendorong umat Tuhan agar menjadi sombong akan kehebatan dirinya melalui berbagai sarana “pengumuman” aktualisasi diri yang tidak tepat.
Oleh sebab itu, apa yang harus kita lakukan agar iblis tidak dapat seenaknya mencobai kita sebagai orang percaya dan jangan pula kita sebagai orang percaya malah turut mencobai Tuhan? Beberapa di antaranya adalah:
(1). Berpeganglah pada tuntunan Tuhan, jangan memanfaatkan kebaikan Tuhan
Matius 4:6 lalu berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.”
Yesus tidak mau iblis menyuruh diri-Nya hanya gara-gara ada firman Tuhan yang dikutipnya dari Mazmur 91 yang mengatakan bahwa apabila Yesus mau menjatuhkan diri ke bawah, maka Bapa Sorgawi akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk menatang di atas tangan mereka. Yesus tidak mau dikendalikan seperti itu.
Betul bahwa firman Tuhan itu berkuasa, perkataan Tuhan itu hidup dan luar biasa, dan betul bahwa ketika Mazmur menuliskan Tuhan mampu memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk menatang dengan tangannya bagi siapapun orang percaya yang jatuh, Ia mampu melakukannya. Hanya saja, Yesus tidak akan bertindak apabila Bapa Sorgawi tidak memerintahkan-Nya untuk melakukan hal tersebut.
Tuhan mau kita juga bertindak hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan Tuhan. Bertindak hati-hati adalah Shamar yang artinya menjaga, mengawasi, memerhatikan dengan saksama. Betulkah ini seperti yang dimaksudkan Tuhan? Seringkali orang percaya melakukan sesuatu tindakan dengan dasar bahwa apa yang ia lakukan adalah benar menurut pandangan pribadinya. Hati-hati iblis akan mendorong orang percaya untuk melakukan sesuatu yang tidak Tuhan perintahkan.
(2). Berpeganglah pada janji Tuhan, jangan mudah ragu ketika keadaan terlihat sukar
Matius 4:7 Yesus berkata kepadanya: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”
Firman yang Yesus kutip ini diambil dari Ulangan 6:16 yang berbunyi: “Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu, seperti kamu mencobai Dia di Masa.” Apa sebetulnya yang terjadi di Masa pada waktu itu?
Peristiwa di Masa adalah peristiwa yang tercatat di kitab Keluaran 17:1-3 ketika bangsa Israel belum terlalu lama keluar dari Mesir. Tibalah mereka di suatu daerah yang bernama Rafidim (kelak bernama Masa). Berkemahlah bangsa Israel di sana. Namun ternyata di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu. Seperti biasa, mulailah mereka bersungut-sungut kepada Musa dengan mengeluarkan perkataan-perkataan yang tidak pantas. Di situlah Musa berkata kepada bangsa Israel dengan berkata: Mengapakah kamu mencobai TUHAN?” (Ayat 2).
Apa hubungannya keadaan tidak ada air, bersungut-sungut pada Musa, dengan mencobai Tuhan? Ternyata tindakan bersungut-sungut meragukan Tuhan, meragukan sebuah kepemimpinan yang Tuhan percayakan di saat menghadapi kesulitan adalah sebuah tindakan mencobai Tuhan. Harusnya bangsa Israel menyadari bahwa keluarnya mereka dari tanah Mesir, lalu berjalan dalam pimpinan Tuhan menuju Tanah Perjanjian itu sudah merupakan satu paket dengan pemeliharaan Tuhan sepanjang perjalanan.
Hari-hari ini, apapun keadaan tidak mudah yang mungkin sedang dialami, jangan sekali-sekali meragukan janji Tuhan. Ada oknum bernama iblis akan selalu berbisik mengipas-ngipasi orang percaya agar mulai sangsi dengan yang namanya perkataan atau janji Tuhan. Ketika orang percaya mulai termakan perkataan si iblis, lalu terbawa ragu akan pemeliharaan Tuhan, sebetulnya ia sedang mencobai Tuhan.
Oleh sebab itu, mari umat Tuhan, bersyukur untuk pesan demi pesan yang senantiasa Tuhan berikan. Bukti bahwa Tuhan menyertai dan memerhatikan umat-Nya. Hati-hati dalam menyikapi apapun keadaan yang sedang dihadapi (baik itu keadaan finansial, keadaan kesehatan, keadaan hubungan keluarga yang mungkin sedang digumulkan, dan lain-lain), karena si iblis akan turut “bermain” dan berbisik di dalamnya.
Apabila iblis terus menerus menggunakan strategi tipuan yang sama terus, kini saatnya orang percaya harus “level up,” yaitumembangundan meningkatkan diri lebih lagi kepada pengenalan akan Tuhan. Jangan mau termakan terus dengan dusta dan pencobaannya yang itu-itu saja.
Tuhan Yesus memberkati!
