Gerakan Kepemimpinan (Leadership Movement) (Pesan Gembala, 27 Oktober 2019)

GERAKAN KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP MOVEMENT)

Yosua 24:15 Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!”

Krisis adalah situasi genting yang mengguncangkan hidup dan dan memaksa manusia untuk mengubah hidupnya secara drastis. Beberapa contoh krisis yang dapat menimpa hidup manusia adalah terpaan sakit penyakit, kecelakaan, bencana alam, tindak kejahatan, dan lain sebagainya. Namun ada satu krisis yang seringkali kehadirannya tidak disadari, tetapi berdampak tidak kalah besarnya dengan krisis-krisis lainnya. Namanya adalah krisis kepemimpinan. Ketiadaan pemimpin atau ketidak-berfungsian seorang pemimpin sesungguhnya adalah sama dengan hadirnya sebuah bencana.

Pemimpin tidak dilahirkan, namun dibentuk. Meskipun ungkapan ini seringkali menjadi bahan perdebatan, namun biar bagaimanapun proses menjadi seorang pemimpin menentukan kualitas dari pemimpin tersebut. Seseorang bisa saja menjadi pemimpin karena pembentukan, jika ia memiliki keinginan yang kuat, sekalipun ia tidak dilahirkan sebagai seorang pemimpin. Ia bisa menjadi seorang pemimpin yang efektif.

Pemimpin yang baik mengembangkan dirinya melalui proses tiada henti baik dalam belajar mandiri, pendidikan, pelatihan, pengalaman dan ketaatan. Kualitas pemimpin terlihat pada saat ia merespon setiap kejadian yang terjadi kepadanya. Yosua adalah contoh seorang pemimpin Israel yang tidak terjadi secara instan. Kepemimpinannya teruji dengan waktu dan kesetiaannya ketika mengikuti Musa, pendahulunya. Dikemudian hari, pada saat Yosua menggantikan Musa, disitulah terlihat kualitas kepemimpinannya.

Kepemimpinan Yosua tidak muncul secara tiba-tiba. Proses kehidupan, membuat Yosua bertumbuh sebagai pribadi yang harus siap dalam mengambil keputusan ketika ada permasalahan yang menimpa hidupnya. Keputusan-keputusan yang diambil Yosua pada saat menghadapi tantangan dan permasalahan hidup, menjadikan Yosua kaya akan pengalaman dan juga hikmat.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Melalui pesan-Nya ini Tuhan memerintahkan kita untuk melakukan “gerakan kepemimpinan” atau “leadership movement” di seluruh lingkup kehidupan kita. Entahkah di kehidupan gereja, keluarga, sosial, maupun di market place. Sesuatu yang menarik bukan? Tentunya bukan tanpa sebab Tuhan memerintahkan kita untuk melakukan hal ini. Kepemimpinan yang benar, yang mau melakukan kehendak Tuhan, telah menjadi sesuatu yang langka hari-hari ini. Krisis kepemimpinan ilahi sedang terjadi! Dan kita tahu, bahwa Tuhan selalu mencari seorang pemimpin yang berkualitas terlebih dahulu sebelum ia memercayakan sesuatu yang besar. Apabila kita rindu sesuatu yang besar dipercayakan Tuhan kepada kita, persiapkan diri kita dan orang-orang di sekeliling kita sebagai pemimpin-pemimpin yang Tuhan maksud.

Beberapa prinsip kepemimpinan yang perlu kita pahami, di antaranya adalah:
(1). Kepemimpinan dimulai dari dalam diri kita sendiri atau lingkup terkecil terlebih dahulu.

Yos. 24:15 … Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!”

Di Alkitab pernah terjadi zaman keemasan, yaitu zaman dimana seluruh bangsa Israel tidak ada yang terkecuali, semuanya menyembah kepada Allah yang sama dan Allah yang hidup. Apa yang membuat seluruh bangsa Israel menyembah kepada Allah yang benar di zaman tersebut? Penyebabnya adalah keputusan besar dari seorang pemimpin sekaligus kepala keluarga yang bernama Yosua yang mengambil komitmen untuk mengajak isteri dan anak-anaknya untuk bersama-sama beribadah dan melayani Tuhan.

Perhatikan ketegasan Yosua dalam ayat tetsebut. Pernyataan tersebut diucapkan Yosua di depan seluruh bangsa Israel, sebagai tekad dan kemantapan imannya yang tidak bisa ditawar-tawar. Yosua, sebagai seorang kepala keluarga mengetahui dengan jelas tanggung jawabnya untuk memimpin seisi keluarganya untuk setia beribadah kepada Tuhan. Dan semua itu dimulai dari dalam diri pribadinya sendiri untuk memulai menjalin hubungan dengan Tuhan.

Ketegasan dan komitmen Yosua ini seharusnya menjadi teladan bagi para orang tua, khususnya setiap kepala keluarga untuk memimpin seisi keluarganya bukan saja sekedar bisa membawanya ke tempat ibadah, namun memberikan teladan yang benar bagi setiap anggota keluarga ke dalam pengenalan akan Kristus.

(2). Kepemimpinan adalah kemampuan untuk melihat jauh ke depan.

Yos. 24:20 Apabila kamu meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada allah asing, maka Ia akan berbalik dari padamu dan melakukan yang tidak baik kepada kamu serta membinasakan kamu,…

Yosua memberikan pilihan kepada seluruh bangsa Israel apakah mereka mau menyembah allah asing atau menyembah Allah satu-satunya yang hidup seperti yang ia sembah. Yosua memeringatkan kepada seluruh bangsa dampak apa yang akan terjadi apabila mereka tidak menyembah Tuhan dan berkat apa yang akan mereka nikmati apabila menyembah Tuhan yang benar. Yosua mampu melihat jauh ke depan apa yang akan Tuhan lakukan di hari-hari ke depan. Di dalam berbagai kesempatan, Yosua sudah membuktikan bahwa Tuhan sudah menyatakan terlebih dulu kepadanya apa yang akan Tuhan lakukan di hari-hari ke depan.

Seorang pemimpin yang benar adalah seorang yang memiliki visi jauh ke depan, yaitu pandangan Tuhan untuk menjadi seperti apa umat-Nya kelak di kemudian hari (what God wants them to be). Berbekal visi tersebut maka ia mulai menuntun umat Tuhan hari lepas hari ke arah tujuan yang Tuhan kehendaki. Tanpa visi yang benar tidak mungkin ia bisa mencapai apa yang dituju. Kejelasan visi akan memungkinkan seorang pemimpin menjadi percaya dan yakin dalam memimpin umat Tuhan sekalipun masalah menghadang. Demikian pula di dalam keluarga, visi apa yang telah kita tetapkan bagi seluruh anggota keluarga kita? Ataukah memilih untuk berjalan mengalir sekehendaknya. Tidak ada visi tanpa keterhubungan dengan Tuhan.

Mari jemaat Tuhan, tangkap baik-baik pesan ini dan persiapkan diri kita dan anggota keluarga kita sungguh-sungguh untuk menjadi pemimpin-pemimpin yang berkenan di mata Tuhan. Alkitab sudah membuktikan di dalam berbagai peristiwa, bahwa kegerakan besar selalu dimulai dari dipilihnya seorang pemimpin terlebih dulu. Selamat memersiapkan diri!

Tuhan Yesus memberkati!

Gerakan Kepemimpinan (Leadership Movement) (Pesan Gembala, 27 Oktober 2019)

| Warta Jemaat |
About The Author
-