FOKUS DENGAN TUNTUNAN TUHAN, JANGAN BIARKAN MUSUH MENDISTRAKSINYA
1 Samuel 24:4 Lalu berkatalah orang-orangnya kepada Daud: “Telah tiba hari yang dikatakan TUHAN kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.” Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam.
Kisah tentang Daud dikejar-kejar oleh Saul hendak dibunuh dimulai ketika Daud berhasil mengalahkan Goliat. Ini merupakan berita yang menggemparkan sekali pada waktu itu. Seorang anak muda dapat mengalahkan seorang raksasa yang sangat ditakuti.
Ini merupakan cara Tuhan dalam meninggikan hidup Daud, seorang penggembala kambing domba diurapi oleh Tuhan untuk suatu hari kelak menjadi raja atas bangsa Israel.
Setelah Daud mengalahkan Goliat, mulailah ia bekerja bagi kerajaan Israel sebagai kepala bagi prajurit-prajurit Saul. Daud disertai Tuhan, sehingga sebagai seorang kepala prajurit ia banyak sekali mengalahkan orang-orang Filistin. Itulah sebabnya, tidak sedikit yang menyambut Daud sebagai pahlawan bagi Israel. Para wanita menyambut Daud dengan nyanyian: “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.” Dan lagu ini membuat Saul kesal. Mulai saat itu ia membenci Daud dan hendak membunuhnya di dalam berbagai kesempatan.
Saul mengejar kemanapun ia mendengar dimana Daud berada. Peristiwa di atas adalah ketika Saul mendengar Daud sedang berada di En-Gedi. Maka bersama dengan tiga ribu prajurit Saul menuju ke sana. Tiba di sebuah gua Saul hendak membuang hajat, tepat dimana Daud dan orang-orangnya berada di bagian belakang gua itu. Lalu orang-orangnya berkata kepada Daud bahwa inilah saat yang tepat untuk membunuh Saul. Tetapi Daud tidak membunuhnya, melainkan hanya memotong punca jubah Saul.
Apabila kita melihat dari perspektif yang lain, yaitu sisi spiritual rancangan Tuhan, perburuan Saul terhadap Daud sudah bukan semata-mata tentang pengejaran seorang raja terhadap prajuritnya, namun tentang bagaimana musuh (si iblis) berusaha menggagalkan rencana Kerajaan Sorga agar seorang percaya tidak mencapai tujuan Tuhan. Iblis ingin keputusan Tuhan yang hendak menjadikan Daud sebagai raja atas Israel harus gagal, karena mereka tahu akan sehebat apa kelak Daud ini.
Demikian pula halnya dengan kita sebagai orang percaya. Kita harus menyadari bahwa Tuhan punya rencana luar biasa atas hidup kita, dan ada oknum yang sangat berkeberatan kalau sampai rancangan Tuhan digenapi dalam hidup kita. Apabila kita tahu bahwa kerajaan kegelapan tidak menyukai rancangan Tuhan tergenapi dalam hidup kita, maka ia bisa memakai siapapun untuk menjadi alat kepanjangan tangannya. Bisa memakai teman, orang tua, pasangan, anak-anak, dan lain-lain.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Musuh sangat menyadari apabila dalam hidup setiap orang percaya terdapat rencana Tuhan yang luar biasa. Sama seperti ketika musuh melihat Daud, seorang anak muda dimana mereka tahu kalau Tuhan punya rencana besar dalam hidupnya, yaitu menjadi raja bagi bangsa Israel. Maka musuh akan berusaha untuk menggagalkannya. Ia akan berusaha untuk menghancurkannya.
Paling sedikit musuh memiliki dua strategi dalam menggagalkan rencana Tuhan dalam hidup orang percaya yaitu distraction dan discouragement (mengalihkan perhatian dan mematahkan semangat). Musuh akan mendistraksi orang percaya agar hancur, atau ia akan mematahkan semangat orang percaya supaya menyerah.
Musuh akan sangat senang sekali kalau orang percaya tidak menyadari kalau di dalam dirinya ada rencana Tuhan yang luar biasa, tidak tahu panggilannya, tidak memiliki visi Tuhan, tidak tahu tuntunan Tuhan. Namun seandainya orang percaya sadar akan adanya rencana Tuhan dalam dirinya, maka musuh pun akan berusaha untuk menyetopnya. Jika musuh tidak dapat menyetop hidup orang percaya dari rencana Tuhan, ia akan membuatnya menjadi patah semangat agar menyerah. Jika orang percaya tidak menyerah, maka musuh akan mencoba mendistraksinya. Itulah sebabnya, penting agar kita untuk tetap waspada agar kita tidak menjadi mangsa dari strategi si musuh.
Mendistraksi atau mengalihkan perhatian dapat berarti banyak hal, seperti membawa atau menarik pikiran seseorang dari fokus yang benar kepada fokus yang lain, membelokkan diri dari jalur yang seharusnya karena adanya halangan, berfokus pada masalah yang dihadapi sehingga melambat dan berhenti berlari, tergoda untuk menggunakan cara yang lain, karena merasa dapat mencapai tujuan dengan lebih mudah meskipun salah.
Beberapa prinsip yang harus kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini agar kita tidak menjadi orang-orang percaya yang mudah terdistraksi oleh apapun yang dilakukan si jahat. Di antaranya adalah:
(1). Memahami bahwa Tuhan memiliki waktu penggenapan-Nya sendiri bagi masing-masing kita.
1 Samuel 24:4 Lalu berkatalah orang-orangnya kepada Daud: “Telah tiba hari yang dikatakan TUHAN kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.” Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam.
Apabila Daud bukanlah seorang yang bersekutu intim dengan Tuhan, maka tawaran anak buahnya untuk membunuh Saul merupakan tawaran yang menarik karena menyangka bahwa memang inilah cara Tuhan di dalam menggenapi rencana-Nya bagi Daud untuk segera menjadi raja.
Daud sadar bahwa ada waktu Tuhan di dalam membawa dirinya untuk mencapai apa yang Tuhan telah janjikan kepadanya, namun bukan dengan cara menjadi seorang pembunuh. Apalagi bagi Daud, Saul dianggap sebagai seorang yang diurapi Tuhan yang dipercaya Tuhan untuk memimpin bangsa Israel. Perkara Saul sudah tidak berkenan di mata Tuhan, itu perkara Saul dengan Tuhan.
Apabila kita melihatnya dalam perspektif yang lain, yaitu sisi spiritual rancangan Tuhan, ketika musuh gagal terus untuk menyetop seseorang dari tujuan Tuhan (Saul yang berusaha untuk membunuh Daud), maka musuh akan menggunakan cara yang lain, yaitu mendistraksi orang percaya tersebut untuk tergoda menggunakan cara yang salah demi mencapai tujuan.
(2). Memahami bahwa tantangan yang kita hadapi adalah cara Tuhan sedang memersiapkan kita
1 Samuel 24:6-7 (6) lalu berkatalah ia kepada orang-orangnya: “Dijauhkan TUHANlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN.”
Dengan berkatanya Daud seperti ini, bukankah sebetulnya ia sendiri yang sedang membuat proses naiknya ia sebagai raja akan semakin lama? Bagi Daud fokus pengiringannya adalah bukan keinginannya untuk cepat menjadi raja. Fokusnya adalah tentang Tuhan. Ia tahu bahwa ada cara dan waktu Tuhan di dalam menaikkan seseorang atau membawanya masuk ke wilayah yang Tuhan janjikan.
Apa yang seringkali membuat orang percaya kecewa terhadap Tuhan dan menyangka bahwa Tuhan lalai menepati janji-Nya? Ketika orang percaya tersebut memiliki agenda pribadi, atau keinginan pribadi dengan berharap Tuhan harus menggenapi keinginannya. Ingat, bukan keinginan si orang percaya yang harus digenapi, namun keinginan Tuhan.
Apabila orang percaya hanya terpatok kepada keinginannya yang harus Tuhan genapi, maka sulit baginya untuk melihat bahwa betapa Tuhan sebenarnya sedang membukakan hal-hal baru bagi dirinya. Sehingga visi dimana Tuhan berjanji untuk membawa umat-Nya memasuki wilayah yang Ia janjikan seperti tidak terlihat nyata. Kalau pun hari ini mungkin perjalanan terasa tidak mudah, percayalah bahwa Tuhan sedang memersiapkan diri umat-Nya dan mengajak untuk berjalan lebih dekat.
Mari jemaat Tuhan, tetap percaya bahwa rancangan Tuhan sedang digenapi dalam hidup kita. Seperti Tuhan sedang membawa Daud ke tujuan-Nya. Ada masa penggenapan terlihat seperti begitu jauh, namun ingat, bukan artinya Tuhan jauh dari kita. Bagian kita adalah tetap melekat dan bernyala-nyala selalu dalam Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati!