Engkau adalah Putera Kerajaan (Pesan Gembala, 19 Oktober 2025)

ENGKAU ADALAH PUTERA KERAJAAN

Filipi 4:1 Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!

Ada satu predikat yang menarik yang rasul Paulus sematkan kepada jemaat Filipi, yaitu ketika ia memanggil jemaat Filipi dengan sebutan mahkotaku (Yun. Stephanos), yang berarti  orang yang disematkan badge Kerajaan; memakai mahkota. Penyebutan ini bukan sekedar pujian semata-mata, namun panggilan yang mengingatkan siapa diri mereka di hadapan Tuhan.

Bukti bahwa rasul Paulus memandang jemaat Filipi bukan lagi semata-mata sebagai orang-orang dunia yang telah menjadi percaya di dalam Kristus, namun lebih dari pada itu, yaitu sebagai warga Kerajaan Sorga (Flp 3: 20) yang selayaknya tampil membawa gaya hidup dan identitas yang berbeda dengan orang-orang yang tinggal di dunia pada umumnya.

Tentu ada alasan mengapa sampai rasul Paulus memberikan predikat “putera Kerajaan” atau “warga Kerajaan” kepada jemaat Filipi. Awalnya, jemaat Filipi pada waktu itu sedang dalam keadaan goyah dan kebingungan dalam iman. Mereka harus melihat kenyataan suatu perbandingan antara kelompok-kelompok orang percaya palsu yang “menjual” Injil dalam nama Kristus dengan kelompok pemercaya yang begitu mencintai Tuhan.

Kelompok yang “menjual” Injil tersebut tampak hidupnya begitu mudah dan berhasil. Sebaliknya, mereka melihat anak-anak Tuhan yang mencintai Tuhan seperti rasul Paulus justru menghadapi banyak problema. Seolah-olah yang mencintai Tuhan, yang mengutamakan kepentingan Tuhan sepertinya tidak dipelihara.

Rasul Paulus meneguhkan hati jemaat itu untuk tidak melihat perbandingan dari hal-hal yang tampak lahiriah. Karena seperti itulah cara warga dunia memikat orang-orang untuk menjadi pengikutnya. Padahal mereka tidak tahu seperti apa hasil akhir dari orang-orang yang demikian. Sedangkan bagi mereka yang sungguh-sungguh di dalam Kristus, para warga Kerajaan Sorga, ada kepastian yang luar biasa bagi mereka yang menanti-nantikan kedatangan Kristus kali yang kedua (3:20-21).

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan kembali mengingatkan akan siapa jati diri kita di tengah dunia yang kita tinggali untuk sementara ini. Betul bahwa kita secara jasmani lahir di Indonesia dan memeroleh kewarganegaraan Indonesia, namun di dalam Kristus kita yang sudah dilahirkan baru sudah bukan lagi berasal dari dunia lagi melainkan berasal dari Sorga, dimana kewargaan kita adalah di dalam sorga.

Sebagai warga Kerajaan Sorga, seharusnya kita sudah tidak lagi bersikap menjadi serupa dengan dunia ini. Kita bersyukur untuk apa yang pesan Tuhan katakan. Apabila tidak diingatkan, orang percaya bisa saja terbawa kembali seperti orang dunia, berpikir secara dunia, kuatir seperti orang dunia, dan sebagainya. Kita tentu pernah mendengar istilah: Jangan menghadirkan dunia ke dalam gereja, melainkan hadirkanlah Sorga di tengah dunia. Jangan sampai gereja menjadi pembuat masalah, bukan pemulih masalah.

Beberapa hal yang perlu kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini agar tetap teguh sebagai putera-putera Kerajaan Sorga, di antaranya adalah:

(1). Menjadi pribadi yang membawa misi Kerajaan Sorga

Filipi 4:1 Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, …

Cara pandang yang salah tentang status diri seringkali memengaruhi seseorang di dalam bertindak. Orang yang menyadari dirinya adalah bagian dari Kerajaan Sorga selayaknya tidak akan lagi mencemari dirinya dengan hal-hal yang berasal dari dunia. Jemaat Filipi sempat bereaksi salah ketika melihat orang-orang yang mengaku sebagai pemberita Injil Kristus, namun menjalani kehidupan yang sangat berbeda.

Bersyukur untuk surat yang ditulis oleh rasul Paulus. Orang yang tidak menyadari status kerajaannya akan mudah terbawa untuk tergiur dengan apa yang ditawarkan oleh dunia dan bereaksi seperti warga dunia pada umumnya.

Sebaliknya, sebagai warga Kerajaan Sorga, justru orang percaya harus berani menyatakan diri bagaimana seharusnya bersikap di tengah dunia yang memiliki berbagai ragam standar. Ada misi Kerajaan yang harus dijalankan sementara menjalani kehidupan di bumi. Menyelesaikan seluruh rangkaian pertandingan dan memenangkannya hingga mencapai garis akhir. Pelari pada masa itu yang memenangkan pertandingan akan dikenakan mahkota yang terbuat dari daun (Yun. Stephanos). Hal seperti itu yang akan dikenakan Tuhan pada umat-Nya.

(2). Menjadi prajurit yang tetap berdiri teguh dalam Tuhan

Filipi 4:1 Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!

Surat yang ditulis rasul Paulus kepada jemaat di Filipi ini bukan semata-mata surat yang berisi nasihat dari orang tua rohani kepada anak-anaknya agar tetap teguh di tengah goncangan. Namun sesungguhnya surat ini lebih berisi surat perintah dari seorang komandan yang ditujukan kepada para prajurit-prajuritnya yang sedang berada di medan peperangan.

Kalimat “berdiri teguh”(Yun. steko) adalah perintah yang biasa digunakan seorang komandan terhadap prajurit-prajurutnya untuk tidak boleh menyerah, harus tetap kuat, dan harus tetap tegak sekalipun berada di medan peperangan yang keras. Bagaimana harus bersiap siaga dan waspada mengingat musuh yang tidak segan-segan untuk melukai bahkan membinasakan mereka.

Tidak sedikit orang percaya membiarkan dirinya “terkena tembak” dengan membiarkan dirinya berada dalam keadaan kecewa, pahit hati, benci, jenuh, dan sebagainya lalu menganggap hal-hal demikian adalah hal yang lumrah dialami orang percaya. Padahal siapapun prajurit apabila ia berada dalam keadaan “tertembak” demikian, ia harus segera dibalut dan diobati lukanya agar bisa kembali efektif berfungsi. Jika tidak, ia akan terus bergerak dengan luka yang semakin besar, membuat orang lain menjadi luka, dan akhirnya berujung pada kematian rohani bagi dirinya.

Mari umat Tuhan, bersyukur untuk pesan Tuhan yang kembali mengingatkan akan siapa jati diri kita yang seharusnya di dalam Tuhan, dan bagaimana selayaknya kita harus bersikap di tengah dunia yang memiliki standarnya sendiri. Ketika orang percaya tidak lagi tegas berjalan sungguh-sungguh di dalam Kristus, ia hanya akan jadi sasaran tembak yang empuk bagi musuh. Gagalnya seorang prajurit menjaga dirinya, mengakibatkan gagalnya sebuah misi dari pemerintah pusat yang dipercayakan kepadanya.

Tuhan Yesus memberkati!

Engkau adalah Putera Kerajaan (Pesan Gembala, 19 Oktober 2025)

| Warta Jemaat |
About The Author
-